TEKNIK PENERJEMAHAN ONOMATOPE BAHASA JEPANG YANG MENDESKRIPSIKAN MAKANAN KE BAHASA INDONESIA
QONITA ZUKHRUFA, Yayan Suyana, S.S., M.A.
2022 | Skripsi | S1 SASTRA JEPANGBahasa dapat digunakan untuk bertukar informasi berupa perasaan, pikiran, atau konsep kepada individu lain. Penerjemahan dapat membantu pertukaran informasi dalam bahasa yang berbeda. Salah satu hal yang patut diperhatikan dalam penerjemahan adalah onomatope yang kental dengan budaya. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan teknik penerjemahan, kesepadanan, juga pergeseran yang terjadi dalam hasil terjemahan onomatope bahasa Jepang yang mendeskripsikan makanan dalam subtitle bahasa Indonesia serial drama "The Curry Songs." Analisis penelitian ini menggunakan teori teknik-teknik penerjemahan onomatope menurut Inose Hiroko (2008), pergeseran bentuk menurut Catford (1965), pergeseran makna menurut Simatupang (1999), dan teori faktor penyebab pergeseran menurut Machali (2000). Kamus ekabahasa Jepang berupa kamus elektronik "Super Daijirin" 3.0 dan kamus "Daijisen Japanese Dictionary" yang disusun oleh Matsumura dkk. (1995) serta kamus ekabahasa Indonesia berupa Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) juga digunakan untuk membandingkan makna onomatope dengan hasil terjemahan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerjemah menggunakan 6 dari 9 teknik penerjemahan onomatope yang dikemukakan oleh Inose, yakni (1) menggunakan adverbia sebanyak 2 data, (2) menggunakan adjektiva sebanyak 12 data, (3) menggunakan verba sebanyak 2 data, (4) menggunakan parafrasa eksplikatif sebanyak 1 data, (5) menggunakan gabungan atau pengulangan kata sebanyak 3 data, dan (6) penghilangan sebanyak 7 data. Dari 27 data, terdapat 13 data yang dianggap tidak sepadan dan mengalami pergeseran. Pergeseran bentuk yang terjadi yaitu pergeseran struktur sebanyak 4 data dan pergeseran unit sebanyak 2 data, sementara pergeseran makna yang terjadi ialah pergeseran dari makna spesifik ke makna yang lebih umum sebanyak 7 data.
Language can be used to communicate feelings, ideas, or concepts with others. Translation can aid in the exchange of information between languages. Onomatopoeia, which is rooted deeply in culture, is one of the things that should be taken into account in translation. The goal of this study is to describe the translation techniques, equivalence, and shifts that occurred in the translation of Japanese onomatopoeia that describes food in the Indonesian subtitles of a drama titled "The Curry Songs." This study is analyzed using Inose Hiroko's (2008) theory of onomatopoeia translation techniques, Catford's (1965) form shift theory, Simatupang's (1979) meaning shift theory (1999), and Machali's (2000) theory of the factors that may cause shifts. To compare the meaning of onomatopoeia with the translation results, the Japanese e-dictionary (Super Daijirin 3.0) and the dictionary "Daijisen Japanese Dictionary" compiled by Matsumura et al. (1995) as well as the Indonesian dictionary "Kamus Besar Bahasa Indonesia" (KBBI) were used. The results show that the translator employs 6 of Inose's 9 onomatopoeia translation techniques: (1) translation using adverbs occurred in 2 data, (2) translation using adjectives occurred in 12 data, (3) translation using verbs occurred in 2 data, (4) translation using explicative paraphrases occurred in 1 data, (5) translation using word combination or repetition occurred in 3 data, and (6) omission occurred in 7 data. There are 13 data out of 27 that are considered not equivalent translations and experience shift translations. These form shifts are structural shifts that occurred in 4 data and unit shifts that occurred in 2 data, while meaning shifts that occurred in 7 data are shifts from specific meanings to more general meanings.
Kata Kunci : onomatope, teknik penerjemahan, pergeseran bentuk, pergeseran makna, subtitle