Laporkan Masalah

Performa Penyediaan Kuantitas dan Kualitas Taman terhadap Intensitas Kunjungan di Kota Salatiga (Kasus : Taman Pancasila, Taman Tingkir, Taman Bendosari, dan Taman Sidomukti)

MARTHA ROSDIANA U, Prof. Ir. Bakti Setiawan, MA., Ph.D

2022 | Tesis | MAGISTER PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA

Ruang terbuka hijau berwujud taman merupakan salah atau area penyangga dan relaksasi yang baik bagi fisik dan mental. New Urban Agenda dan SDG 11.7 berkomitmen untuk menyediakan ruang publik yang aman, inklusif, mudah diakses, dan berkualitas. Indonesia menerapkan standar penyediaan RTH di kawasan perkotaan sebesar 30% dari luas wilayah yang didalamnya termuat 12,5% sebagai taman untuk setiap skala. Saat ini Kota Salatiga memiliki 4 taman dengan luas rata-rata dibawah 24.000 meter2 dengan harapan mampu melayani 4 wilayah administrasi kecamatan. Selain empat taman tersebut terdapat beberapa taman skala permukiman dan perumahan yang memiliki luas dibawah 250 meter2 yang tersebar dibeberapa pusat permukiman. Untuk itu tujuan penelitian ini adalah (1) mengukur kuantitas terhadap kebutuhan, ketersediaan dan jangkauan pelayanan, (2) mengukur kualitas taman, dan (3) mengukur hubungan kuantitas dan kualitas terhadap intensitas kunjungan. Penelitian ini menggunakan pendekatan spasial dengan bantuan SIG dan kuesinoer. Untuk mencapai tujuan (1) menggunakan tools network analysis (2) penyebaran kuesioner terhadap 400 responden dengan variabel akses, fasilitas, keamanan, dan pemeliharan, (3) menggunakan tools flow analysis dan uji korelasi SPSS. Hasil penelitian menunjukan (1) berdasarkan perhitungan kebutuhan dan kondisi eksisting taman 9 kelurahan memiliki nilai minus, berdasarkan network analysist jangkauan pelayanan 4 taman dengan radius 400 meter, 800 meter dan 2500 meter luas layanan 57,53% dan yang belum tercover seluas 42,47% dari total luas wilayah Kota Salatiga. Keterjangkauan penyediaan taman terendah berada di sisi selatan Kota Salatiga tepatnya di Kecamatan Argomulyo. (2) Berdasarkan penilaian pengunjung Taman Pancasila, Taman Tingkir dan Taman Sidomukti memiliki kualitas baik sedangkan Taman Bendosari memiliki kualitas cukup. (3) Berdasarkan uji korelasi berganda kuantitas dan kualitas memiliki korelasi secara signifikan simultan (bersama-sama) terhadap intensitas kunjungan dengan nilai 0,416 flow analysist terhadap kunjungan 4 taman menunjukan pola titik asal pengguna menuju taman. Taman Pancasila dan Taman Tingkir memiliki pola intensitas sering sedangkan Taman Bendosari dan Taman Sidomukti pola intensitas jarang. Penelitian ini relevan dengan komitmen Kota Salatiga untuk mencapai RTH 30% dengan menambah taman sebagai RTH Publik tertuang dalam kebijakan terkait dengan Rencana Aksi Daerah (RAD) Sustainable Development Goals (SDGs), Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota Salatiga, Visi dan Misi Kota Salatiga, Manajemen Kota, Roadmap RTH, Indeks Kualitas Lingkungan Hidup (IKLH). Hasil penelitian menunjukan pentingnya merencanakan taman dengan aspek kuantitas dan kualitas yang dikaji secara komprehensif dengan bantuan SIG dan persepsi pengguna yang selama ini belum ada, sehingga dapat menjadi usulan metode identifikasi kinerja penyediaan taman yang seragam. Melalui analisis dan basis data yang komprehensif akan menjadi penentu kebijakan yang harus diambil sehingga kedepan dengan taman yang sesuai akan meningkatkan intensitas kunjungan.

Green open space in the form of a park is one area of support and relaxation which is good for both physical and mental. The New Urban Agenda and SDG 11.7 are committed to providing safe, inclusive, accessible, and quality public spaces. Indonesia applies a standard for providing green open space in urban areas of 30% of the total area which contains 12.5% as parks for each scale. Currently, the City of Salatiga has 4 parks with an average area of under 24,000 m2 with the hope of being able to serve 4 sub-district administrative areas. In addition to the four parks, there are several residential and housing scale parks that have an area of under 250 meters2 which are spread across several settlement centers. For this reason, the aims of this study were (1) to measure the quantity of demand, availability, and range of services, (2) to measure the quality of parks, and (3) to measure the relationship between quantity and quality and visit intensity. This study uses a spatial approach with the help of GIS and questionnaires. To achieve the objectives (1) using network analysis tools (2) distributing questionnaires to 400 respondents with the variables of access, facilities, security, and maintenance, (3) using flow analysis tools and SPSS correlation tests. The results of the study show (1) based on the calculation of the needs and existing conditions of 9 village parks have a minus value, based on network analysis the service coverage of 4 parks with a radius of 400 meters, 800 meters, and 2500 meters wide service area is 57.53% and 42.47% has not been covered % of the total area of Salatiga City. The lowest affordability for providing parks is on the south side of Salatiga City, to be precise in Argomulyo District. (2) Based on the assessment of visitors to Pancasila Park, Tingkir Park, and Sidomukti Park have good quality, while Bendosari Park has moderate quality. (3) Based on multiple correlation tests, quantity and quality have a significant correlation simultaneously (together) with the intensity of visits with a value of 0.416. Pancasila Park and Tingkir Park have a frequent pattern of intensity while Bendosari Park and Sidomukti Park have a rare intensity pattern. This research is relevant to the commitment of the City of Salatiga to achieve 30% green open space by adding parks as public green open space contained in policies related to the Regional Action Plans (RAD) Sustainable Development Goals (SDGs), Regional Spatial Plans (RTRW) of the City of Salatiga, City Vision and Mission Salatiga, City Management, RTH Roadmap, Environmental Quality Index (IKLH). The results of the study show the importance of planning parks with aspects of quantity and quality that are studied comprehensively with the help of GIS and user perceptions which have not existed so far so it can be a proposed method for identifying the performance of providing uniform parks. A comprehensive analysis and database will determine the policies that must be taken so that in the future an appropriate park will increase the intensity of visits.

Kata Kunci : Taman, Ruang Terbuka Hijau, Kualitas, Akses, Sistem Informasi Geografis, Intensitas Kunjungan / Park, Green Open Space, Quality, Access, Geographic Information System, Visit Intensity

  1. S2-2022-467247-abstract.pdf  
  2. S2-2022-467247-bibliography.pdf  
  3. S2-2022-467247-tableofcontent.pdf  
  4. S2-2022-467247-title.pdf