Religion-Politics Overlap as the Embodiment of White Supremacy in the US-Middle East Foreign Affairs

PRADIPTA MICHELLA W, Achmad Munjid, M.A., Ph.D.

2023 | Tesis | MAGISTER PENGKAJIAN AMERIKA

Setelah serangan 9/11 pada tahun 2001, pandangan Amerika terhadap dunia Arab selamanya berubah. Islamofobia dan xenofibia terhadap orang-orang Timur Tengah meningkat drastis. Yang sering luput dari pembahasan adalah bagaimana Amerika menyorot identitas ras dan agama penyerang 9/11, dan menganggap kejadian tersebut sebagai serangan tunggal, bukan salah satu dari serangkaian kejadian yang melibatkan Amerika di Timur Tengah sejak 1930-an. Tesis ini berargumen bahwa supremasi kulit putih berperan besar dalam terwujudnya tumpang tindih antara agama dan politik dalam urusan luar negeri AS-Timur Tengah. Teori-teori seperti tesis sekularisasi, eksepsionalisme Amerika Serikat, dan orientalisme digunakan untuk mencari faktor penentu tumpang tindih tersebut, yang menurut penelitian ini adalah adanya kecenderungan untuk membedakan identitas guna membuat Amerika terlihat seperti pihak yang benar, tanda-tanda sekularisme yang ditakuti kelompok religious, upaya mempertahankan identitas traditional (kulit putih dan Kristen), Erosentrisme, dan pembenaran kekerasan politik sayap kanan. Teori-teori tersebut juga membantu menjawab pertanyaan tentang bagaimana supremasi kulit putih berperan dalam pembentukan tumpang tindih agama dan politik, dengan mempengaruhi faktor-faktor tersebut untuk membentuk serangkaian proses yang meliputi pergerakan anti sekularisme, nativisme baru, dan penggunaan agama sebagai alat untuk menciptakan tumpang tindih. Sedikit berlawanan dengan asumsi awal bahwa urusan luar negeri AS-Timur Tengah dimulai sebagai strategi geopolitik alih-alih tentang agama, tesis ini menemukan bahwa agama telah menjadi landasan utama dalam setiap aspek sosial dan budaya dalam politik Amerika bahkan sejak ratusan tahun lalu. Tesis ini menjelaskan bahwa supremasi kulit putih adalah hal yang mendasari retorika anti-sekularisasi dan Kekristenan Barat telah dianggap sebagai agama kulit putih dalam sejarah, yang membuat diskusi tentang urusan luar negeri dengan Timur Tengah menjadi tak terpisahkan dengan pembahasan identitas ras dan agama.

Since the 9/11 Attack in 2001, Americans' view about the Arab world has changed significantly. Following the event, Islamophobia and xenophobia toward people of the Middle East have increased irreversibly. What seems to be overlooked is how many Americans highlight the racial and religious identities of the 9/11 terrorists and see the attack as a sole incident, rather than a part of a series of events that can be traced back to the intervention of the US in the Middle Eastern countries since the 1930s. This thesis argues that white supremacy plays a significant part in the manifestation of the overlap between religion and politics in the US-Middle East. Theories like secularization thesis, American exceptionalism, and orientalism are used to determine the defining factors of the overlap, which this thesis has found to be the tendency to create distinction of identities to make Americans appear in the right, the showing signs of secularization feared by the religious, the pursuit to conserve traditional identities (white and Christian), Eurocentrism, and justification of far-right violence. These theories also help answering the question on how white supremacy plays its part to shape the overlap between religion and politics, by influencing the aforementioned factors to create a series of processes, which starts from anti-secularist movement, which evolves into new nativism, which prompts the use of religion as a tool to create the overlap. A little bit contrary to the initial belief that the US-Middle East foreign affairs was started as a geopolitical strategy instead of religious affair, this thesis finds that religion was always the intrinsic precept to almost every social and cultural aspect in the American political scene for centuries. This thesis demonstrates how white supremacy has always been the foundation of anti-secularization rhetoric and that Western Christianity is historically whitewashed, which makes the discourse of international affairs with the Middle East become inseparable with the discourse about racial and religious identities.

Kata Kunci : foreign affairs, Middle East, Western Christianity, white supremacy