Intensitas Serangan Benalu Pada Berbagai Inang di 3 Resort (Cangkringan, Pakem-Turi an Dukun) Taman Nasional Gunung Merapi
LINDA RATNASIWI, Prof. Dr. Ir. Siti Muslimah Widyastuti, M.Sc.;Prof. Priyono Suryanto, S.Hut., M.P., Ph.D.
2022 | Skripsi | S1 KEHUTANANGangguan biotik dalam ekosistem hutan dapat disebabkan oleh organisme pengganggu tanaman seperti benalu yang berpotensi menimbulkan kerusakan dan kerugian ekonomi. Benalu termasuk tumbuhan hemiparasit yang dapat menyebabkan kerusakan pada tumbuhan inangnya. Jika tidak ditangani dengan baik maka serangan benalu dapat meningkat dan meluas sehingga menjadi ancaman bagi kelestarian jenis tumbuhan penyusun termasuk yang ada di kawasan Taman Nasional Gunung Merapi (TNGM). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jenis benalu dan tumbuhan inangnya, serta intensitas serangan benalu. Penelitian dilakukan di Resort Cangkringan, Resort Pakem-Turi dan Resort Dukun pada Juni-Agustus 2022. Penelitian menggunakan metode jelajah dengan menjelajahi jalur tracking pada setiap lokasi yang memiliki potensi benalu. Identifikasi tanaman dilakukan pada setiap jenis benalu yang ditemukan beserta inangnya. Variabel pengamatan antara lain data benalu, data inang dan data lingkungan. Analisis intensitas serangan benalu menggunakan metode TMR (True Mistletoe Rating) yang dimodifikasi. Hasil penelitian menunjukkan ada 4 jenis benalu yaitu Scurrula ferruginea dengan dominasi inangnya pada Kareumbi (Homalanthus populneus) di Resort Cangkringan; Scurrula ferruginea pada Sengon Laut (Paraserianthes falcataria) dan Macrosolen cochinchinensis pada Puspa (Schima wallichii) di Resort Pakem-Turi; Scurrula ferruginea pada Sengon Merah/Buto (Albizia chinensis), Scurrula atropurpurea pada Kareumbi (Homalanthus populneus) Macrosolen cochinchinensis pada Sengon Tekik dan Dendrophthoe pentandra pada Wilodo (Ficus fistulosa) di Resort Dukun. Intensitas serangan benalu di Resort Cangkringan termasuk kriteria agak ringan-agak sedang (TMR= 1,5-3,5); intensitas serangan benalu di Resort Pakem-Turi termasuk kriteria sangat berat (TMR=8-11); dan intensitas benalu di Resort Dukun termasuk kriteria agak ringan (TMR= 1,5).
Biotic disturbance in the forest ecosystem can be caused by parasitic plants such as mistletoe which can potentially cause serious damage and economic loss. Improper management of mistletoe can lead to increasing damage intensity and subsequently jeopardize the sustainability of the forest ecosystem at Mount Merapi National Park (TNGM). This study aims to determine the types of mistletoe and their host plants, as well as the intensity of mistletoe infestation. The research was conducted at Cangkringan Resort, Pakem-Turi Resort and Dukun Resort in June- August 2022 using the cruise method by exploring the available tracking path at each location that has the potential for mistletoes. Each individual mistletoe was identified by its species and its host plant. Intensity of mistletoe infestation analysis using modified True Mistletoe Rating (TMR). The result showed that there were 4 mistletoes discovered, namely Scurrula ferruginea with the dominance of the host plant on Kareumbi (Homalanthus populneus) at Cangkringan Resort; Scurrula ferruginea in Sengon Laut (Paraserianthes falcataria) and Macrosolen cochinchinensis in Puspa (Schima wallichii) at Pakem-Turi Resort; Scurrula ferruginea on Sengon Merah/Buto (Albizia chinensis), Scurrula atropurpurea on Kareumbi (Homalanthus populneus), Macrosolen cochinchinensis on Sengon Tekik and Dendrophthoe pentandra on Wilodo (Ficus fistulosa) at Dukun Resort. The intensity of mistletoe infestation at Cangkringan Resort classified as mild to moderate (TMR= 1.5-3.5); Pakem-Turi Resort was classified as very heavy (TMR= 8-11); and Dukun Resort was classified as mild (TMR= 1.5)
Kata Kunci : Benalu, TMR, metode jelajah, TNGM;Mistletoe, TMR, cruise method, TNGM