Interaksi Antar Pemangku Kepentingan Dalam Pengelolaan Kawasan Perbatasan Di Gunung Ijen
LOETVY W, Doddy Aditya Iskandar, S.T., MCP., Ph.D
2022 | Tesis | MAGISTER PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTAPengelolaan kawasan perbatasan merupakan akivitas atau kegiatan yang dilakukan untuk memenuhi kebutuhan atau mencapai tujuan tertentu dengan memanfaatkan sumber daya di kawasan tersebut. Pengelolaan sumber daya pada kawasan perbatasan tidak terlepas dari keterlibatan banyak stakeholder. Hal tersebut dikarenakan salah satu aspek yang harus diperhatikan didalam pengelolaan sumber daya di kawasan perbatasan adalah dasar peraturan atau kebijakan dari setiap unit politik pada kawasan tersebut. Pada kawasan perbatasan Gunung Ijen kewenangan secara administratif berada pada Kabupaten Banyuwangi dan Kabupaten Bondowoso serta kewenangan pengelolaan kawasan adalah Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Jawa Timur dan Perhutani Divisi Regional Jawa Timur. Tujuan penelitian adalah mengetahui peran pemangku kepentingan didalam pengelolaan kawasan perbatasan di Gunung Ijen. Berdasarkan peran-peran tersebut akan diketahui interaksi yang terjadi antar pemangku kepentingan, serta tujuan lain dari penelitian adalah mengetahui faktor-faktor yang diduga memengaruhi pengelolaan kawasan perbatasan di Gunung Ijen. Penelitian menggunakan pendekatan abduktif kualitatif dengan metode studi kasus. Fokus penelitian adalah pengelolaan kawasan perbatasan di Gunung Ijen. Terdapat tiga bentuk pengelolaan pada kawasan perbatasan di Gunung Ijen yaitu pengelolaan TWA Kawah Ijen, Ijen Geopark, dan pengelolaan perbatasan. Lokasi penelitian adalah kawasan perbatasan antara Kabupaten Banyuwangi dan Kabupaten Bondowoso yang ada di Gunung Ijen. Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara, observasi lapangan, dan pengumpulan data sekunder. Teknik analisis yang digunakan adalah analisis penjodohan pola (pattern matching), analisis stakeholder dan analisis deskriptif. Analisis stakeholder digunakan untuk mengidentifikasi pemangku kepentingan yang terlibat dalam ketiga pengelolaan di Gunung Ijen. Analisis penjodohan pola digunakan untuk mengidentifikasi peran pemangku kepentingan serta faktor-faktor yang diduga memengaruhi pengelolaan. Analisis deskriptif untuk menjelaskan serta menggambarkan interaksi antar pemangku kepentingan dalam mengelola kawasan perbatasan di Gunung Ijen. Temuan penelitian adalah terdapat lima bentuk peran stakeholder yaitu pembuat kebijakan, implementer, fasilitator, konservator, dan edukator. Peran konservator dan edukator menjadi bagian dari peran implementer yang melaksanakan kegiatan berdasarkan kebijakan yang ada. Berdasarkan peran-peran tersebut interaksi yang terjadi pada kawasan perbatasan Gunung Ijen adalah tidak ada interaksi, jaringan kerja, kerjasama, koordinasi, dan koalisi. Pada pengelolaan TWA Kawah Ijen, Ijen Geopark, dan pengelolaan perbatasan dipengaruhi oleh faktor fisik, politik, ekonomi, kelembagaan, dan faktor hukum.
Management of border areas is an activity or activity carried out to meet needs or achieve specific goals by utilizing resources in the area. Resource management in border areas cannot be separated from the involvement of many stakeholders. Because one aspect that must consider in resource management in the border area is the basis for the regulations or policies of each political unit. In the border area of Mount Ijen, the administrative authority is in Banyuwangi Regency and Bondowoso Regency. The source for area management is the East Java Center for Natural Resources Conservation (locally abbreviated as BBKSDA) and the East Java Regional Division of Perhutani. The purpose of the study was to determine the stakeholders' role in managing the border area in Mount Ijen. Based on these roles, the interactions that occur between stakeholders will be known, and another purpose of the research is to find out the factors that are thought to influence the management of the border area in Mount Ijen. The research uses a qualitative abductive approach with a case study method. The focus of the research is the management of the border area on Mount Ijen. There are three forms of management in the border area on Mount Ijen: the management of the Ijen Crater TWA, Ijen Geopark, and border management. The research location is the border between Banyuwangi Regency and Bondowoso Regency in Mount Ijen. Data was collected through interviews, field observations, and secondary data collection. The analysis techniques used are pattern matching, stakeholder, and descriptive analysis. Stakeholder analysis was used to identify the stakeholders involved in the three managements of Mount Ijen. Pattern-matching analysis is used to identify the role of stakeholders and the factors that are thought to influence management. Descriptive analysis explains and describes stakeholders' interaction in managing the border area on Mount Ijen. The research findings are that there are five stakeholder roles: policy creators, implementers, facilitators, conservators, and educators. The role of conservators and educators is part of implementers who carry out activities based on existing policies. Based on these roles, the interaction that occurs in the border area of Mount Ijen is that there is no interaction, network, cooperation, coordination, and coalition. The management of Ijen Crater TWA, Ijen Geopark, and border management are influenced by physical, political, economic, institutional, and legal factors.
Kata Kunci : kawasan perbatasan, interaksi, pemangku kepentingan