Laporkan Masalah

Pencemaran Limbah Industri Batik di Sungai Simbang Kulon Dan Implikasinya Terhadap Ketahanan Lingkungan (Studi Tentang Persepsi Masyarakat Kelurahan Simbang Kulon, Kecamatan Buaran, Kabupaten Pekalongan, Jawa Tengah)

DHESTA MEY INTAKHIYA, Ir. Agus Prasetya, M.Eng.Sc., Ph.D; Dr. Sigit Heru Murti BS, S.Si. M.Si.

2022 | Tesis | MAGISTER KETAHANAN NASIONAL

Batik merupakan produksi tekstil yang dijumpai di seluruh Indonesia. Salah satu kota batik terbesar di Indonesia adalah Kota Pekalongan Jawa Tengah. Kemajuan sektor industri khususnya di Simbang Kulon, Kabupaten Pekalongan memberikan dampak positif bagi pertumbuhan ekonomi dan juga memberikan dampak negatif terhadap ketahanan lingkungan karena adanya pencemaran limbah industri batik yang menjadi pemicu pencemaran lingkungan. Penelitian ini berjudul �Pencemaran Limbah Industri Batik di Sungai Simbang Kulon dan Implikasinya Terhadap Ketahanan Lingkungan (Studi Tentang Persepsi Masyarakat Simbang Kulon, Kecamatan Buaran, Kabupaten Pekalongan, Jawa Tengah).� bertujuan untuk mengetahui persepsi masyarakat pada pencemaran limbah industri batik terhadap ketahanan lingkungan di Sungai Simbang Kulon serta mengkaji upaya peningkatan ketahanan lingkungan dengan meminimalisir dampak lingkungan di Kelurahan Simbang Kulon. Penelitian ini menggunakan mix methods atau metode kuantitatif dan kualitatif. Pengumpulan data yang dilakukan yaitu observasi, wawancara, kuesioner, dokumentasi, kepustakaan, penelusuran data online. Pengambilan sampel menggunakan teknik proposional random sampling. Penyajian data dilakukan dengan analisis data kuantitatif dengan software SPSS dan analisis mendalam dengan cara kualitatif deskriptif. Subjek penelitian ini adalah masyarakat dan pengusaha batik di Kelurahan Simbang Kulon. Objek penelitian adalah implikasi limbah industri batik terhadap ketahanan lingkungan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pencemaran limbah industri batik di Kelurahan Simbang Kulon mengakibatkan degradasi lingkungan dan memunculkan persepsi masyarakat pada aspek sosial, ekonomi, dan kultural terhadap dampak yang dialami sehingga menyebabkan ketahanan lingkungan di Kelurahan Simbang Kulon menurun. Upaya peningkatan untuk meminimalisir pencemaran limbah industri batik dilakukan oleh pihak KLH Kabupaten Pekalongan, Kotaku, Kelurahan Simbang Kulon, serta organisasi dari masyarakat Kelurahan Simbang Kulon. Namun, upaya tersebut tidak memberikan pengurangan terhadap limbah industri yang tercemar karena dipengaruhi faktor rendahnya kepedulian dan keikutsertaan dalam menjaga kualitas lingkungan di Kelurahan Simbang Kulon.

Batik was a textile production found throughout Indonesia. One of the largest batik cities in Indonesia was Pekalongan, Central Java. The progress of the industrial sector, especially in Simbang Kulon, Pekalongan, made a positive impact on economic growth and also had a negative impact on environmental resilience due to pollution by batik industrial waste which had become a trigger for environmental pollution. This research was entitled "Pollution of Batik Industry Waste in the Sambang Kulon River and Its Implications for Environmental Resilience (Study of the Perceptions of the Simbang Kulon Society, Buaran, Pekalongan, Central Java)." It aimed to determine people's perceptions of pollution by batik industry waste on environmental resistance in the Sambang Kulon River and to examine efforts to increase environmental resilience by minimizing environmental impacts in the Sambang Kulon Subdistrict. This study used a mix of methods or quantitative and qualitative methods. Data collection was carried out by using observation, interviews, questionnaires, documentation, literature, online data tracking. Sampling used a proportional random sampling technique. Data presentation was carried out by means of quantitative data analysis with SPSS software and in-depth analysis by means of descriptive qualitative. The subjects of this study were the community and batik entrepreneurs in the Simbang Kulon Sub-District. The object of research was the implications of batik industry waste on environmental resistance. The results showed that the pollution of batik industrial waste in the Sambang Kulon sub-district resulted in environmental degradation and gave rise to public perceptions of the social, economic and cultural aspects of the impacts experienced, causing environmental resilience in the Sambang Kulon sub-district to decline. The efforts to minimize pollution by batik industry waste were carried out by the KLH of Pekalongan, Kotaku, Simbang Kulon Village, as well as organizations from the Simbang Kulon Village community. However, these efforts did not provide a reduction in polluted industrial waste because it was influenced by factors of low awareness and participation in maintaining environmental quality in Sambang Kulon Village.

Kata Kunci : Persepsi, Limbah Industri Batik, Sungai Simbang Kulon, Ketahanan Lingkungan / Perception, Batik Industry Waste, Simbang Kulon River, Environmental Resilience.