HIDUP SEGAN MATI TAK MAU: PANDANGAN FUNGSIONALISME STRUKTURAL TERHADAP DISRUPSI SISTEM YANG MEMPENGARUHI PERILAKU MENIKAH PADA MASYARAKAT JEPANG

AVIF FERNANDA A, Robi Wibowo S.S., M.A.

2022 | Skripsi | S1 SASTRA JEPANG

Penurunan angka pernikahan di Jepang yang disebabkan oleh fenomena hikonka (penghindaran nikah) dan bankonka (penundaan nikah) telah berdampak besar pada anjloknya angka natalitas di Jepang. Fenomena terkait perilaku menikah ini kemudian menarik perhatian para peneliti untuk dikaji lebih dalam dengan menafsirkan bahwa fenomena tersebut diakibatkan oleh berbagai faktor tertentu. Faktor-faktor tersebut di antaranya perubahan kondisi ekonomi, pengaruh budaya dan tradisi di era modernisasi, perubahan status dan peran gender, hingga pengaruh suatu ideologi. Akan tetapi, hasil kajian tersebut masih terpencar-pencar dan terbatas pada salah satu penyebab tertentu saja dalam memandang fenomena itu. Jika dilihat dalam pandangan teori fungsionalisme struktural, Parsons melihat bahwa tindakan individu dan kelompok dalam konteks ini perilaku menikah, sebenarnya tidak hanya dipengaruhi oleh satu faktor penyebab saja. Akan tetapi, secara keseluruhan disusun atas tiga faktor sistem, yaitu sistem sosial, sistem budaya, dan sistem kepribadian masing-masing individu yang kemudian membentuk sebuah konstruksi sosial di dalam masyarakat. Dari hal tersebut, maka penelitian ini bertujuan untuk mengungkap pengaruh sistem-sistem yang membentuk sebuah konstruksi sosial pada perilaku menikah masyarakat Jepang. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan pendekatan deduktif yang memakai kacamata fungsionalisme struktural Talcott Parsons dalam menganalisis masalah. Teknik pengumpulan data menggunakan metode studi pustaka dari berbagai buku, jurnal, dan laman web yang memuat informasi tentang sebab-sebab yang mempengaruhi perilaku menikah masyarakat Jepang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa telah terjadi disrupsi terhadap sistem-sistem yang membentuk konstruksi sosial yang mempengaruhi perilaku menikah masyarakat Jepang saat ini.

The decline in the number of marriages in Japan caused by the phenomena of hikonka (avoidance of marriage) and bankonka (delayed marriage) have had a severe impact on the decline of the birth rate in Japan. This phenomenon related to marriage behavior then attracted the attention of researchers to be studied more deeply by interpreting that the phenomenon was caused by certain factors. These factors include changes in economic conditions, the influence of culture and tradition in the modernization era, changes in gender status and social roles, to the influence of various ideologies. On the other hand, the results of these studies are still scattered and limited to one particular cause in viewing the phenomenon. If viewed from the perspective of structural functionalism theory, Parsons sees that the actions of individuals and groups in this context of marriage behaviors are actually not only influenced by one causal factor. However, those are composed of three system factors, namely the social system, the cultural system, and the personality system of each individual which then forms a social construction in society. Based on that, this research will reveal the influence of the systems that form a social construction on the marriage behaviors of Japanese society. This study uses a qualitative descriptive method with a deductive approach that uses the structural functionalism theory of Talcott Parsons in analyzing the problem. The data collection technique uses a literature study method from various books, journals, and web pages that contain information about the causes that influence the marriage behaviors of Japanese society. The results of the study indicate that there has been a disruption to the systems that form the social construction which influences the marriage behaviors of Japanese society today.

Kata Kunci : Bankonka, Hikonka, Perilaku menikah, Sistem sosial, Sistem budaya, Sistem kepribadian