Pengaruh Peningkatan Konsentrasi Sukrosa Terhadap Kadar Piperin Kalus Cabe Jawa (Piper retrofractum Vahl.)

KARTIKA PUSPITA DEWI, Prof. Dr. L. Hartanto Nugroho, M. Agr.

2022 | Skripsi | S1 BIOLOGI

Cabe jawa (Piper retrofractum Vahl.) merupakan tanaman herbal yang mengandung senyawa alkaloid utama, yaitu piperin. Prospek cabe jawa dalam bidang farmakologi belum didukung oleh ketersediaan bahan baku, karena rendahnya produktivitas tanaman. Salah satu alternatif untuk mengatasi permasalahan tersebut adalah dengan menerapkan kultur kalus. Kalus dapat memproduksi metabolit sekunder relatif cepat dan berkelanjutan. Efektivitas produksi metabolit sekunder pada kultur kalus, seperti piperin, dapat dilakukan dengan meningkatkan konsentrasi sukrosa dalam medium. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh peningkatan konsentrasi sukrosa terhadap morfologi (warna dan tekstur) kalus, pertumbuhan (berat segar dan berat kering) kalus, dan produksi senyawa piperin pada kalus tanaman cabe jawa (Piper retrofractum Vahl.). Penelitian ini menggunakan medium Murashige and Skoog (MS) dan zat pengatur tumbuh NAA dan BAP (1:2) untuk induksi kalus daun cabe jawa. Kalus hasil induksi berwarna hijau muda dan kompak. Kalus disubkultur pada medium MS perlakuan yang mengandung konsentrasi sukrosa 30 g/L, 40 g/L, 50 g/L, dan 60 g/L dan diinkubasi selama 35 hari. Kalus hasil perlakuan mengalami perubahan warna dengan tekstur kalus tetap kompak. Kalus mengalami penurunan berat segar dan berat kering, seiring meningkatnya konsentrasi sukrosa. Kalus hasil perlakuan dimaserasi menggunakan etanol 96 % dan diukur kadar piperinnya menggunakan Kromatografi Lapis Tipis (KLT)-Densitometri. Peningkatan konsentrasi sukrosa belum menunjukkan pengaruh terhadap kadar piperin pada kalus.

Javanese long pepper (Piper retrofractum Vahl.) is herbal plant which contains main alkaloid compount, namely piperine. Javanese long pepper prospect in pharmacology field has not been supported by the avaibility of raw materials, due to low productivity of plant. Alternative to overcome the problem is applying callus culture. Callus can produce secondary metabolites relatively fast and continuously. Effectiveness of secondary metabolites production in callus culture, such as piperine, can be done by enhancing sucrose concentration in medium. This research was conducted to determine the effect of sucrose concentration enhacement on morphology, growth, and production of piperine compounds on javanese long pepper callus culture. In this research, Murashige and Skoog (MS) medium and growth regulators NAA and BAP (1:2) were used for callus induction of javanese long pepper leaves. Induced calli were light green and compact. Callus then subcultured on MS treatment medium containing sucrose concentration 30 g/L, 40 g/L, 50 g/L, and 60 g/L and incubated for 35 days. Treated calli underwent discoloration, but callus texture remained compact. Callus fresh weight and dry weight were decreased, as the sucrose concentration increased. Treated calli were macerated with ethanol 96 %, then piperine content was measured using Thin Chromatography (TLC)-Densitometry. Sucrose concentration enhancement has not shown any effect on piperine content in callus.

Kata Kunci : cabe jawa, Piper retrofractum Vahl., sukrosa, piperin