Kebijakan Perataan Dividen, Konflik Keagenan dan Corporate Governance: Studi Empiris di ASEAN-5

DIAN PURNOMO JATI, Prof. Eduardus Tandelilin, M.B.A, Ph.D., I Wayan Nuka Lantara, M.Si., Ph.D., Bowo Setiyono, M.Com., Ph.D.

2022 | Disertasi | DOKTOR ILMU MANAJEMEN

Penelitian ini dilakukan untuk menguji fenomena perilaku perataan dividen dan mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat perataan dividen. Dilakukan pengujian terhadap 193 perusahaan yang berasal dari negara Indonesia, Thailand, Filipina, Singapura dan Malaysia. Periode pengujian berawal dari tahun 2011 sampai dengan 2019. Dilakukan pengujian terhadap eksistensi perilaku perataan dividen yang direpresentasikan oleh speed of adjustment (SOA). Hasil estimasi menunjukkan bahwa perilaku perataan dividen eksis, diperoleh nilai rata-rata SOA untuk 5 negara sebesar 0,865. Dimaknai bahwa perusahaan cenderung melakukan penyesuaian nilai dividen dengan mempertimbangkan nilai dividen tahun sebelumnya dan perubahan laba saat ini. Hasil pengujian menunjukkan bahwa konflik keagenan berpengaruh positif dan signifikan terhadap tingkat perataan dividen. Berikutnya hasil pengujian juga menunjukkan bahwa tata kelola perusahaan berpengaruh negatif dan signifikan terhadap tingkat perataan dividen. Perusahaan yang memiliki tata kelola perusahaan yang kuat cenderung direspon oleh tingkat perataan dividen yang rendah. Selanjutnya hasil pengujian juga menunjukkan bahwa tingkat perlindungan investor berpengaruh negatif dan signifikan terhadap tingkat perataan dividen. Perusahaan yang melakukan perataan dividen cenderung berada pada situasi dimana hak pemegang saham cenderung lemah. Berikutnya hasil pengujian menunjukkan bahwa perlindungan investor memperkuat pengaruh negatif tata kelola perusahaan terhadap tingkat perataan dividen (efek komplementer). Selanjutnya hasil pengujian juga menunjukkan bahwa tata kelola perusahaan memperlemah pengaruh positif konflik keagenan terhadap tingkat perataan dividen. Konflik keagenan sudah termitigasi oleh praktik tata kelola perusahaan yang kuat, sehingga mekanisme perataan dividen kurang dibutuhkan lagi untuk merespon keberadaan konflik keagenan, perataan dividen menjadi substitusi dari tata kelola perusahaan.

The purpose of this study is to examine the phenomenon of dividend smoothing behavior and identify the factors that influence the level of dividend smoothing. Tests were carried out on 193 companies from Indonesia, Thailand, the Philippines, Singapore and Malaysia. The testing period starts from 2011 to 2019. Tests are carried out on the existence of dividend smoothing behavior represented by speed of adjustment (SOA). The results show that the smoothing behavior exists, the average SOA value for 5 countries is 0.865. It is interpreted that the company tends to adjust the dividend value by considering the previous year's dividends and changes in current earnings. The results show that agency conflict has a positive and significant effect on dividend smoothing. Next, the results also show that corporate governance has a negative and significant effect on dividend smoothing. Companies that have strong corporate governance are responded by a low level of dividend smoothing. Furthermore, the results also show that investor protection has a negative and significant effect on dividend smoothing. Companies that perform dividend smoothing tend to be in a situation where shareholder rights are weak. The following results show that investor protection strengthens the negative effect of corporate governance on dividend smoothing (complementary effect). Furthermore, the results also show that corporate governance weakens the positive effect of agency conflict on dividend smoothing. Agency conflicts have been mitigated by strong corporate governance practices, so dividend smoothing mechanisms are no longer needed to respond to agency conflicts, dividend smoothing is a substitute for corporate governance.

Kata Kunci : perataan dividen, konflik keagenan, tata kelola perusahaan, perlindungan investor