Laporkan Masalah

ESTIMASI NILAI WAJAR SAHAM DAN ANALISIS KINERJA EMITEN PERBANKAN STUDI PADA EMITEN BANK KATEGORI KBMI 4

ZULAICHAH, Sukmawati Sukamulja, Prof., Dr., MM

2022 | Tesis | MAGISTER MANAJEMEN (KAMPUS JAKARTA)

Generasi milenial dan Z memiliki minat yang tinggi pada saham sektor keuangan. Hal ini dapat memicu harga pasar saham sektor keuangan menjadi overvalued. Fenomena ini dapat terlihat dari pertumbuhan volume transaksi saham 4 bank di Indonesia (BNI, Mandiri, BRI dan BCA) di tahun 2019 – 2022 dan pergerakan nilai pasar sahamnya yang mendekati nilai pasar tertinggi di 52 minggu terakhir. Penelitian ini bertujuan mengestimasi nilai wajar saham dan mengevaluasi kinerja 4 bank di Indonesia. Estimasi dilakukan dengan pendekatan discounted cash flow (FCFE, DDM dan Excess Return) dan pendekatan Relative Valuation (PER dan PBV). Penelitian ini menerapkan tiga skenario penilaian (worst, base dan best) untuk menggambarkan kecepatan pemulihan perusahaan dari dampak pandemi Covid-19. Evaluasi kinerja menggunakan analisis perbandingan rasio keuangan. Nilai wajar saham BNI berada pada rentang harga Rp4.687,- sampai dengan Rp5.036,- per lembar, saham Bank Mandiri berada pada rentang harga Rp4.861,- sampai dengan Rp5.157,- per lembar, saham BRI berada pada rentang harga Rp1.846,- sampai dengan Rp1.961,- per lembar, dan saham BCA berada pada rentang harga Rp2.093,- sampai dengan Rp2.207,- per lembar. Rasio nilai pasar dengan nilai wajar BCA paling tinggi dibandingkan dengan 3 bank lain. Nilai pasar saham BCA 3,6x lebih tinggi dari nilai wajar tertingginya. Hal ini didukung oleh kinerja BCA yang paling baik dibandingkan dengan 3 bank lain. Selain itu, BCA juga memberikan rata –rata capital gain yang tinggi dan risiko investasi paling kecil.

Gen Z and millennial investors in Indonesia are very interested in financial sector companies that may become overvalued in their stock market price. This phenomenon may be observed by looking at the increase in stock transaction volumes for Indonesia's four largest banks (BNI, Mandiri, BRI, and BCA) in 2019–2022 and their stock market prices, which are nearly at their 52-week high. This study attempts to analyze the performance of 4 Indonesian banks and estimate the intrinsic value of stocks. A discounted cash flow approach (FCFE, DDM, and Excess Return) and a relative valuation technique (PER and PBV) are used for estimation. This study uses the worst, base, and best assessment scenarios to show how quickly the industry recovered from the Covid-19 pandemic's effects. The performance analysis utilizes a comparison of financial ratios. The intrinsic value of BNI stocks is between IDR4,687 and IDR 5,036 per share, that of Bank Mandiri stocks is between IDR4,861 and IDR5,157 per share, that of BRI stocks is between IDR1,846 and IDR1,961 per share, and that of BCA stocks is between IDR2,093 and IDR2,207 per share. BCA has the highest market value to intrinsic value ratio. BCA stock has a market value of 3.6 times greater than its maximum intrinsic value. It is supported by BCA performance which is better than the other banks. In addition, BCA gives a high average capital gain (17,06%) and the lowest investment risk (11,68%).

Kata Kunci : valuasi saham, bank, kinerja

  1. S2-2022-471237-abstract.pdf  
  2. S2-2022-471237-bibliography.pdf  
  3. S2-2022-471237-tableofcontent.pdf  
  4. S2-2022-471237-title.pdf