Indeks Utilitas Pada Pasien Gagal Ginjal Kronis Dengan Hemodialisis Yang Diukur Dengan Instrumen SF-6D di Kota Pekanbaru
NABILA SAUFIKA A, Prof. Dr. apt. Tri Murti Andayani, Sp. FRS
2022 | Skripsi | S1 FARMASIGagal ginjal kronis (GGK) merupakan salah satu dari banyaknya masalah yang paling serius di dunia termasuk Indonesia. Kualitas hidup pasien GGK bisa menjadi salah satu parameter untuk mengetahui pengobatan GGK sudah maksimal atau belum. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis utilitas pasien gagal ginjal kronis yang diukur menggunakan instrumen SF-6D dan menganalisis faktor yang mempengaruhinya. Penelitian ini menggunakan pendekatan retrospektif dengan data sekunder yang telah diambil sebelumnya oleh Andayani dkk di RS Ibnu Sina dan Syafira di Kota Pekanbaru pada rentang waktu bulan Juli – September 2019. Data utilitas diambil dari kuesioner SF-6D. Analisis faktor yang mempengaruhi utilitas menggunakan Mann-Whitney dan Kruskall Wallis untuk uji bivariat dan dilakukan uji multivariat dengan uji Regresi Linear Berganda. Diperoleh 121 pasien dengan usia 40 – 60 tahun (66,1%), jenis kelamin laki-laki (56,2%), pendidikan terakhir SMP (60,3%), bekerja (54,5%), penghasilan < Rp1.000.000 (43,0%), status menikah (99,2%), GGK stage 5 (92,6%), kadar hemoglobin < 10 g/dL (50,4%), dan lama hemodialisis 1 – 5 tahun (66,9%). Rata-rata nilai utilitas SF-6D sebesar 0,626 ± 0,007 (CI 95%: 0,612 – 0,641). Nilai rata-rata utilitas pasien GGK di Kota Pekanbaru lebih rendah dibandingkan di Kota Yogyakarta. Domain yang paling mengganggu adalah domain sosial, domain nyeri, dan domain mental. Faktor yang memiliki perbedaan signifikan terhadap nilai utilitas adalah pendidikan (p-value: 0,007).
Chronic kidney failure (CKD) is one of the most serious problems in the world, including Indonesia. The quality of life of CKD patients can be one of the parameters to know whether CKD treatment has been maximized or not. This study aims to analyze the utility of chronic kidney failure patients as measured using the SF-6D instrument and analyze the factors that influence it. This study uses a retrospective approach with secondary data that was previously taken by Andayani et al at Ibnu Sina and Syafira Hospital in Pekanbaru City in the period July – September 2019. Utility data were taken from the SF-6D questionnaire. Analysis of the factors that affect utility using Mann-Whitney and Kruskall Wallis for bivariate test and multivariate test using Multiple Linear Regression test. Obtained 121 pasients aged 40-60 years (66.1%), male (56.2%), last education junior high school (60.3%), work (54.5%), income <Rp1.000.000 (43.0%), marital status (99.2%), CKD stage 5 (92.6%), hemoglobin level < 10 g/dL (50.4%), and duration of hemodialysis 1 – 5 years (66 ,9%). The average utility value of the SF-6D was 0.626 ± 0.007 (95% CI: 0.612 – 0.641). The average utility value of CKD patients in Pekanbaru City is lower than in Yogyakarta City. The most disturbing domains were the social domain, the pain domain, and the mental domain. The factor that has a significant difference to the utility value is education (0.007).
Kata Kunci : faktor yang mempengaruhi utilitas, gagal ginjal kronis, SF-6D, utilitas