Strategi Penghidupan Rumah Tangga Perempuan Purna Pmi (Pekerja Migran Indonesia) Kasus Kapanewon Temon, Kabupaten Kulon Progo
AMALIA RATNA A S, Surani Hasanati, S.Si., M.Sc.
2022 | Skripsi | S1 PEMBANGUNAN WILAYAHKabupaten Kulon Progo merupakan Kabupaten dengan penghasil migran paling tinggi di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta dengan salah satu Kapanewon penyumbang terbanyak yaitu Temon. Keberhasilan purna PMI tidak hanya didasarkan pada besaran remitan yang diperoleh, melainkan bagaimana mereka dapat mengolah hasil remitan menjadi modal utama bagi kehidupan agar tetap berkelanjutan. Menghadapi tantangan gaya dan pola hidup baru membuat PMI harus menghadapi kerentanan akan pengaruh dari sifat konsumtif dan hedonisme paska kepulangan menjadi PMI. Hal tersebut menjadikan kondisi kehidupan rumah tangga purna PMI setelah kembali sebagai fenomena yang menarik untuk dikaji. Penelitian ini menggunakan metode gabungan (mix method) bertujuan mendapatkan interpretasi mendalam perihal pengambilan keputusan bagi PMI untuk purna. Kontradiksi kehidupan sebelum dan sesudah purna menjadi PMI menuntut rumah tangga mereka untuk mempertahankan kelangsungan hidup dengan strategi yang memanfaatkan aset, akses dan aktivitas. Jenis data yang digunakan adalah data primer (wawancara semi terstruktur dan terbuka, observasi serta dokumentasi) dan sekunder (data instansi dan studi literatur). Pemilihan responden utama menggunakan snowball sampling dan informan kunci menggunakan purposive sampling. Data diolah menggunakan analisis deskriptif kuantitatif dan kualitatif. Data empiris menunjukkan bahwa keputusan PMI untuk purna datang dari faktor internal dan eksternal. Realita yang dirasakan dengan ekspektasi sebelum keberangkatan mengenai lingkungan kerja, regulasi dan pekerjaan jauh berbeda. Faktor internal keputusan purna berasal dari dalam diri dan keluarga PMI. Terbatasnya usia yang mempengaruhi kinerja, izin keluarga seperti suami, orangtua dan anak yang tidak diberikan mempengaruhi keputusan PMI untuk purna. Perubahan kondisi aset, akses dan aktivitas sepulang dari luar negeri berdampak pada pemilihan strategi. Perempuan purna PMI mengadopsi strategi utama berupa survival, konsolidasi dan akumulasi yang kemudian didukung dengan kombinasi sub-strategi diversifikasi, migrasi, intensifikasi pertanian, intensifikasi potensi SDM, intensifikasi usaha, ekstensifikasi pertanian, jejaring sosial, investasi materiil dan investasi pendidikan
Kulon Progo is a regency with the highest migrant producer in the Special Region of Yogyakarta Province with one of the largest contributors of migrant workers, namely Temon district. The success of PMI retirees is not only based on the amount of remittances they receive, on the other hand how they can manage remittances into the main capital for their lives to remain sustainable. The challenges of new lifestyles make PMI to face the vulnerability influence of consumptive nature and hedonism after their return.Therefore, the living condition when they have resigned as PMI is interesting to study. This study applied a mixed method in order to obtain in-depth interpretation of PMI's retirement decision making. The different situation before and after their retirement require them to maintain their livelihood sustainability with strategies that utilize assets, access and activities. The types of data used in this study were primary data (semi-structured and opened interviews; observation; and documentation) and secondary data (institution data and literature study). The selection of the main respondents was conducted by using snowball sampling. In the meantime, the key informants were obtained by having purposive sampling. The data were analyzed by applying quantitative and qualitative descriptive analysis. The empirical data showed that PMI's decision to retire came from internal and external factors. The extreme difference between the reality experienced by PMI and their expectations regarding the working environment, regulations, and employment are considered to be the external factors. Meanwhile, the internal factors of retirement came from their own personal decision and families such as the working performance influenced by age and family disallowance from their husband, parents, or children. Furthermore, the changes in asset, access, and activities after returning from abroad impacted their household strategy preference. Therefore, they adopted the main strategy in the form of survival, consolidation, and accumulation which were supported and combined with sub-strategies such as diversification, migration, agricultural intensification, intensification of human resource potential, business intensification, agricultural extension, social networking, material investment, and education investment.
Kata Kunci : migrasi, purna PMI, strategi penghidupan,Migration, Former PMI, Livelihood Strategies