Laporkan Masalah

Hubungan kondisi fasilitas pelayanan sosial ekonomi dengan tingkat perkembangan wilayah di Kabupaten Sidoarjo

HARDJASAPUTRA, H. Suhadi, Prof.Drs. H.R. Bintarto

2003 | Tesis | S2 Geografi

Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji permasalahan kesenjangan wilayah di Kabupaten Sidoarjo. Latar belakang masalah adalah bahwa strategi kebijakan pembangunan selama ini yang menitik beratkan pada penumbuhan ekonomi kurang memperhatikan pemerataan membawa konsekuensi kesenjangan antar wilayah. Fenomena terjadi di Kabupaten Sidoarjo antara sub wilayah pembangunan. Kesenjangan antar wilayah dapat dilihat dalam perbedaan tingkat perkembangannya yang dapat diukur dcngan beberapa indikator meliputi : sumber daya lahan, sosio demografis, akses transportasi komunikasi dan pelayanan sosial-ekonomi. Tingkat perkembangan wilayah yang diukur merupakan indeks komposit dari variabel yang merupakan penjabaran dari indikator-indikator di atas dengan klasifikasi menggunakan mctode clustering. Untuk kajian ini analisa yang digunakan adalah analisis statistik, peta dan kecenderungan (trend analysis). Dibuktikan bahwa yang paling dominan mcnggambarkan tingkat perkembangan wilayah di Kabupatcn Sidoarjo adalah variabel-variabel dalam indikator pclayanan sosial-ekonomi. Hal ini menunjukkan bahwa kesenjangan perkembangan wilayah yang terjadi lebih disebabkan karena intervensi pembangunan, karena ketersediaan suatu fasilitas pelayanan sosial-ekonomi yang merupakan bentuk dari intervensi pembangunan. Pola sebaran wilayah (maju) cenderung mcngelompok (cluster) di wilayah bagian utara Kabupaten Sidoarjo yang dibuktikan dengan analisa indeks tetangga terdekat dengan nilai indeks sebesar 0,43. Hal ini menunjukkan adanya konsentrasi pembangunan di wilayah tersebut. Untuk Wilayah tertinggal, sebagian besar terletak di bagian selatan pada perbatasan dengan Kabupaten Pasuruan. Hasil pcnelitian ini membuktikan adanya kesenjangan antar wilayah di Kabupaten Sidoarjo dengan indikasi belum meratanya hasil pcmbangunan selama ini, dengan munculnya wilayah-wilayah tertinggal walaupun terlihat bahwa kesenjangan tersebut semakin berkurang. Berdasarkan pada prioritas pcngembangan dalam konteks mengurangi kesenjangan antar wilayah pada Kecamatan Tarik, Prambon, dan Kecamatan Krembung. Pengembangan wilayah tertinggal tersebut permasalahan yang mendasar adalah kcterbatasan aksesibilitas wilayah.

The aim of this research is to investigate the problem of regional imbalance in Sidoarjo regency. The background of this problem was strategy of development policy, which had been carried out, was only emphasizing on economic development, but not paying any attention to even distribution. Consequently, interregional imbalance occurred. This phenomenon was happened in sub-development region in Sidoarjo regency. The interregional imbalance could be seen from the differences of its development level. The development level could be measured by the following indicators: land resources, socio-demographic, access of transportation communication, and social-economic services. Regional development level measured were composite index of some variables. Those variables were conversions carried out were using a type of classification. On the investigation, statistic analysis, map, and tendency (trend analysis) were used. Through factor analysis, it could be proved that the most dominant thing in describing the regional development in Sidoarjo regency was variables in indicator of socio-eeonomic service. It showed that regional imbalance was caused by development intervention. Availability of social-economic service facility was a sort of development intervention. The pattern of Regional Application (progress) tend to make a grouping (cluster) in the northem part of Sidoarjo regency. It was proven by the nearest neighbour analysis, with index value 0,43, the grouping showed that there was a concentration of development in the regions. While, almost of backward regions were located in the southern part in the border of Pasuruan and Sidoarjo regency. The result of this research proved that there was an interregional imbalance in Sidoarjo regency. The indication was the inequitability of the some outcome of development happened up till now. lt could be seen from the emergence of some backward regions, although the imbalance was much more decreasing. Based on the development priority in reducing interregional imbalance in Tarik, Prambon, and Krembung. Sub district, the basic problem of the development of backward region was the limitedness of regional accessibility.

Kata Kunci : Geografi Fisik,Perkembangan Wilayah,Fasilitas Layanan Sosial Ekonomi, imbalance, Socio-economie service facility, Regional Development.

  1. S2-2003-HSurhardiHardjasaputra-abstract.pdf  
  2. S2-2003-HSurhardiHardjasaputra-bibliography.pdf  
  3. S2-2003-HSurhardiHardjasaputra-tableofcontent.pdf  
  4. S2-2003-HSurhardiHardjasaputra-title.pdf