Analisis Kesiapsiagaan Manajemen Kegawatdaruratan dan Bencana Berrdasarkan Hospital Safety Index (HSI) PAHO/WHO di RS DKT Dr. Soetarto Yogyakarta
KRISNAWATI GULO, Syahirul Alim,S.Kp.,M.Sc.,Ph.D / Madelina Ariani,SKM,MPH
2022 | Tesis | MAGISTER ILMU KESEHATAN MASYARAKATLatar Belakang : Kejadian bencana (event) hampir selalu menimbulkan krisis kesehatan termasuk menyebabkan tidak berfungsinya pelayanan kesehatan. Sendai Framework for Disaster Risk Reduction (2015-2030) melanjutkan paradigma Hyogo Framework for Action (2005-2015) dari Penanggulangan Bencana ke Pengurangan Risiko Bencana (PRB). Kunci untuk setiap keberhasilan menguasai krisis adalah dipersiapkan dengan baik. Kesiapsiagaan atau preparedness adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan untuk mengantisipasi bencana melalui pengorganisasian serta melalui langkah yang tepat guna dan berdaya guna. Kesiapsiagaan rumah sakit tertuang dalam Hospital Disaster Plan (HDP). Mengukur tingkat keselamatan rumah sakit dalam situasi bencana penting untuk mengurangi risiko di bidang kesehatan. Tujuan rumah sakit aman adalah RS tidak terlalu rentan tetapi lebih aman dan lebih siap menghadapi keadaan darurat dan bencana. Salah satu instrumen penilaian dalam dokumen (HDP) adalah Hospital Safety Index (HSI) assessment dan bisa dilakukan secara mandiri (self assessment). Penilaian dalam HSI termasuk modul 4 atau Manajemen Kegawatdaruratan dan Bencana yang menilai koordinasi aktivitas manajemen kegawatdaruratan dan bencana; perencanaan penanggulangan bencana rumah sakit; manajemen informasi dan komunikasi; sumber daya manusia; logistik dan keuangan; layanan pasien dan layanan penunjang; serta evakuasi, dekontaminasi dan sistem keamanan. Salah satu institusi yang selalu dilibatkan dalam upaya pelayanan kesehatan pada kejadian krisis kesehatan adalah TNI dan RS DKT Dr. Soetarto Yogyakarta termasuk rumah sakit umum yang dinaungi oleh TNI AD dan sudah terakreditasi SNARS Edisi 1 Utama pada tahun 2019, sudah memiliki Struktur Kewaspadaan Bencana namun belum memiliki kebijakan penanggulangan bencana yang tertuang dalam dokumen Hospital Disaster Plan (HDP) sehingga kesiapan RS menghadapi bencana belum memadai. Tujuan : Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi level kesiapsiagaan, kendala dan solusi kebijakan dalam manajemen kegawatdaruratan dan bencana pada RS DKT Dr. Soetarto Kota Yogyakarta Provinsi DIY sesuai dengan Hospital Safety Index (HSI) PAHO/WHO serta solusi yang mungkin bisa diterapkan. Metode : Penelitian ini merupakan penelitian kombinasi (mixed-methods research) dengan sequential explanatory design. Pengumpulan data dilakukan secara kuantitatif dan kualitatif. Data primer menggunakan self-assessment Hospital Safety Index (HSI) checklist yang dilakukan rumah sakit dan penilaian HSI oleh evaluator melalui pedoman wawancara kelompok terfokus (focus group discussion), observasi, dan inspeksi. Data sekunder menggunakan dokumen pendukung penanggulangan bencana rumah sakit. Analisis data menggunakan Framework-Analysis. Hasil : Dr. Soetarto Yogyakarta setelah dinilai oleh RS dan peneliti adalah B dengan penilaian oleh RS memiliki indeks keamanan 0,43 dan indeks kerentanan 0,57, dan penilaian oleh peneliti memiliki indeks keamanan 0,65 dan indeks kerentanan 0,35. Kesimpulan : Fasilitas kesehatan dinilai dapat bertahan pada situasi bencana, tetapi peralatan dan pelayanan penting lainnya berada dalam risiko. Ini juga berarti bahwa tindakan perbaikan diperlukan dalam jangka pendek. Status kesiapsiagaan cukup memadai tetapi masih berpotensi gagalnya fungsi rumah sakit dalam merespon bencana.
Background : Disaster events (events) can almost cause a health crisis, including causing a malfunction of health services. The Sendai Framework for Disaster Risk Reduction (2015-2030) continues the paradigm of the Hyogo Framework for Action (2005-2015) from Disaster Management to Disaster Risk Reduction (DRR). The key to any success in mastering a crisis is to be well prepared. Preparedness is a series of activities carried out to anticipate disasters through organizing and through appropriate and efficient steps. Hospital preparedness is contained in the Hospital Disaster Plan (HDP). Measuring the level of hospital safety in a disaster situation is important for reducing risks in the health sector. The goal of a safe hospital is that it is less vulnerable but safer and better prepared for emergencies and disasters. One of the assessment instruments in the document (HDP) is the Hospital Safety Index (HSI) assessment and can be carried out independently (self-assessment). Assessments within the HSI include module 4 or Emergency and Disaster Management which assesses the coordination of emergency and disaster management activities; hospital disaster management planning; information and communication management; human Resources; logistics and finance; patient services and support services; as well as evacuation, decontamination and security systems. One of the institutions that is always involved in providing health services in the event of a health crisis is the TNI and DKT Dr.Soetarto Hospital Yogyakarta is a public hospital that is sheltered by the Indonesian Army and has been accredited by SNARS Edition 1 Main in 2019, already has a Disaster Alertness Structure but does not yet have a disaster management policy contained in the Hospital Disaster Plan (HDP) document so that the hospital's readiness to face disasters is inadequate. Objective : This study aims to explore the level of preparedness, constraints and solutions in emergency and disaster management at DKT Dr. Soetarto Hospital, Yogyakarta City, DIY Province according to the PAHO/WHO Hospital Safety Index (HSI) and possible policy solutions. Methods : This research is a mixed-methods research with a sequential explanatory design. Data collection was carried out quantitatively and qualitatively. Primary data used self-assessment Hospital Safety Index (HSI) checklist conducted by the hospital and HSI assessment by evaluators through focus group discussion, observation, and inspection guidelines. Secondary data uses supporting documents for hospital disaster management. Data analysis using Framework-Analysis. Result : DKT Dr. Soetarto Hospital Yogyakarta after being assessed by the hospital and researchers was B with an assessment by the hospital having a security index of 0.43 and a vulnerability index of 0.57, and an assessment by researchers having a security index of 0.65 and a vulnerability index of 0.35. Conclusion : Health facilities are judged to be able to withstand disaster situations, but equipment and other essential services are at risk. This also means that corrective action is needed in the short term. The preparedness status is quite adequate but there is still the potential for the failure of the hospital's function in responding to disaster.
Kata Kunci : Kesiapsiagaan, Indeks Keamanan Rumah Sakit, HSI PAHO/WHO, Manajemen Kegawatdaruratan dan Bencana/ Preparedness, Hospital Safety Index, HSI PAHO/WHO, Emergency and Disaster Management