Laporkan Masalah

Analisis Stakeholder Dalam Pengelolaan Desa Wisata Sasak Sade Di Kecamatan Pujut Kabupaten Lombok Tengah Sebagai Upaya Pembangunan Pariwisata Berkelanjutan

SALSABILA MIHADA, Prof. Dr. M. Baiquni, M.A.

2022 | Skripsi | S1 PEMBANGUNAN WILAYAH

Pariwisata berkelanjutan sebagai arahan baru dalam dunia kepariwisataan menjadi topik yang saat ini gencar diperbincangkan, terutama dalam pengelolaan sebuah destinasi wisata. Desa Wisata Sasak Sade meruakan salah satu destinasi wisata di Pulau Lombok yang memiliki peluang besar untuk menjadi ikon pariwisata Pulau Lombok karena ke-khasan yang dimiliki. Namun aspek pengelolaa belum dikelola dengan maksimal terlihat dari pengelolaannya yang masih bersifat monoton tidak jauh berbeda sejak tahun 1975 dikunjungi. Berbagai pihak dilibatkan dalam pengelolaannya, terutama dalam hal ini adalah stakeholder. Adapun tujuan penelitian ini adalah 1) mengidentifikasi stakeholder yang terlibat dan peranannya dalam pengelolaan destinasi Desa Wisata Sasak Sade, 2) mengindentifikasi hubungan antar stakeholder serta 3) mengetahui upaya pengembangan dalam pengelolaan Desa Wisata Sasak Sade. Metode yang digunakan adalah pendekatan kualitatif dengan analisis stakeholder dan analisis deskriptif. Pengambilan data dilakukan melalui wawancara semiterstrukur, dokumentasi, dan observasi lapangan. Hasil penelitian menunjukan terdapat 9 stakeholder yang terlibat dalam pengelolaan Desa Wisata Sasak Sade. Stakeholder yang termasuk dalam key player adalah Dinas Pariwisata dan Kebudayaan, Ketua Adat/Kepala Dusun Sade, Pengelola Dusun Wisata Sade, Pokdarwis Budaya Sakti dan Bank Rakyat Indonesia (Unit Sengkol). Stakeholder yang termasuk dalam kelompok subject adalah Local Guide dan masyarakat pelaku UMKM Tenun dan Souvenir. Stakeholder yang termasuk dalam context setter adalah travel agent. Stakeholder yang masuk dalam kelompok crowd adalah Pemerintah Desa. Hubungan yang terjalin antar stakeholder dalam pengelolaan Desa Wisata Sasak Sade belum dilakukan dengan optimal yang dilihat dari hubungan kerjasama, koordinasi, dan komunikasi. Hubungan kerjasama belum dilakukan antar semua stakeholder. Kerjasama tidak mempunyai kekuatan hukum secara tertulis hanya berupa kegiatan atau hubungan saling mendukung dalam pelaksanaan tugas pokok dan fungsi dari masing-masing stakeholder. Hubungan koordinasi yang terjalin antar stakeholder belum optimal terbukti dari adanya perbedaan pendapat (kontradiktif) yang ditemukan pada pelaksanaan pengembangan terutama antara pemerintah dengan masyarakat dan koordinasi yang dilakukan sebagian besar hanya ketika ada kegiatan dan event saja atau berupa pelaksanaan kebijakan dari pemerintah atas yang sifatnya topdown. Komunikasi menjadi pola hubungan yang paling sering dilakukan, yakni terkait pelaksanaan peran masing-masing stakeholder namun belum dilakukan secara maksimal oleh beberapa stakeholder sehingga aspirasi yang masuk rendah. Adapun upaya yang perlu dilakukan dalam pengelolaan diantaranya meningkatkan kualitas SDM masyarakat Sade agar masyarakat dapat melakukan suatu inovasi trobosan baru dalam pengelolaan pariwisata sehingga pengelolaan tidak terkesan monoton dan melakukan kerjasama dengan pemilik lahan di sekitar kawasan Sade untuk pembebasan lahan melalui pengikutsertaan mereka dalam pengelolaan guna mengatasi keterbatasan lahan melalui pengembangan potensi yang dimiliki

Sustainable tourism as a new direction in the world of tourism is a topic that is currently being discussed intensively, especially in managing a tourist destination. Sasak Sade Tourism Village is one of the tourist destinations in Lombok Island which has a great opportunity to become a tourism icon on Lombok Island because of its uniqueness. However, the management aspect has not been managed optimally, it can be seen from the management which is still same, not much different since it was visited in 1975. Various parties are involved in its management, especially in this case the stakeholders. The study aims to: 1) identify the stakeholders involved and their roles in managing the Sasak Sade Tourism Village destination, 2) identify the relationship between stakeholders and 3) find out the development efforts in the management of the Sasak Sade Tourism Village. The method used is a qualitative approach with stakeholder analysis and descriptive analysis. Data were collected through semi-structured interviews, documentation, and observations. The results showed there were 9 stakeholders involved in the management of the Sasak Sade Tourism Village. Stakeholders who's being a key player are Department of Tourism and Culture Central Lombok Regency, the Head of Adat/Sade Village, Management of Sade Village, Pokdarwis Budaya Sakti and Bank Rakyat Indonesia (Unit Sengkol). Stakeholders who's being a subject are local guide and community actor of small-medium enterprise Tenun and Souvenir. Stakeholders who's being a context setter is travel agent. Stakeholder who's being a crowd is Rembitan's Government. The relationship between stakeholders in the management of the Sasak Sade Tourism Village has not been carried out optimally, as seen from the relationship of cooperation, coordination, and communication. Cooperation relationships are not conducted between all stakeholders. Cooperation does not have legal power in writing only in the form of activities or relationships that support each other in the execution of the main tasks and functions of each stakeholder. The coordination relationship that exists between stakeholders has not been optimal as evidenced by the differences of opinion (contradictory) found in the implementation of development especially between the government and the community and most of the coordination is carried out only when there are activities and events or the implementation of government policies. Communication became the most frequent pattern of relationships, which is related to the implementation of each stakeholder's role, but has not been carried out optimally by some stakeholders so that incoming aspirations are low. Efforts that need to be made in management include improving the quality of human resources of the Sade community so that people can carry out a new tourism innovation so that management does not appear to be monotonous and cooperate with landowners around the Sade area for land acquisition through their participation in management to overcome land constraints through the development of their potential

Kata Kunci : Analisis stakeholder, Pengelolaan, Desa Wisata Sasak Sade,Stakeholder analysis, Management, Sasak Sade Tourism Village

  1. S1-2022-423688-abstract.pdf  
  2. S1-2022-423688-bibliography.pdf  
  3. S1-2022-423688-tableofcontent.pdf  
  4. S1-2022-423688-title.pdf