Arahan penataan ruang jalan sebagai ruang publik pada kawasan komersial kajian pada Setting elemen fisik dan aktifitas :: Studi kasus Penggal Jalan Pemuda-Kota Magelang

ARIFIN, Zainal, Ir. Ikaputra, M.Eng.PhD

2003 | Tesis | S2 Teknik Arsitektur

Ruang terbuka publik, merupakan elemen ruang kota yang mutlak harus ada untuk menampung aneka kegiatan masyarakatnya. Street (jalan) merupakan salah satu jenis ruang terbuka publik yang berbentuk linier (Rossi, 1982). Pada kawasan komersial, fungsi jalan sebagai ruang publik telah berkembang tidak hanya sebagai ruang pergerakan (movement), tapi juga sebagai wadah untuk pertukaran (exchange) aneka kegiatan, barang, jasa, juga informasi bagi para penggunanya (Ikaputra, 2001). Oleh sebab itu jalan yang ideal sebagai ruang publik harus bisa menjadi ruang yang aman, nyaman, menarik, mudah dicari dan dicapai, hidup siang-malam, tidak ada diskriminasi pemakaian bagi para stekeholders-nya, kondusif untuk interaksi sosio -kultural, representatif dan memiliki nuansa arsitektur kota yang berkualitas (Danisworo, 1989). Kawasan jalan Pemuda di pusat Kota Magelang, yang sejak awal merupakan kawasan kekuasaan Belanda dan konsentrasi kaum pedagang Cina (Utami, 2001), merupakan kawasan strategis bagi kegiatan komersial. Hal ini juga didukung oleh adanya dua generator space di kedua ujungnya, yaitu Alun-alun dan Pasar Rejowinangun. Untuk mengevaluasi kondisi jalan Pemuda ini akan mencakup aspek setting fisik dari street wall dan elemen fisik lainnya serta aspek setting aktifitas, baik pada ‘dinding’ maupun pada ruang jalan. Street wall dapat berupa deretan bangunan, deretan PKL dan deretan pepohonan sepanjang jalan. Sedangkan kegiatan dominan yang diamati, yaitu aktifitas pejalan kaki, PKL dan parkir beserta kebutuhan fisiologis / psiologis dari pemakaiannya. Tujuan penelitian untuk menemukan faktor yang berpengaruh dan arahan penataannya. Sehingga penelitian diharapkan bisa menjadi bahan rujukan para ‘decision maker’ untuk menata jalan di kawasan komersial menjadi ruang publik yang ‘sukses’. Hal yang menjadi isu strategis pada konteks ini adalah; 1) karakter formal dari street wall kurang menarik, 2) fungsi dan penggunaan pada ‘dinding’ dan ruang jalan yang tidak seimbang, 3) adannya intervensi oleh elemen-elemen fisik (PKL, parkir, street furniture) pada ruang sirkulasi pejalan kaki. Dari tiga isu utama di atas, cara penelitian dilakukan dengan melihat perbedaan karakter yang khas pada ruas jalan ini, yang dibagi menjadi penggal I sekitar alun-alun, dan penggal II sepanjang kawasan Pecinan, membuat tingkat gradasi pengaruh faktor dan gradasi indikator. Penelitain ini menjadi menarik oleh karena adanya keunikan persoalan dari tiga is u diatas sepanjang ruasnya serta kaitan dengan faktor- faktor penyebabnya. Setidaknya ada 13 faktor yang berpengaruh berdasarkan gradasi pengaruhnya, yaitu; 1)kenyamanan, 2)pencapaian, 3)keamanan/keselamatan, 4)jenis komoditas, 5)aspek teknis/lebar pedestrian, 6)fungsi bangunan, 7)kesesuaian lokasi, 8)kemenarikan, 9)lot tanah, 10)kepemilikan dan lebar tenda PKL, 11) fasilitas pendukung, 12) pembatas ruang, 13)kepemilikan bangunan Hasil penelitian berupa design guide line dari ruang jalan Pemuda ini yaitu : a) arahan pena taan karakter street wall dari deretan bangunan (indikator: tinggi 46%, cover/billboard + fasad 32%, dan setback 23%), PKL (indikator : jenis dan media display 40%, tenda 30%, letak 30%), dan pohon (indikator: tajuk 37%, letak 37%, jenis 26%) b) pentaan keseimbangan pemakaian / fungsi pada ‘dinding’ (indikator: ramai pengunjung 50%, jalur 27%, intensitas fungsi 23%) dan keseimbangan sisi ruang jalan (indikator : PKL 40%, pejalan kaki 35%, parkir 25%), serta c) tertatanya elemen-elemen fisik yang ada di pedestrian untuk menunjang kelancaran aktifitas pejalan kaki dari intervensi PKL, parkir dan elemen street furniture.

Public open space is a basic element of county space to accommodate various activities of the society. Street is one of the public open spaces in the form of linear (Rossi, 1982). In the commercial area, the function of the street as a public space has developed not only as a movement space, but also as a cavity to exchange of various activities, goods, services, and also information by the users (Ikaputra, 2001). Therefore, the ideal street as a public space has to be able to be safe, comfortable, interesting, easily found and reached, day and night, there is no discrimination of the user for its stakeholder, conducive for the socio-cultural interaction, representative and has qualified city architecture sense (Danisworo, 1989). The area of Pemuda Street in Magelang County, starting from the beginning is the area belongs to Dutch and concentration of Chinese merchants (Utami, 2001), is a strategic area for commercial activity. This is also supported by the existence of two generator spaces in each end, i.e., Alun-alun and Pasar Rejowinangun. To evaluate the condition of this Pemuda Street, it included physical setting aspect, from street wall and other physical elements, and activity setting aspect, either on the ‘wall’ or in the street space. Street wall could be in the form of building charater, pedestrian vendors (mention: PKL) and trees in the edge of the street, while the dominant activities observed were pedestrian, PKL and parking and physiological and psychological need of the usage. The aim of this study was to find out the affecting factors and the instruction of the arrangement. It is expected that this study can be a proposal for the ‘decision maker’ to manage the street in commercial area into successful public space. The strategic issues in this context were; 1) the formal character of the street wall was not interesting, 2) the function and the use of ‘wall’ and the street space was not balanced, 3) the intervention existence by the physical elements (PKL, parking, street furniture) in the circulation space of pedestrian. From those three main issues, the method of this study was carried out by seeing the difference of the typic al character in this street space, divided into segment I was around Alun-alun, and segment II was along the Chinatown area, making the gradation level of the affecting factor and the gradation of the indicators. This study was getting interesting because of the existence of uniqueness in the problem of three issues above along the street and the relation with the affecting factors. At least there were 13 affecting factors based on the its gradation impact, i.e.; 1) comfort, 2) accesbility, 3) security/safety, 4) the type of the commodity, 5) technical aspect/the width of the pedestrian, 6) the function of the building, 7) the appropriateness of the location, 8) attractivity, 9) the lot of the land, 10) the ownership and PKL tent’s width, 11) amenities, 12) space border, 13) building ownership. The result of the study was in the form of design guide line of Pemuda Street: a) the instruction of the character arrangement of street wall was from building row (indicator: height 46%, cover/billboard + fasade 32%, and setback 23%), PKL (indicator: the type and media of the display 40%, tent 30%, location 30%), and tree (indicator: ornamental 37%, location 37%, type 26%) b) the arrangement of the balance of the usage/function of the ‘wall’ (indicator: many visitor 50%, row 27%, function intensity23%) and the balance of the sides of street space (indicator: PKL 40%, pedestrian 35%, parking 25%), and c) the management of physical elements existing in the pedestrian to support the smoothness of the pedestrian activities from the intervention of PKL, parking and street furniture element.

Kata Kunci : Ruang Jalan,Penataan