Laporkan Masalah

Status Ontologis Universalia Semantik Bahasa Sehari-hari dalam Perspektif Realisme Linguistik

ANDREA NURROSA KHALIS, Prof. Drs. M. Mukhtasar S., M.Hum., Ph.D.; Dr. Rizal Mustansyir, M.Hum.

2022 | Skripsi | S1 FILSAFAT

Realitas diasumsikan sarat akan bahasa dan, karenanya, manusia dapat memahami realitas via bahasa. Studi ilmu linguistik dihadapkan pada masalah metafisis. Kaburnya pemahaman mengenai apa itu bahasa sehari-hari memicu perdebatan dan alih basis pemahaman filosofis dalam linguistik. Satu tema yang berulang adalah pencarian hakikat bahasa sehari-hari dengan mencari ketunggalan yang menjelaskan fenomena kemenjadian bahasa. Namun, apakah ketunggalan tersebut, di antara keberagaman bahasa sehari-hari, eksis? Penelitian ini bertujuan untuk (1) mengelaborasi status ontologis bahasa sehari-hari dan, dengannya, mengetahui hakikat universalia yang terdapat pada bahasa sehari-hari; (2) memberikan gambaran mengenai ketunggalan pada bahasa sehari-hari dalam sudut pandang realisme linguistik; dan (3) menemukan fondasi filosofis universalia realisme linguistik. Kajian kepustakaan dipilih sebagai lini kerja utama penelitian ini. Penelitian ini melibatkan inventarisasi dan kategorisasi data, klasifikasi data hasil pilahan, dan analisis yang menyangkut proses deskripsi, interpretasi, komparasi, dan heuristika. Penelitian ini berpusat pada ulasan ilmu linguistik mengenai universalia sebagai perupa realitas linguistik dengan realisme dalam konteks linguistik sebagai objek formal. Tiga kesimpulan utama ditunjukkan penelitian ini. Pertama, tidak ditemukan, sepanjang sejarah linguistik, satu gagasan hakikat bahasa sehari-hari yang jelas sehingga penjelasan definitif mengenai apa itu bahasa sehari-hari berubah-ubah sesuai dengan basis ontologi yang dianut. Oleh karena itu, gagasan mengenai universalia dilihat dalam bangun yang beragam. Kedua, realisme linguistik, sebagai salah satu bagian dari perkembangan ilmu linguistik, memandang universalia eksis sekadar sebagai eksplanandum. Ketiga, universalia yang dipandang realisme linguistik tidak merujuk pada totalitas seluruh bahasa sehari-hari dan keberadaannya hanya sekadar eksplanandum ketunggalan. Hasil tersebut memberi pengetahuan bahwa ketunggalan dalam semesta ragam bahasa sehari-hari yang hampir infinit dapat diasumsikan semu dan, karenanya, menunjukkan landasan ontologis yang masih kabur. Oleh karena hal tersebut, ilmu linguistik dipahami masih berdiri pada pondasi yang belum kuat dan, jika bahasa diasumsikan sebagai prima philosophia, manusia masih belum paham realitas yang dihidupinya.

Reality is presumed to be language-laden. Therefore, humans are able to comprehend reality via language. The study of linguistics has been challenged by metaphysical concerns. The vague understanding of what ordinary language is has sparked debate and led to a shift in the basis of philosophical understanding of linguistics. One recurring theme is the search for the nature of ordinary language by looking for a singularity that explains the phenomenon of language occurrence. But does such universality, amongst the diversity of ordinary language, exist? This study aims (1) to elaborate the ontological status of ordinary language and, thereby, discover the nature of universals found in ordinary language; (2) to provide an overview of universality in ordinary language from the linguistic realism viewpoint; and (3) to find the philosophical foundation of universality in linguistic realism. Literature review was chosen as the main line of work for this research. The research involved collecting and categorizing data, classifying the extracted data, and analyzing it through the processes of description, interpretation, comparison, and heuristics. This research is centered on the linguistic review of universals as a linguistic reality formulator with linguistic realism as the formal matter. Three main conclusions are drawn. Firstly, throughout the history of linguistics, there is no clear idea of the nature of ordinary language, thus the definitive explanation of what ordinary language is, on which the linguistics program rests, changes according to the ontological basis adopted. Hence, the notion of linguistic universals is seen in various guises. Secondly, linguistic realism, as one part of the development of linguistics, views universals as existing merely as explanandum. Thirdly, universalia as viewed by linguistic realism does not refer to the totality of all ordinary language and its existence is merely an explanandum of universals. These results provide the knowledge that universals in an almost infinite universe of colloquial varieties can be assumed to be illusory and, therefore, shows a vague ontological foundation. Because of this, the science of linguistics is still seen as standing on an unsound foundation and, if language is assumed to be the prima philosophia, humans still do not understand the reality they live in.

Kata Kunci : Bahasa sehari-hari, Realisme linguistik, Universalia, Semantik

  1. S1-2022-382220-abstract.pdf  
  2. S1-2022-382220-bibliography.pdf  
  3. S1-2022-382220-tableofcontent.pdf  
  4. S1-2022-382220-title.pdf