Masyarakat Demokrasi dan Politik Electronic Voting (E-Voting) Pemilihan Lurah: Studi Atas Pemilihan Lurah Tahun 2021 Di Kabupaten Sleman Daerah Istimewa Yogyakarta

TIGIS KURYASYAHPUTRA, Dr. Arie Sujito

2022 | Tesis | MAGISTER SOSIOLOGI

Jatuhnya rezim Orde Baru menjadi catatan penting bagi keberlangsungan demokrasi di Indonesia. Banyak yang telah dicapai untuk kebebasan rakyat menentukan arah negara di masa depan. Seketika warisan gaya politik Orde Baru diganti dengan semangat demokrasi. Namun, dalam pemilihan umum masih terdapat kesulitan-kesulitan yang memerlukan banyak pembenahan. Dalam konteks ini, penerapan Electronic voting (E-voting) merupakan jawaban dari berbagai permasalahan dalam pemilu. E-voting adalah alat untuk membantu mendukung proses pemilu. Ini memiliki keunggulan dalam hal kecepatan waktu. Tesis ini mencoba mengkaji fenomena e-voting dalam pemilihan kepala desa. Dengan menggunakan metode kualitatif, penelitian ini berupaya memahami bagaimana praktik e-voting dalam demokrasi di tingkat Kalurahan. Peneliti menggunakan purposive sampling untuk memberikan kedalaman data. Dari penelitian yang dilakukan, e-voting merupakan mesin yang berperan dalam proses pemilu. Namun, ada kecenderungan e-voting hanya menjadi instrumen demokrasi. Asumsi bahwa e-voting menjadi instrumentalisasi demokrasi relevan di sini. Pelaksanaan e-voting sendiri tidak lahir dari situasi demokrasi dimana seseorang berpartisipasi aktif untuk setuju atau tidak. E-voting merupakan keputusan mutlak yang diprakarsai oleh pemerintah. Alasan bahwa kita hidup di era teknologi memiliki kekuatan tanpa obyek e-voting. Masalahnya, wacana e-voting itu sendiri telah bekerja dengan kuat di pedesaan demokrasi. Ketiga desa yang diteliti yaitu Caturtunggal, Tirtoadi, dan Wukirharjo menunjukkan gejala yang relatif sama. E-voting dianggap sebagai wacana yang mendesak dan membutuhkan keterlibatan warga. Wacana e-voting tidak menyisakan ruang untuk wacana yang lebih substantif. Tidak sedikit orang yang mengkritisi situasi ini. Mereka melihat bahwa persoalan yang mereka hadapi tidak menjadi matriks dalam politik elektoral. Kajian ini berupaya memberikan sumbangan pemikiran bagi jalannya demokrasi. Melalui e-voting, wacana demokrasi substantif dan instrumentalisasi demokrasi menjadi penting, khususnya bagi desa.

The fall of the New Order regime became an important note for the continuation of democracy in Indonesia. Much has been achieved for the freedom of the people to determine the future direction of the country. Instantly, the legacy of the New Order political style was replaced with a spirit of democracy. However, in general elections there are still difficulties that require a lot of improvement. In this context, the application of Electronic voting (E-voting) is the answer to various problems in elections. E-voting is a tool to help support the electoral process. It has an advantage in terms of time speed. This thesis attempts to examine the phenomenon of e-voting in village head elections. By using qualitative methods, this study seeks to understand how e-voting practices in democracy at the village level. From the research conducted, e-voting is a machine that plays a role in the election process. However, there is a tendency for e-voting to only become an instrument of democracy. The assumption that e-voting is an instrumentation of democracy is relevant here. The implementation of e-voting itself was not born from a democratic situation where someone actively participates whether to agree or not. E-voting is an absolute decision initiated by the government. The reason that we live in the age of technology has power without e-voting objects. The problem is that the e-voting discourse itself has worked powerfully in rural democracy. The three villages studied, namely Caturtunggal, Tirtoadi, and Wukirharjo, showed relatively the same symptoms. E-voting is considered as an urgent discourse and requires citizen involvement. The e-voting discourse leaves no room for more substantive discourse. Not a few people who criticize this situation. They see that the problems they face are not a matrix in electoral politics. This study seeks to contribute ideas for the course of democracy. Through e-voting, substantive democratic discourse and the instrumentalization of democracy are important, especially for villages.

Kata Kunci : Demokrasi substantif, Kewarganegaraan, Desa, e-voting, Teknokrasi, Instrumentalisasi