Laporkan Masalah

PEMAKNAAN RUANG COFFEE SHOP DAN IMPLIKASINYA TERHADAP SUBJECTIVE WELL-BEING MAHASISWA DI YOGYAKARTA

LINTANG FEBIANA S, Nurhadi, S.Sos., M.Si., Ph.D.

2022 | Skripsi | S1 PEMBANGUNAN SOSIAL DAN KESEJAHTERAAN

Kedai Kopi atau Coffee shop adalah sebuah fenomena yang aktual di kalangan remaja terutama mahasiswa di kota-kota besar. Kedai kopi mengalami transformasi yang luar biasa, dimana yang pada awalnya hanya sebuah kedai atau rumah untuk menyajikan kopi bagi para konsumen berubah menjadi sebuah ruang dimana kedai kopi bukan hanya menyajikan kopi tapi menjadi ruang yang fungsinya bisa diwujudkan oleh para penggunanya. Latar belakang penelitian ini berawal dari menjamurnya kedai kopi di Yogyakarta sebagai kota pelajar yang selalu penuh dengan mahasiswa dengan berbagai kesibukan atau kegiatannya, hingga muncul ide untuk mengetahui bagaimana mahasiswa memaknai ruang atau kedai kopi dan implikasinya terhadap kesejahteraan psikologi dan kesejahteraan sosial. Penelitian ini memakai konsep produksi ruang oleh Henri Lefebvre seorang sosiolog Marxis Prancis. Tindakan sosial atau social action membentuk sebuah ruang sosial dimana di dalamnya terbentuk oleh individu atau dilakukan secara kolektif, Tindakan sosial yang dilakukan oleh individu atau secara kolektif tersebut pada akhirnya memberi makna dalam suatu ruang spasial. Konsep ruang spasial tersebut memiliki makna dan terkonsep sedemikian rupa dari pihak yang menghidupkan serta mengisi ruang tersebut. Produksi ruang sosial juga direalisasikan lewat beberapa persepsi atas lingkungan (environment) yang dibangun dari jaringan-jaringan (networks) yang juga mengaitkan antara aktivitas sosial sehari-hari seperti kehidupan pribadi (private life), pekerjaan dan waktu luang (leisure). Tidak lupa untuk membahas mengenai kesejahteraan psikologi, penelitian ini menggunakan teori dari Ryff yang tertuju kepada persaan seseorang terhadap aktivitas kehidupan sehari-hari.Studi mengenai kedai kopi penting dilakukan karena fenomena kedai kopi merupakan fenomena yang aktual dan memunculkan berbagai hal baru seperti gaya hidup baru dimana sebagian besar pasar dari kedai kopi adalah mahasiswa yang suka menghabiskan waktu dengan berbagai aktivitas di kedai kopi. Penelitian ini menggunakan metodologi kualitatif dengan sudut pendekatan paradigma intepretatif mengambil lokasi di Estuary Cafe dan Mato Kopi Seturan dengan teknik analisis data adalah teknik analisis tematik. Analisis tematik merupakan alat analisis yang independen dalam penelitian kualitatif untuk mengidentifikasi, menganalisa, dan menggambarkan pola (tema) dalam data. Informan dari penelitian ini adalah delapan mahasiswa yang mengenyam pendidikan tinggi di Yogyakarta yang merupakan mahasiswa dari program diploma, S1 bahkan S2. Dua jenis kedai kopi yang memiliki konsep berbeda, dimana konsep dari Estuary Cafe cocok dengan hal-hal modern sedangkan Mato Kopi cocok dengan hal yang sederhana dan tradisional. Kedua kedai kopi ini samasama menyajikan kopi tapi memiliki jenis pengunjung dan kegiatan yang berbeda. Hasil dari penelitian ini adalah, mahasiswa memaknai ruang atau kedai kopi sebagai ruang baru untuk aktualisasi kebutuhan mahasiswa dimana mahasiswa bisa mengaktualisasi kebutuhannya sebagai makhluk sosial untuk bersosialisasi dengan individu lainnya, salah satu halnnya adalah kegiatan nongkrong dimana interaksi antar individu bisa terjalin. Ruang produktif adalah ruang dimana mahasiswa bisa melakukan aktivitas atau kegiatan yang dianggapnya bisa mengembangkan kapasitas dan menyelesaikan suatu pekerjaan. Serta ruang perdebatan intelektual adalah ruang dimana mahasiswa bisa saling berdiskusi mengenai berbagai hal seperti pembahasan kebiajakn sosial, masalah sosial, elit politik dan isu-isu sosial lainnya. Pemaknaan ruang kedai kopi tersebut berimplikasi terhadap kesejahteraan psikologi dan kesejahteraan sosial bagi para mahasiswa dimana, kedai kopi menjadi ruang guna membangun sebuah hubungan positif dengan orang lain dan proses penyembuhan diri serta untuk berinteraksi dengan orang lain.

A coffee shop or coffee shop is an actual phenomenon among teenagers, especially students in big cities. The coffee shop underwent an extraordinary transformation, where at first it was only a shop or a house to serve coffee for consumers turned into a space where the coffee shop not only served coffee but became a space whose functions could be realized by its users. The background of this research begins with the proliferation of coffee shops in Yogyakarta as a student city which is always full of students with various activities or activities, until the idea arises to find out how students interpret space or coffee shops and their implications for psychological well-being and social welfare. This research uses the concept of space production by Henri Lefebvre, a French Marxist sociologist. Social action or social action forms a social space in which it is formed by individuals or carried out collectively. Social actions carried out by individuals or collectively ultimately give meaning in a spatial space. The concept of spatial space has meaning and is conceptualized in such a way from the party who animates and fills the space. The production of social space is also realized through several perceptions of the environment that are built from networks that also link daily social activities such as private life, work and leisure. Not forgetting to discuss psychological well-being, this study uses Ryff's theory which is focused on one's feelings towards daily life activities. A study on coffee shops is important because the coffee shop phenomenon is an actual phenomenon and brings up new things such as a new lifestyle where most of the market for coffee shops are students who like to spend time with various activities in coffee shops This study uses a qualitative methodology with an interpretative paradigm approach taking location at Estuary Cafe and Mato Kopi Seturan with data analysis techniques are thematic analysis techniques. Thematic analysis is an independent analytical tool in qualitative research to identify, analyze, and describe patterns (themes) in the data. The informants of this study were eight students who received higher education in Yogyakarta who were students from diploma, undergraduate and even postgraduate programs. . Two types of coffee shops that have different concepts, where the concept of Estuary Cafe is suitable for modern things while Mato Kopi is suitable for simple and traditional things. These two coffee shops both serve coffee but have different types of visitors and activities. The results of this study are, students interpret the room or coffee shop as a new space for actualizing student needs where students can actualize their needs as social beings to socialize with other individuals, one of which is hanging out activities where interactions between individuals can be established. Productive space is a space where students can carry out activities or activities that they consider to be able to develop capacity and complete a job. And the intellectual debate room is a space where students can discuss with each other about various things such as discussion of social policies, social problems, political elites and other social issues. The meaning of the coffee shop space has implications for psychological well-being and social welfare for students where the coffee shop becomes a space to build a positive relationship with others and the process of selfhealing and to interact with others.

Kata Kunci : Kedai kopi, Kesejahteraan psikologi, kesejahteraan sosial, mahasiswa, self healing, ruang