ANALISIS DAYA DUKUNG WILAYAH DALAM HUBUNGANNYA DENGAN KEBERLANJUTAN PEMBANGUNAN DI KABUPATEN SUMBAWA BARAT
MARTINA AYU SEJATI, Dr. Andri Kurniawan, M.Si ; Dr. Erlis Saputra, M.Si.
2022 | Tesis | MAGISTER GEOGRAFIMengukur daya dukung wilayah merupakan salah satu upaya untuk mengetahui kapasitas dan keberlanjutan pembangunan. Diperlukan kajian lebih detail mengenai daya dukung wilayah dan nilai capaian Sustainable Development Goals (SDGs) Desa khususnya yang berkaitan dengan pemenuhan kebutuhan dasar. Melihat kondisi Kabupaten Sumbawa Barat yang masih memerlukan banyak pembenahan dari aspek fisik maupun sosial, menjadikan analisis mengenai strategi pembangunan berkelanjutan sangat penting untuk dilakukan. Tujuan penelitian ini yaitu: 1) Menganalisis daya dukung wilayah terkait pangan, permukiman dan pelayanan di Kabupaten Sumbawa Barat; 2) Menganalisis nilai pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs) Desa dalam hubungannya dengan daya dukung wilayah (pangan, permukiman dan pelayanan), dan 3) Menyusun strategi keberlanjutan pembangunan. Data yang digunakan yaitu data sekunder dan data primer. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif kuantitatif untuk tujuan pertama dan kedua sedangkan deskriptif kualitatif untuk tujuan ketiga, untuk mengetahui arah hubungan daya dukung (pangan, permukiman dan pelayanan) terhadap nilai SDGs Desa digunakan analisis korelasi dan analisis SWOT untuk menyusun strategi pembangunan. Hasil perhitungan menunjukkan bahwa daya dukung pangan memiliki nilai rata-rata 2,24 yang didominasi oleh tipologi dataran dan perbukitan serta jauh dari pusat (rural). Hal ini disebabkan luas lahan pertanian yang masih tinggi dibandingkan dengan jumlah kebutuhan pangan penduduk, sedangkan untuk daya dukung permukiman nilai rata-ratanya yaitu 30,23 dan didominasi oleh tipologi dataran serta pesisir. Hal ini dikarenakan luas wilayah untuk permukiman masih tinggi apabila dibandingkan dengan kebutuhan yang ada, sedangkan daya dukung fasilitas pelayanan (kesehatan, pendidikan dan ekonomi) memiliki nilai rata-rata 1,3 dan didominasi oleh tipologi dataran di pusat pertumbuhan (kota). Selain itu, hasil perhitungan SDGs Desa menunjukkan bahwa desa-desa yang ada di dominasi oleh klasifikasi sedang. Hasil analisis korelasi antara daya dukung wilayah (pangan, permukiman dan pelayanan) dan nilai capaian SDGs Desa menunjukkan hubungan yang signifikan serta arah yang positif. Namun, dengan tingkat kekuatan yang cukup. Strategi pembangunan desa dari segi pertanian yaitu pengadaan lahan pertanian berkelanjutan (LP2B), pembangunan dan perbaikan sistem irigasi, sedangkan strategi guna keberlanjutan permukiman yaitu pembuatan peta desa berbasis risiko kebencanaan serta peningkatan fasilitas pengolahan sampah. Selain itu, untuk mendukung keberlanjutan dari aspek kesehatan, pendidikan dan ekonomi yaitu penambahan tenaga medis dan kesehatan, pengadaan perpustakaan/taman baca serta penambahan unit fasilitas perbankan.
Measuring the carrying capacity of the region is one of the efforts to determine the capacity and sustainability of development. A more detailed study is needed regarding the carrying capacity of the region and the achievement value of the Sustainable Development Goals (SDGs) Desa, especially those relating to the fulfillment of basic needs. Seeing the condition of West Sumbawa Regency which still requires a lot of improvement from the physical and social aspects, analyzing sustainable development strategies is very important to do. The objectives of this study are: 1) Analyzing the regional carrying capacity related to food, settlements, and services in West Sumbawa Regency; 2) Analyzing the value of achieving the Sustainable Development Goals (SDGs) Desa with the carrying capacity of the region (food, settlements, and services), and 3) Developing a sustainable development strategy. The data used are secondary data and primary data. The research method used is descriptive quantitative for the first and second purposes while descriptive qualitative for the third purpose, to determine the direction of the relationship between carrying capacity (food, settlements, and services) to the value of SDGs Desa, correlation analysis and SWOT analysis are used to formulate development strategies. The calculation results show that the food carrying capacity has an average value of 2.24 which is dominated by the typology of plains and hills and is far from the center (rural). This is due to the area of agricultural land which is still high compared to the total food needs of the population, while for the carrying capacity of settlements the average value is 30.23 and is dominated by plains and coastal typologies. This is because the area for settlement is still high when compared to the existing needs, while the carrying capacity of service facilities (health, education, and economy) has an average value of 1.3 and is dominated by the typology of plains in the center of growth (city). In addition, the results of the SDGs Desa calculation show that the villages are dominated by the medium classification. The results of the correlation analysis between the carrying capacity of the region (food, settlements, and services) and the achievement value of the SDGs show a significant relationship and a positive direction. However, with a sufficient level of power. The village development strategy in terms of agriculture is the procurement of sustainable agricultural land (LP2B), and the construction and improvement of the irrigation system, while the strategy for the sustainability of the settlements is the making of disaster risk-based village maps and the improvement of waste processing facilities. In addition, to support the sustainability of the health, education, and economic aspects, namely the addition of medical and health personnel, procurement of libraries/reading parks, and the addition of banking facilities units.
Kata Kunci : daya dukung wilayah, SDGs Desa, strategi pembangunan