Tipologi Fasad Bangunan Kolonial di Kawasan Jetayu Kota Pekalongan Jawa Tengah
M AGUM FIRMANSYAH, Fahmi Prihantoro, S.S., S.H., M.A.
2022 | Skripsi | S1 ARKEOLOGIArsitektur Kolonial merupakan arsitektur yang memadukan antara budayabarat dan timur, yang memiliki ciri-ciri spesifik sebagai hasil perpaduan dari arsitektur modern yang berkembang di Belanda dengan arsitektur Indonesia karena budaya dan kondisi iklim yang berbeda. Salah satu kota yang masih memiliki corak arsitektur Kolonial adalah Pekalongan khususnya pada kawasan Jetayu. Kawasan Jetayu merupakan kawasan kota lama karena masih terdapat banyak bangunan Kolonial belanda yang masih tetap terjaga hingga sekarang. Perkembangan bangunan-bangunan tersebut dapat dilihat dari muka bangunan atau yang biasa disebut dengan fasad. Fasad dapat berperan sebagai pemberi ciri khas pada suatu bangunan yang berkaitan dengan konteks fungsi dan gaya arsitektur. Fasad juga dapat menjadi alat perekam sejarah yang dapat memperlihatkan kondisi sosial budaya, kehidupan spiritual, bahkan keadaan ekonomi dan politik di suatu daerah. Maka dari itu peneliteian ini dilakukan untuk mengetahui bagaimana bentuk fasad bangunan berdasarkan analisis tipologi pada tampilan visual arsitektur bangunan serta faktor-faktor apa saja yang melatarbelakangi terjadinya tipologi tersebut. Peneliteian secara deskriptif kualitatif ini berfokus pada analisis tipologi pada tujuh bangunan Kolonial di kawasan Jetayu. Objek bangunan Kolonial yang diambil menggunakan metode purposive sampling untuk memastikan keaslian bangunan. Analisis tipologi dilakukan pada elemen-elemen visual pembentuk fasad bangunan yaitu bentukan atap, elemen dinding (pintu, jendela, ventilasi) serta kolom yang hasilnya terdapat beberapa bentukan elemen yang beragam. Dilakukan pula analisis gaya/langgam bangunan dimana ditemukan terdapat dua gaya arsitektur yaitu gaya arsitektur Indsiche Empire serta gaya arsitektur transisi (peralihan). Kesimpulannya, ditemukan bahwa arsitektur fasad bangunan Kolonial yang berada pada kawasan Jetayu Pekalongan memiliki beberapa tipologi yang cukup bervariatif pada bagian atap, elemen dinding, kolom serta gaya bangunan yang dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu budaya dan politik, ikilm, usia bangunan serta fungsi bangunan. Adanya variasi tipololgi fasad bangunan menjadikan kawasan Jetayu tersebut memiliki ciri khas serta mampu meningkatkan citra kawasan sebagai kawasan sejarah dan budaya.
Colonial architecture is an architecture that combines western and eastern cultures, which has specific characteristics as a result of the combination of modern architecture that developed in the Netherlands with Indonesian architecture due to different cultures and climatic conditions. One of the cities that still has a colonial architectural style is Pekalongan, especially in the Jetayu area. The Jetayu area is an old city area because there are still many Dutch colonial buildings that are still maintained today. The development of these buildings can be seen from the front of the building or what is commonly called the facade. The facade can act as a mark of a building related to the context of its function and architectural style In addition, the facade can be a historical recorder that can show socio-cultural conditions, spiritual life, and even economic and political conditions in an area. Therefore, this study was conducted to find out how the shape of the building's facade is based on typological analysis of the visual appearance of the building's architecture and what factors are behind the occurrence of the typology. This qualitative descriptive research focuses on typological analysis of seven Colonial buildings in the Jetayu area. Colonial building objects took using a purposive sampling method to ensure the authenticity of the building. Typological analysis was carried out on the visual elements forming the facade of the building, namely the formation of roofs, wall elements (doors, windows, ventilation) and columns which resulted in several various element formations. An analysis of building styles was also carried out where it was found that there were two architectural styles, namely the Indsiche Empire architectural style and the transitional architectural style. In conclusion, it was found that the facade architecture of Colonial buildings located in the Jetayu Pekalongan area has several typologies that are quite varied in roofs, wall elements, columns and building styles which are influenced by several factors, namely culture and politics, climate, building age and building functions. The existence of variations in the typology of building facades makes the Jetayu area unique and able to enhance the image of the area as a historical and cultural area.
Kata Kunci : Fasad, Arsitektur Kolonial, Tipologi, Bangunan Kolonial/ Facade, Colonial Architecture, Typology, Colonial Building