Laporkan Masalah

Kerusakan dan pelestarian hutan di Kecamatan Kei Kecil Kabupaten Maluku Tenggara Propinsi Maluku

LOBJA, Xaverius Erick, Prof.Drs. Kasto, MA

2003 | Tesis | S2 Geografi

Hutan merupakan sumberdaya alam yang sangat besar pengaruh dan manfaatnya bagi kehidupan manusia. Jika hutan mengalami kerusakan, maka akan mengakibatkan tanah menjadi gundul, proses erosi akan cepat terjadi pada saat datangnya hujan. Karena itu penelitian ini bertujuan untuk mengkaji: (1 ) besarnya luas hutan yang rusak setelah tahun 1985, (2) faktor-faktor yang mempengaruhi kerusakan hutan, (3) faktor-faktor yang mempengaruhi usaha pelestarian hutan, dan (4) peran nilai budaya lokal (adat ) dalam usaha pelestarian hutan. Metode yang digunakan adalah metode survei dengan teknik sampling purposive. Data-data yang digunakan antara lain, data primer yang diperoleh dengan menggunakan teknik wawancara dan angket, sedangkan data sekunder diperoleh dari pemerintah daerah, dan instansi terkait serta pemerintah desa. Analisis yang digunakan adalah analisis deskriptif kualitatif, didukung tabel frekuensi. Penelitian ini memperoleh hasil bahwa kerusakan hutan yang terjadi setelah tahun 1985 cukup besar, dengan kerusakan mencapai 8.375 ha atau 47,15 persen. Penyusutan hutan diakibatkan karena semakin meluasnya lahan-lahan kritis, bertambahnya lahan perkebunan dan perladangan. Faktor-faktor yang mempengaruhi kerusakan hutan di Kecamatan Kei Kecil adalah, faktor pengambilan kayu untuk dijual, sistm perladangan berpindah yang tidak berkelanjutan. Sedangkan faktor-faktor yang mempengaruhi usaha pelestarian hutan adalah akibat, rendahnya pelaksanaan penghijauan/reboisasi, pengendalian terhadap sistem perladangan berpindah dan penebangan liar yang mash rendah, serta kurangnya tingkat penyuluhan yang dilakukan oleh instansi Pemerintah Daerah, dan swasta/LSM. Peran nilai budaya lokal (adat) Kei sudah mulai ditinggalkan karena pola pembagian lahan seperti pada kawasan Warain, Warian Vaweon, dan Meen sudah mulai tidak digunakan lagi.

Forest is a natural resource with profound effect and benefits formankid. Forest damages will eventually lead to bare land areas, high rates of soil erosion upon rainfall. This study purports to examine (1) the extent of demaged made to the forest after 1985, (2) factors accountable for the demage, (3) factors affecting conservation, and (4) the role of culture in forest conservation. A survey design was used with purposive sampling technique. Interview sessions and questioner were employed to collect primary data, while documents provided by the offices of the local governments and related agencies constitute the sources of secondary data. Descriptive qualitative technique was employed in data analysis supported with frequency tables. It was found that since 1985 forest destruction has reached a substantial scale of 8,375 ha or 47.15%. Forest area was reduced in size dua to enlargement of critical lands areas, increase of tree estate areas and farming areas. Forest damages in Kei Kecil district were closely associated with logging activities for commercial lumer and shifting cultivation. Forest conservation meanwhile encountered problems such as limited replanting activities, no measures for controlling shifting cultivation, and inadequate action for controlling illegal logging, as well as low activities of extension works fiom both government agentcy in charge, private organizations, and non-government organization. Local cultures and customs were no longer appreciated as zonation in Warain, Warain Vaweon, and Meen was not practiced anymore.

Kata Kunci : Geografi,Kerusakan dan Pelestarian Hutan


    Tidak tersedia file untuk ditampilkan ke publik.