Dampak mobilitas penduduk Madura ke Malaysia terhadap perubahan stratifikasi sosial di Madura
BUHARI, Prof.Dr. Ida Bagoes Mantra
2003 | Tesis | S2 KependudukanSuatu penelitian tentang budaya suatu etnik yang bersifat etnografi berusaha menggambarkan suatu dinamika kebudayaan dan perkembangannya pada saat tertentu merupakan suatu penelitian yang sering tidak menyandarkan kepada metode kuantitatif murni. Penelitian ini adalah penelitian mengenai suatu dampak mobilitas penduduk Madura ke Malaysia terhadap daerah asal Madura. Suatu deskripsi mengenai suatu etnik Madura yang mengalami suatu perkembangan perilaku-perilaku dari masyarakat yang mengalami perubahan karena berbagai faktor khususnya pengaruh luar. Penelitian diadakan di daerah kecamatan Pakong, kabupaten Pamekasan Madura dengan salah satu alasan adalah karena kecamatan ini memiliki pendud uk yang cukup banyak melakukan mobilitas ke Malaysia. Adapun yang menjadi tujuan dalam penelitian ini adalah mempelajari tentang adanya remitan, penggunaan dan pengaruhnya terhadap daerah asal serta pengaruh remitan terhadap perubahan-perubahan yang terjadi dalam masyarakat meliputi perubahan stratifikasi dan perubahan nilai-nilai perkawinan. Temuan di lapangan yang diperoleh dengan wawancara dan survai dianalisis dengan metode diskriptif terhadap data yang ada diperkuat dengan beberapa tabel dengan analisis kualitatif. Dari hasil analisis diketahui bahwa mobilitas penduduk Madura ke Malaysia telah menghasilkan suatu pengaruh terhadap beberapa unsur struktur masyarakat yang meliputi perubahan dan pergeseran stratifikasi sosial. Realita yang ada sesuai dengan teori seorang ahli tentang perubahan sosial Robert Nisbit (1972) yang mengatakan bahwa mobilitas memberikan pengaruh terhadap perubahan sosial. Perubahan sosial yang ditandai dengan adanya perubahan stratifikasi kiai suatu fakta sosial bahwa mobilitas penduduk telah memberikan kontribusi terhadap perubahan sosial. Perilaku mobilitas yang sebagian besar didominasi oleh kelompok usia produktif dan berjenis kelamin laki-laki serta berpendidikan rendah merupakan unsur-unsur yang mendorong terjadinya demonstration effect sebagai katalisator terjadinya perubahan sosial. Sekali lagi pemahaman penelitian masyarakat Madura ini adalah pemahaman dengan metode etnografi yang bersandar pada metode kwalitatif. Sebagai mediator petunjuk adanya perubahan adalah berubahnya persepsi dan sikap terhadap pemahaman pepatah lokal warisan nenek moyang yang berwujud “Angoan pote tulang e tembang pote mata†yang berarti lebih baik mati dari pada malu.
An ethnographic research on the cultural of an ethnic group, which describes the dynamics and growth of a culture in a certain stretch of time, does not always rely wholly on the quantitative method. This research is the impact of the mobility of the inhabitants of Madura to Malaysia on their home state in Madura; a description of ethnic group going through a change in behavior due to many factors, most of which are eternal. Research is done in the sub-district of Pakong, in the district of Pamekasan, Madura, on the ground of the mobility of a large number of the area’s in habitants to Malaysia. The subject of this research is to study the existence of remittance, its use and impact to the home stead, and its influence on the changes in society, including a change social stratification and values in marriage. Findings, which are obtained from interviews and surveys, are analyzed with the descriptive method to the available data and strengthened with tables with qualitative analysis. From the analysis it is found that the mobility of Madures to Malaysia has an impacted on some structures of society, which covers changes and shifts in social stratification an values in marriage. The reality is in accordance to the theory of social change expert Robert Nisbet (1972) whom states that mobility has an influence on social change. The social change signified by stratification change on two components, the change on the stratification on the kiai, is a social faced that mobility has contribution on social change. Actor of mobility, who are mostly males in the productive age group with low education, are the supporting elements of demonstration effect as catalyst of social change. Two say it once again, the comprehension of this research is that of the ethnographic method which relies on the qualitative method. As a mediator, a clue of the change is the change in perception of and response to a local proverb, Angoan pote tolang etembang pote mata which means that it is better to die than to be shamed.
Kata Kunci : Kependudukan,Stratifikasi Sosial,Mobilitas Penduduk, Mobilyity, remittance Social change