Laporkan Masalah

Pembingkaian Berita Bencana di Media Online (Analisis Framing Pemberitaan Bencana Banjir NTT di Kompas.com dan Pos-Kupang.com)

M FADHIL PRAMUDYA P, Zainuddin Muda Z. Monggilo, S.I.Kom., M.A.

2022 | Skripsi | S1 ILMU KOMUNIKASI

Sebagai negara yang cukup sering dilanda bencana, kehadiran jurnalisme bencana di Indonesia juga terus berkembang. Namun, dalam praktiknya, belum sepenuhnya dijalankan dengan baik oleh media di Indonesia. Dengan adanya media online pada saat ini, kecepatan informasi terkait bencana juga semestinya diiringi dengan penerapan prinsip dalam peliputan bencana. Data BNPB pada tahun 2021 mengungkapkan bahwa bencana dengan jumlah terbanyak di Indonesa yakni bencana banjir. Salah satu di antaranya adalah banjir bandang yang menghantam provinsi NTT pada April 2021. Peran media nasional dan media lokal daerah menjadi sangat penting dalam membingkai informasi bencana yang mencerahkan khalayak dengan memperhatikan prinsip jurnalisme bencana. Untuk itu, penelitian ini dilakukan dengan mengamati framing oleh Kompas.com selaku media nasional dan Pos-Kupang.com sebagai media lokal dalam menerapkan prinsip jurnalisme bencana berdasarkan konsep Seeds Technical Service-Knowledge Links (2014) dan menggunakan analisis framing model Pan dan Kosicki dengan empat struktur, yakni struktur sintaksis, struktur skrip, struktur tematik, dan struktur retoris. Data primer yang digunakan dalam penelitian ini yakni berita di laman Kompas.com dan Pos-Kupang.com pada kurun waktu 4 April 2021 hingga 18 April 2021. Sementara, data sekunder untuk melengkapi data penelitian yakni menggunakan literatur dan sumber yang relevan. Hasilnya, dari tujuh berita yang dipilih pada masing-masing media, pemberitaan kedua media tersebut cenderung lebih menonjolkan prinsip akurasi dalam memberitakan bencana banjir yang dapat dilihat melalui informasi berupa fakta dan pemutakhiran data serta melalui visualisasi pemberitaan. Sementara, terdapat perbedaan oleh kedua media dalam menerapkan prinsip lainnya. Dengan dominan mengangkat suara dan respons dari pemerintah, Kompas.com cenderung menonjolkan isu pembangunan infrastruktur oleh pemerintah pascabencana. Di sisi lain, Pos-Kupang.com mengangkat berita dengan menggunakan masyarakat yang terdampak bencana dan mengalami kerentanan sebagai narasumber pemberitaan. Selain itu, masih terdapat aspek yang perlu dibenahi oleh kedua media. Baik Kompas.com maupun Pos-Kupang.com tampak memberitakan bencana hanya sebagai sebuah peristiwa tunggal, tanpa memunculkan diskursus lebih lanjut seputar isu lingkungan yang berkaitan erat dengan bencana banjir.

As a country that is frequently hit by disasters, the presence of disaster journalism in Indonesia also continues to grow. However, in practice, it hasn't been fully implemented by the media in Indonesia. With the existence of online media, the speed of disaster-related information should also be accompanied by the application of principles in disaster coverage. Data from BNPB in 2021 reveals that the most frequent disasters in Indonesia are floods. One of them is the flood that occurred in East Nusa Tenggara (NTT) in April 2021. The role of national media and local media is very important in framing disaster information that enlightens the audience by considering the principles of disaster journalism. For this reason, this research was conducted by observing the framing carried out by Kompas.com as the national media and Pos-Kupang.com as the local media in applying the principles of disaster journalism based on the concept of Seeds Technical Service-Knowledge Links (2014) and using the Pan and Kosicki model framing analysis with four structures, namely syntactic structure, script structure, thematic structure, and rhetorical structure. The primary data used in this study is news on the Kompas.com and Pos-Kupang.com pages from April 4, 2021 to April 18, 2021. Meanwhile, secondary data is used to complement research data using relevant literature and other sources. As a result, from the seven selected news in each media, both tends to emphasize the principle of accuracy in reporting flood disasters which can be seen through information in the form of facts and data updates as well as through news visualization. Meanwhile, there are differences between the two media in applying other principles. By dominantly raising voices and responses from the government, Kompas.com tends to highlight the issue of infrastructure development by the government. On the other hand, Pos-Kupang.com raises the voice of the local communities around the disaster site that vulnerable to disaster. In addition, there are still aspects that need to be addressed by the two media. Both Kompas.com and Pos-Kupang.com seem to report on the disaster as only a single event, without bringing up further discourse on environmental issues that are closely related to the flood disaster.

Kata Kunci : jurnalisme bencana, framing berita, banjir bandang NTT, Kompas.com, Pos-Kupang.com / disaster journalism, news framing, flash flood in NTT, Kompas.com, Pos-Kupang.com.

  1. S1-2022-424653-abstract.pdf  
  2. S1-2022-424653-bibliography.pdf  
  3. S1-2022-424653-tableofcontent.pdf  
  4. S1-2022-424653-title.pdf