ANALISIS PERILAKU HERDING PADA MASA KRISIS 2008 DAN PANDEMI COVID-19 DI BURSA EFEK INDONESIA

FATHIYA KHAIRUNNISA, Prof. Marwan Asri, M.B.A., PhD.

2022 | Tesis | MAGISTER MANAJEMEN (KAMPUS JAKARTA)

Herding behavior merupakan salah satu contoh perilaku keuangan yang merupakan tindakan irrasional investor dikarenakan adanya dorongan dari faktor psikologis. Ketika investor melakukan perilaku herding, maka investor mengambil keputusan dengan tidak objektif dan mengikuti keputusan investor lain yang biasa terjadi dalam beberapa situasi. Pada penelitian ini situasi akan lebih difokuskan pada kondisi pasar yang ekstrem, yaitu saat krisis keuangan 2008 dan pandemi covid-19. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis perilaku herding pada kondisi pasar yang ekstrem, khususnya saat krisis keuangan global 2008 dan pandemi covid-19 pada saham-saham perusahaan yang terdaftar di indeks LQ-45. Periode penelitian dibagi menjadi empat periode, yaitu pra krisis keuangan 2008, saat krisis keuangan 2008, pra pandemi covid-19, dan saat pandemi covid-19. Untuk mendeteksi adanya perilaku herding pada saat kondisi pasar ekstrem, peneliti menggunakan metode cross sectional standard deviation (CSSD) yang dikembangkan oleh Christie dan Huang (1995) dan metode cross sectional absolute deviation (CSAD) yang dikembangkan oleh Chang et al. (2000). Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada periode krisis keuangan 2008 tidak terdeteksi perilaku herding baik menggunakan metode CSSD, maupun CSAD. Namun perilaku herding terdeteksi pada saat pandemi covid-19 dengan menggunakan metode CSAD.

Herding behavior is an example of financial behavior which is an irrational action of investors due to the encouragement of psychological factors. When investors engage in herding behavior, then investors make decisions non-objectively and follow other investors' decisions that are common in some situations. In this study, the situation will be more focused on extreme market conditions, namely during the 2008 financial crisis and the Covid-19 pandemic. This research aims to analyze herding behavior in extreme market conditions, especially during the global financial crisis of 2008 and the covid-19 pandemic on stocks of companies listed on the LQ-45 index. The research period is divided into four periods, namely pre-financial crisis 2008, during financial crisis 2008, pre-pandemic covid-19, and during covid-19 pandemic. To detect the presence of herding behavior during extreme market conditions, researchers used the cross sectional standard deviation (CSSD) method developed by Christie and Huang (1995) and the cross sectional absolute deviation (CSAD) method developed by Chang et al. (2000) . The results showed that in the period of the 2008 financial crisis, no herding behavior was detected either using the CSSD method, or CSAD. However, herding behavior was detected during the COVID-19 pandemic using the CSAD method.

Kata Kunci : Perilaku herding, krisis keuangan 2008, pandemi covid-19, bursa efek indonesia