Model Kawasan Hunian Komunal Sementara dengan Konsep Multifungsi dalam Perspektif Pengembangan Wilayah Kota Palu
ANISA, Ir. Ashar Saputra, S.T., M.T., Ph.D.; Prof. Ir. Iman Satyarno, M.E., Ph.D.
2022 | Tesis | MAGISTER TEKNIK PENGELOLAAN BENCANA ALAMGempa bumi 2018 di Kota Palu menyebabkan kerusakan fasilitas umum dan aset masyarakat, hal ini mengharuskan para korban mengungsi ke hunian sementara hingga rumah mereka selesai direkonstruksi atau memperoleh hunian baru. Problematika masyarakat menolak relokasi, masyarakat tidak nyaman tinggal di hunian sementara, hingga pembangunan fasilitas hunian sementara yang meningkatkan biaya pembangunan. Hal ini memecah fokus rehabilitasi dan rekonstruksi. Berdasarkan fenomena tersebut dapat disimpulkan bahwa dalam situasi darurat regulasi tidak lagi diprioritaskan, sehingga fasilitas penting seperti hunian sementara perlu dipersiapkan secara matang. Penelitian ini bertujuan merencanakan sistem fasilitas hunian sementara dengan konsep multi-fungsi. Pengumpulan data dilakukan dengan survey instansional, pengisian kuesioner, dan mengkaji pustaka. Penelitian ini dilakukan secara kuantitatif dengan menggunakan metode Analisis Hirarki Proses (AHP), dimana peneliti menggunakan kriteria dari 4 Stakeholder untuk menentukan lokasi alternatif yang cocok dikembangkan menjadi kawasan hunian komunal sementara. Penelitian ini juga mengkolaborasikan analisis klasifikasi tingkat bahaya dan klasifikasi kepadatan penduduk untuk menentukan lokasi pengemabngan. Selain itu juga melakukan analisis asumsi penyintas dan perhitungan kebuthan sarana dan prasarana penunjang untuk memodelkan kawasan hunian sementara yang nyaman untukdigunakan secara komunal. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa kawasan hunian komunal sementara terdiri atas tiga hirarki yaitu Kecamatan Mantikulore sebagai Pusat hunian komunal sementara. Kecamatan Palu selatan, Kecamatan Tatanga dan Kecamatan Ulujadi, Kecamatan Palu Utara, dan Kecamatan Tawaeli akan menjadi Sub-pusat pelayanan hunian komunal sementara. adapun Kecamatan Palu Barat dan Kecamatan Palu Timur menjadi kawasan terlayani. Adapun hasil pemodelan kawasan hunian komunal sementara dibagi kedalam area hunian dan area komersil.
The 2018 earthquake in Palu City caused damage to public facilities and community assets, this required victims to evacuate to temporary shelters until their houses were reconstructed or obtained new housing. Community problems refuse relocation, people are not comfortable living in temporary shelters, until the construction of temporary housing facilities increases development costs. This breaks the focus of rehabilitation and reconstruction. Based on this phenomenon, it can be concluded that in an emergency situation regulation is no longer a priority, so that important facilities such as temporary shelters need to be carefully prepared. This study aims to plan a temporary housing facility system with a multi-function concept. Data was collected by means of an institutional survey, filling out questionnaires, and reviewing the literature. This research was conducted quantitatively using the Process Hierarchy Analysis (AHP) method, where the researcher used criteria from 4 stakeholders to determine alternative locations that were suitable to be developed into temporary communal residential areas. This study also collaborates on the analysis of the classification of the hazard level and the classification of population density to determine the location of development. In addition, it also analyzes the assumptions of survivors and calculates the need for supporting facilities and infrastructure to model temporary residential areas that are comfortable for communal use. The results of this study indicate that the temporary communal residential area consists of three hierarchies, namely Mantikulore District as the center of temporary communal housing. South Palu District, Tatanga District and Ulujadi District, North Palu District, and Tawaeli District will become temporary communal housing service sub-centers. The West Palu and East Palu sub-districts are the serviced areas. The results of the modeling of temporary communal residential areas are divided into residential areas and commercial areas.
Kata Kunci : Hunian sementara, Perencanaan, Multifungsi, Kota Palu