Manifestasi Patriarki dalam Kejadian Stunting; Studi Kasus 5 (Lima) Keluarga di Kapanewon Kalibawang, Kabupaten Kulonprogo
YOGA PUTRA P, Dr. Ratnawati, SU
2022 | Tesis | MAGISTER POLITIK DAN PEMERINTAHANPenelitian ini bertujuan untuk menjelaskan bagaimana bekerjanya patriarki dalam kejadian stunting di Kapanewon Kalibawang, Kab. Kulonprogo, khususnya di 5 (lima) keluarga. Selama ini, pendekatan kesehatan dan gizi menjadi perspektif tunggal dalam memahami kejadian stunting pada anak. Namun, pendekatan kesehatan dan gizi ternyata banyak membebankan pencegahan/penanganan stunting pada perempuan (sebagai ibu/istri), sehingga mengabaikan pentingnya pembagian peran gender dalam keluarga. Dengan menggunakan penelitian studi kasus, penulis melakukan observasi, dokumentasi, dan wawancara terstruktur dan tidak terstruktur; kepada keluarga dengan anak stunting dan pemangku kepentingan yang berkaitan dengan isu stunting, baik di tingkat desa, kecamatan/kapanewon, dan kabupaten. Melalui penelitian ini, penulis akan mendedah persoalan stunting menggunakan pendekatan feminism, dengan bersandar pada teori tentang gender, patriarki, dan stunting. Adapun beberapa temuannya, antara lain : Pertama, patriarki (masih) mengakar kuat dalam relasi keluarga anak stunting, yang terlihat dari pembagian kerja berdasarkan jenis kelamin dan ketimpangan gender. Kedua, patriarki mengonstruksikan peran domestik dan pengasuhan anak sebagai peran kodrati perempuan dalam keluarga. Perempuan dengan anak stunting dipaksa mengambil peran domestik dan pengasuhan anak, sekaligus di-eksklusikan dari peran produksi dalam keluarga. Dengan konstruksi tersebut, sesungguhnya patriarki telah berkontribusi terhadap kejadian stunting pada anak. Ketiga, konstruksi patriarki tentang peran kodrati perempuan (dalam keluarga) ternyata maujud di alam bawah sadar perempuan. Banyak perempuan yang tidak menyadari bahwasanya dirinya merupakan pelanggeng patriarki. Penelitian ini menyimpulkan bahwa patriarki keluarga berkontribusi terhadap kejadian stunting pada anak, dan saling berkelindan dengan faktor lainnya.
This study aims to explain how patriarchy operates in the incidence of stunting in Kapanewon Kalibawang, Kulonprogo Regency, especially in 5 (five) families. So far, the health and nutrition approach has been the sole perspective in understanding the incidence of stunting in children. However, the health and nutrition approach puts a lot of the burden of preventing/handling stunting on women (as mothers/wives), thus ignoring the importance of gender roles in the family. Using case study research, the author conducted observations, documentation, and structured and unstructured interviews; with families with stunted children and stakeholders related to the issue of stunting, at the village, kapanewon, and regency levels. Through this research, the author will explore the issue of stunting using a feminist approach, relying on theories about gender, patriarchy, and stunting. Some of the findings include: First, patriarchy is (still) deeply rooted in the family relations of stunted children, which can be seen from the division of labor based on gender and gender inequality. Second, patriarchy constructs domestic roles and childcare as the natural role of women in the family. Women with stunted children are forced to take on domestic and childcare roles, while being excluded from production roles in the family. With this construction, patriarchy has actually contributed to the incidence of stunting in children. Third, the patriarchal construction of women's natural role (in the family) turns out to be manifested in women's subconscious. Many women do not realize that they are the perpetrators of patriarchy. This study concludes that family patriarchy contributes to the incidence of stunting in children, and is intertwined with other factors.
Kata Kunci : Gender, Patriarki, Stunting, Ketimpangan Gender, dan Pengasuhan Anak