Laporkan Masalah

Respons Negara-Negara Asia Selatan terhadap Isu Kemanusiaan Pengungsi Rohingya : Studi Komparatif Kebijakan Bangladesh dan India dalam Menangani Kedatangan Pengungsi Rohingya

NYSSA NASTASIA, Dr. Dafri Agussalim, M.A.

2022 | Tesis | MAGISTER ILMU HUBUNGAN INTERNASIONAL

Krisis kemanusiaan etnis Rohingya yang terjadi di Myanmar telah berdampak pada beberapa negara di sekitarnya. Krisis kemanusiaan tersebut diawali dengan tindakan diskriminatif yang dilakukan oleh pemerintah Myanmar sejak akhir tahun 1970-an. Tindakan diskriminatif pemerintah Myanmar telah memaksa ratusan ribu etnis Rohingya meninggalkan rumah mereka di Myanmar. Para etnis Rohingya mayoritas �melarikan diri� ke negara-negara tetangga di kawasan Asia Selatan dan Asia Tenggara. Bangladesh dan India merupakan dua negara di kawasan Asia Selatan yang menjadi tujuan pengungsi Rohingya lantaran posisinya secara geografis yang berbagi perbatasan dengan Myanmar. Hal ini mendorong pemerintah kedua negara tersebut untuk merespons terhadap kedatangan pengungsi Rohingya yang memasuki wilayahnya. Menggunakan metodologi penelitian kualitatif eksplanatif serta metode komparatif dengan memanfaatkan data-data sekunder, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan respons Bangladesh dan India dalam menanggapi pengungsi Rohingya yang memasuki wilayah mereka serta beberapa pertimbangan yang mempengaruhi perbedaan respons kedua negara tersebut ditinjau dari teori sekuritisasi dan konsep politik identitas. Temuan dalam penelitian ini menunjukkan bahwa India dari awal telah menerapkan hard policy, sedangkan Bangladesh menerapkan kebijakan yang mengalami perubahan dari yang awalnya cenderung berpusat pada keamanan manusia dan sosio-religius berubah menjadi berpusat pada keamanan nasional. Berbagai kebijakan Bangladesh dan India dalam menangani pengungsi Rohingya didasari atas berbagai pertimbangan sosial, ekonomi, identitas, dan keamanan.

The Rohingya humanitarian crisis that occurred in Myanmar has had an impact on several surrounding countries. The humanitarian crisis began with discriminatory actions carried out by the Myanmar government since the late 1970s. The Myanmar government's discriminatory actions have forced hundreds of thousands of Rohingya to flee their homes in Myanmar. The majority of Rohingya people "fled" to neighboring countries in South Asia and Southeast Asia. Bangladesh and India are two countries in the South Asian region that the Rohingya refugees reside due to its geographical position which shares a border with Myanmar. This prompted the governments of the two countries to respond to the arrival of Rohingya refugees entering their territory. Using explanatory qualitative research methodologies and comparative methods by utilizing secondary data, this research aims to determine the differences in the responses of Bangladesh and India in responding to Rohingya refugees entering their territory as well as several considerations that influence the differences in the responses of the two countries in terms of securitization theory and identity politics concept. The findings in this research indicate that India has enforced a hard policy from the beginning, while Bangladesh has implemented a policy that has changed from being centered on human security and socio-religious to being centralized on national security. The various policies of Bangladesh and India in dealing with Rohingya refugees are based on various social, economic, identity, and security considerations.

Kata Kunci : Pengungsi Rohingya, Kebijakan, Bangladesh, India

  1. S2-2022-434249-abstract.pdf  
  2. S2-2022-434249-bibliography.pdf  
  3. S2-2022-434249-tableofcontent.pdf  
  4. S2-2022-434249-title.pdf