Evaluasi Pertumbuhan Berbagai Jenis Tanaman Meranti di Wanagama II Kabupaten Tebo, Jambi pada Umur 19 Tahun Setelah Tanam
VIANUR SEPTIANI, Dr. Ir. Dwi Tyaningsih Adriyanti, M.P;Dr. Ir. Handojo Hadi Nurjanto, M.Agr. Sc.
2022 | Skripsi | S1 KEHUTANANHutan di Indonesia mengalami banyak penebangan yang tidak terkendali pada jenis-jenis komersil. Pada wilayah Jambi, kegiatan tersebut telah menyebabkan kerusakan dan kematian pada berbagai jenis vegetasi, khususnya pada jenis meranti, sehingga berdampak produktivitas tegakan mengalami penurunan dan tidak produktif lagi. Oleh karena itu, salah satu upaya peningkatan produktivitas tersebut adalah dengan melakukan pengayaan tanaman. Pada tahun 2003, BRLKT Jambi melakukan kerja sama dengan Fakultas Kehutanan UGM dalam membangun sumber benih dengan menggunakan tujuh jenis meranti di Arboretum Wanagama II. Tujuh jenis yang digunakan yaitu Shorea macroptera Dyer, Shorea platyclados Slooten ex Foxw, Dipterocarpus caudiferus Merr, Shorea fallax Meijer, Shorea smithiana Symington, Shorea leprosula Miq. dan Shorea palembanica Miq. Kerja sama tersebut sebagai langkah awal dalam meningkatkan produktivitas tegakan yaitu dengan tersedianya benih yang unggul. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui persentase keberhasilan tanaman dan tingkat pertumbuhan pada jenis-jenis meranti yang digunakan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah sensus 100% dengan analisis data menggunakan perhitungan persen hidup dan perhitungan MAI (Mean Annual Increment). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dari tujuh jenis yang ditanam hanya empat jenis yang bertahan hidup, persentase keberhasilan tanaman yang diperoleh hanya 2,81% dan dapat dikatakan gagal. Akan tetapi pohon yang berhasil bertahan hidup masih dapat digunakan sebagai sumber benih. Dari pengukuran empat jenis yang masih hidup, pertumbuhan diameter terbaik adalah Shorea leprosula Miq dengan rerata diameter 24,76 cm dan riap diameter 1,30 cm/th, sedangkan pertumbuhan tinggi pohon terbaik adalah Shorea macroptera Dyer dengan rerata tinggi pohon tertinggi yaitu 20,33 m dan riap tinggi sebesar 1,07 m/th.
Forest in Indonesia has experienced a lot of uncontrolled logging on commercial species. In the region of Jambi, that activity has caused much damage and death on many vegetation species, especially on meranti species, which caused stand productivity to decrease and no longer be productive. Therefore, one of the acts to increase stand productivity is by carrying out plant enrichment. In the year of 2003, BRLKT Jambi cooperated with Faculty of Forestry UGM in developing seed sources using 7 species of Meranti at Wanagama II Arboterum. The seven species used are Shorea macroptera Dyer, Shorea platyclados Slooten ex Foxw, Dipterocarpus caudiferus Merr, Shorea fallax Meijer, Shorea smithiana Symington, Shorea leprosula Miq. and Shorea palembanica Miq. This cooperation is a first step in increasing the stand productivity with the availability of superior seeds. This research was conducted to determine the plant success percentage and growth rate on meranti species used in the program. The method that is used in this research is 100% census with data analysis using the life percentage calculation and calculation of MAI (Mean Annual Increment). The result of this research indicated that of the seven species planted only four species survived, with plant success percentage of only 2.81% and thus can be declared failed. However, trees that survived can still be used as seed source. From measurement of the four surviving species, the best diameter growth was on Shorea leprosula Miq with average diameter of 24.76 cm and diameter increment of 1.30 cm/yr, while the best height growth was on Shorea macroptera Dyer with average height growth of 20.33 m and height increment of 1.07 m/yr.
Kata Kunci : Pengayaan, Shorea, Persen Hidup, Riap, Pertumbuhan;Enrichment, Shorea, Percentage of Life, Increment, Growth.