Laporkan Masalah

Di Balik Magang: Normalisasi Prekarisasi Mahasiswa dalam Iklim Neoliberal (Studi Kasus Magang "Merdeka Belajar-Kampus Merdeka" di Fakultas Ekonomi dan Bisnis dan Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada

DICKY RIANDY P S, Joash Elisha Stephen Tapiheru, S.I.P., M.A.

2022 | Skripsi | S1 POLITIK DAN PEMERINTAHAN

Merdeka Belajar-Kampus Merdeka (MBKM) menandai wajah baru bagi pendidikan tinggi di Indonesia. Dalam MBKM sendiri, terdapat berbagai bentuk transformasi pembelajaran dan pengajaran yang ditawarkan, salah satunya yakni hak belajar tiga semester di luar program studi bagi mahasiswa atau yang lebih dikenal dengan magang. Dalam perkembangannya, pemagangan MBKM ini memiliki dinamika yang cukup kompleks. Di satu sisi, magang dianggap positif lantaran digunakan sebagai sarana pengembangan diri untuk mempersiapkan mahasiswa di pasar tenaga kerja yang semakin kompetitif. Sementara di sisi lain, magang dianggap negatif lantaran dalam praktiknya tidak jarang ditemukan kerentanan kerja dengan minimnya proteksi kerja dan eksploitasi yang terjadi. Praktik magang yang demikian justru dianggap wajar dan bahkan dinormalisasi di tengah iklim neoliberal. Lantas, penelitian ini berusaha untuk mempertanyakan bagaimana proses normalisasi prekarisasi yang dihadapi oleh mahasiswa magang. Fokus penelitian pun diarahkan pada pengalaman dan pemaknaan mahasiswa terhadap keberadaan magang yang sejatinya diliputi oleh kerentanan-kerentanan kerja. Guna menjawab pertanyaan yang ada, penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Pengumpulan data diperoleh melalui dua kategorisasi yaitu data primer melalui wawancara semi terstruktur dengan 10 mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis serta Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada yang telah mengikuti program magang MBKM. Sementara itu, data sekunder diperoleh melalui kumpulan informasi yang tersebar dalam artikel jurnal, buku, dan media daring terkait. Lebih lanjut, penelitian ini menggunakan 3 teori sebagai kerangka analisis meliputi kapitalisme akademik, prekarisasi, dan fantasi ideologis. Teori kapitalisme akademik digunakan untuk menelusuri bagaimana orientasi pendidikan tinggi terkini diliputi oleh nilai-nilai neoliberal, salah satunya melalui penerapan kerja magang. Selanjutnya, teori prekarisasi digunakan untuk menelusuri bagaimana bentuk dan dampak kerentanan kerja magang. Terakhir, fantasi ideologis digunakan untuk menelusuri bagaimana proses penormalan terhadap kerentanan kerja magang. Penelitian ini berhasil menghasilkan beberapa temuan. Pertama, magang dimaknai sebagai pelengkap dari pendidikan di universitas dengan tujuan mempersiapkan diri untuk bersaing di dunia industri dengan konsep link and match. Hal ini lantas menunjukkan kecenderungan institusi pendidikan di Indonesia sebagai pabrik pelatihan kerja. Kedua, magang dinilai sebagai pemicu kerentanan kerja dengan berbagai eksploitasi yang terjadi di dalamnya. Hal ini meliputi ketidaklayakan pembayaran kerja, ketidaklayakan perjanjian kerja, ketidaklayakan kondisi kerja, dan kekurangan penyelenggara kerja. Ketiga, magang dipahami sebagai pengelola kerentanan kerja dengan serangkaian fantasi untuk membentuk suatu normalitas baru. Hal ini didasarkan oleh logika sosial, logika politik, serta logika fantasi yang bekerja secara simultan dengan mengedepankan sisi indah dan mengesampingkan sisi buruk dari kerja magang itu sendiri.

Merdeka Belajar-Kampus Merdeka (MBKM) marks a new face for higher education in Indonesia. Within MBKM itself, there are various forms of transformation of learning and teaching offered, one of which is the right to study for three semesters outside the study program for students or better known as internships. In its development, the MBKM internship has quite complex dynamics. On the one hand, internships are considered positive because they are used as a means of self-development to prepare students for an increasingly competitive labor market. While on the other hand, internships are considered negative because in practice it is not uncommon to find job vulnerabilities with the lack of work protection and exploitation that occurs. Such internship practices are considered normal and even normalized in the midst of the neoliberal climate. Then, this study seeks to question how the normalization process of precarization is faced by interns. The focus of the research is directed at students' experiences and meanings about the existence of internships which are actually filled with work vulnerabilities. In order to answer the existing questions, this research uses a qualitative method with a case study approach. Data collection was obtained through two categorizations, namely primary data through semi-structured interviews with 10 students from the Faculty of Economics and Business and the Faculty of Engineering, Universitas Gadjah Mada who had participated in the MBKM internship program. Meanwhile, secondary data was obtained through a collection of information disseminated in related journal articles, books, and online media. Furthermore, this study uses 3 theories as an analytical framework covering academic capitalism, precarization, and ideological fantasy. The theory of academic capitalism is used to explore how the current orientation of higher education is pervaded by neoliberal values, one of which is the practice of internships. Furthermore, precarization theory is used to explore the shape and impact of internships vulnerability. Finally, ideological fantasy is used to explore the process of normalizing the vulnerability of internships. This research succeeded in generating several findings. First, internships are interpreted as a complement to education at universities with the aim of preparing students to later compete in the industrial world with the concept of link and match. It then shows the tendency of educational institutions in Indonesia as job training factories. Second, internships are seen as triggers for job vulnerabilities with various exploitations occurring. This includes the unfairness of work payments, unfairness of work agreements, unfairness of working conditions, and unfairness of work providers. Third, internships are understood as managers of job vulnerabilities with a series of fantasies to form a new normal. This is based on social logic, political logic, and fantasy logic that work simultaneously by promoting the beautiful side and putting aside the bad side of the internship itself.

Kata Kunci : Magang MBKM, Neoliberal, Normalisasi, Prekarisasi, Fantasi

  1. S1-2022-430811-abstract.pdf  
  2. S1-2022-430811-bibliography.pdf  
  3. S1-2022-430811-tableofcontent.pdf  
  4. S1-2022-430811-title.pdf