Analisis Pemanfaatan Hutan Mangrove Berdasarkan Aspek Ekologi dan Sosial Ekonomi Masyarakat di Kabupaten Buton Utara, Sulawesi Tenggara
SATYA AGUSTINA LAKSANANY, Prof. Dr. Erny Poedjirahajoe, M.P.,;Dr. Ir. Ris Hadi Purwanto, M.Agr.Sc.; Dr. Much. Taufik Tri Hermawan, S.Hut.,M.Si
2023 | Disertasi | DOKTOR ILMU KEHUTANAN-Ekosistem hutan mangrove di Kabupaten Buton Utara merupakan salah satu sumber daya alam pesisir yang memiliki peranan penting baik aspek ekologi dan sosial ekonomi. Salah satu daerah yang potesnial kawasan hutan mangovenya adalah Kabuapten Buton Utara, Provinsi Sulawesi tenggara, sehingga penelitian dilakukan di kawasan hutan mangrove Kabupaten Buton Utara, Sulawesi Tenggara, yang bertujuan untuk mengevaluasi, menghitung dan menganalisis aspek ekologis dan sosial ekonomi masyarakat. Metode penelitian adalah analisis deskripti kuantitatif dan kualitatif, sehingga selanjutnya mampu dilakukan analisis berdasarkan beberapa alat analisis. Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan metode garis berpetak dengan ukuran 2m x 2m untuk semai, 5m x 5m untuk tiang atau pancang dan 10m x 10m untuk pohon, lokasi penelitian ditetapkan secara purposive sampling pada blok pemanfaatan, yaitu Kecamatan Kulisusu dengan luasan 2.159,13ha, Kecamatan Kulisusu Barat dengan luasan 1.860,12ha dan Kecamatan Bonegunu dengan luasan 8.430,29ha, sehingga diperoleh jumlah petak ukur masing-massing Kecamatan Bonegunu dengan luasan 8.430,29ha. Kecamatan Bonegunu 84 petak ukur, Kecamatan Kulisusu Barat 19 petak ukur, Kecamatan Kulisusu 22 petak ukur. Metode analisis yang digunakan yaitu analisis vegetas mangrove, analisis kepadatan plankton dan nekton, analisis keanekaragaman plankton dan nekton, analisis kualitas perairan, analisis tanah, analisis kesesuaian ekosistem mangrove untuk silvofishery dan ekowisata, analisis sosial masyarakat dan analisis SEM dengan SMART PLS. Indeks Kesesuaian ekosistem mangrove untuk ekowisata di semua lokasi penelitian memenuhi syarat untuk dimanfaatkan sebagai kawasan ekowisata dengan kisaran nilai 73,0% - 81,0%. Analisis SEM menunjukkan hasil yang berbeda untuk setiap lokasi. Kecamatan Kulisusu tidak dapat dilakukan pemanfaatan untuk silvofishery dan ekowisata, Kecamatan Kulisusu Barat dapat direkomendasikan untuk pemanfaatan silvofishery dan ekowisata, Kecamatan Bonegunu dapat direkomendasikan untuk pemanfaatan silvofishery dan ekowisata.
-One of the coastal natural resources in North Buton Regency that has a significant significance in both ecological and socioeconomic aspects is the mangrove forest ecosystem. The research was carried out in the mangrove forest area of North Buton Regency, Southeast Sulawesi, with the aim of evaluating, computing, and analyzing the ecological and socio-economic aspects of the community. North Buton Regency, Southeast Sulawesi Province, is one of the areas with potential mangove forest areas. The research technique uses descriptive quantitative and qualitative analysis so that additional analysis can be done using a variety of analytical methods. The grid line sampling approach was used, with sample sizes of 2 m 2 m for seedlings, 5 m x 5 m for poles or stakes, and 10 m x 10 m for trees. Purposive sampling was used to select the study's location from among usage blocks, including the Bonegunu District, which has an area of 8,430.29 ha; the Kulisusu District, which has 2,159.13 ha; the West Kulisusu District, which has 1,860.12 ha; and the Kulisusu District. West Kulisusu District has 19 plots, Kulisusu District has 22, and Bonegunu District has 84 plots. Mangrove ecosystem suitability for silvofishery and ecotourism, community sociological analysis, SEM analysis with SMART PLS, plankton and nekton density analysis, plankton and nekton diversity analysis, water quality analysis, and soil analysis were among the analytical techniques employed. With a value range of 73.0 %-81.0%, the mangrove ecosystem's suitability index for ecotourism in all research locations satisfies the criteria for usage as an ecotourism area. The findings of the SEM study vary depending on the location. It is possible to propose West Kulisusu District and Bonegunu District for silvofishery and ecotourism; however, it is not possible to recommend Kulisusu District for these purposes.
Kata Kunci : pemanfaatan, mangrove, hutan lindung, penilaian, keseuaian