Laporkan Masalah

PENGELOLAAN PROGRAM TEBU RAKYAT INTENSIFIKASI (TRI) DI WILAYAH KERJA PABRIK GULA PAGOTTAN MADIUN, 1975�1997

ERLINA NUR KASANAH, Nur Aini Setiawati, Ph.D.

2023 | Skripsi | S1 SEJARAH

Dalam rangka meningkatkan produktivitas tebu dan swasembada gula nasional, pemerintah Orde Baru mengeluarkan sebuah kebijakan yang dituangkan dalam Instruksi Presiden No 9 Tahun 1975 tentang Program Tebu Rakyat Intensifikasi (TRI). Melalui Program TRI, diharapkan petani bertindak sebagai pelaku utama dalam pengelolaan tanaman tebu, serta diharapkan adanya alih teknologi dari pabrik gula ke petani tebu sehingga ketergantungan proses produksi gula berkurang, dan pendapatan petani pun bertambah. Dalam Program TRI, petani ikut andil dalam kegiatan penanaman dan pemeliharaan tebu hingga masa panen. Program TRI memiliki beberapa komponen yakni pabrik gula, petani tebu, Bimas, BRI, dan KUD. Setiap komponen TRI memiliki peranan penting yang mendukung keberlangsungan Program TRI dalam industri gula nasional. Penelitian ini bertujuan untuk mendokumentasikan bagaimana pengelolaan Program TRI sebagai kebijakan nasional yang diterapkan di wilayah kerja Pabrik Gula Pagottan Madiun pada tahun 1975 � 1997. Wilayah kerja Pabrik Gula Pagottan Madiun dibedakan menjadi dua yakni areal lahan sawah dan lahan kering. Selama masa pengelolaan Program TRI, produktivitas tebu di Pabrik Gula Pagottan mengalami ketidakstablilan, dan muncul berbagai permasalahan. Disatu sisi, Program TRI memberikan dampak sosial ekonomi yang berbeda untuk kehidupan petani tebu. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian sejarah dengan menggunakan sumber-sumber primer dan sekunder. Sumber-sumber primer yang digunakan dalam penelitian adalah berupa Arsip Perusahaan Pabrik Gula Pagottan, data monografi desa, Instruksi Presiden, Surat-Surat Keputusan Menteri Pertanian, surat kabar, foto-foto sezaman, yang membahas tentang Pabrik Gula Pagottan dan Program TRI. Sementara untuk sumber-sumber sekunder yang digunakan dalam penelitian ini meliputi buku-buku, jurnal, karya tulis, skripsi, serta sumber-sumber lainnya yang dapat diakses melalui internet. Selain itu, dalam penelitian ini juga menyertakan hasil wawancara bersama para narasumber sebagai salah satu pelaku sejarah dalam peristiwa tersebut.

In order to increase sugarcane productivity and national sugar self-sufficiency, the New Order government issued a policy as outlined in Presidential Instruction No. 9 of 1975 concerning the People's Sugar Cane Intensification Program (TRI). Through the TRI Program, it is hoped that farmers will act as the main actors in the management of sugarcane plants, and it is hoped that there will be a transfer of technology from sugar factories to sugarcane farmers so that dependence on the sugar production process is reduced, and farmers' incomes also increase. In the TRI Program, farmers take part in the planting and maintenance of sugarcane until the harvest. The TRI program has several components, namely sugar factories, sugar cane farmers, Bimas, BRI and KUD. Each TRI component has an important role that supports the sustainability of the TRI Program in the national sugar industry. This study aims to document how the management of the TRI Program as a national policy was implemented in the working area of the Pagottan Madiun Sugar Factory in 1975 � 1997. The working area of the Pagottan Madiun Sugar Factory was divided into two areas namely paddy fields and dry land. During the management period of the TRI Program, sugarcane productivity at the Pagottan Sugar Factory experienced instability, and various problems emerged. On the one hand, the TRI Program provides different socio-economic impacts for the lives of sugar cane farmers. The method used in this research is historical research using primary and secondary sources. The primary sources used in this research are the Pagottan Sugar Factory Company Archives, village monograph data, Presidential Instructions, Decrees of the Minister of Agriculture, newspapers, contemporary photographs, which discuss the Pagottan Sugar Factory and the TRI Program. Meanwhile, the secondary sources used in this research include books, journals, papers, theses, and other sources that can be accessed via the internet. In addition, this study also includes the results of interviews with the informants as one of the historical actors in the incident.

Kata Kunci : Pengelolaan Program TRI, Pabrik Gula Pagottan, Petani Tebu.

  1. S1-2023-424892-abstract.pdf  
  2. S1-2023-424892-bibliography.pdf  
  3. S1-2023-424892-tableofcontent.pdf  
  4. S1-2023-424892-title.pdf