Laporkan Masalah

Strategi pengelolaan hutan lindung sebagai penyedia jasa air (Kasus Hutan Lindung Sungai Wain, Balikpapan, Kalimantan Timur)

SUKRISTIYONO, Dr. Ir. Ris Hadi Purwanto, M.Agr.Sc.; Dr. Hatma Suryatmojo, S.Hut., M.Si.; Prof. Dr. Ir. Sumardi, M.For.Sc.

2022 | Disertasi | DOKTOR ILMU KEHUTANAN

Sebagai penyumbang sedimentasi di waduk Wain, perlu dilakukan pengelolaan HLSW yang lebih ditekankan pada peningkatan tutupan lahan kawasan water catchment DAS Bugis dan DAS Wain sehingga dapat mengurangi sedimen yang masuk ke dalam waduk sesedikit mungkin. Tujuan utama penelitian ini adalah menyusun suatu strategi pengelolaan HLSW yang berkesinambungan sebagai penyedia jasa air. Penggalian permasalahan dalam pengelolaan HLSW dengan menggunakan kombinasi pendekatan kualitatif dan kuantitatif melelui teknik wawancara, observasi, review literatur. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sedimentasi pada waduk Wain disebabkan karena adanya penurunan tutupan lahan hutan yang meningkatkan aliran permukaan disertai penggerusan sedimen permukaan tanah. Penurunan tutupan lahan ini didominasi akibat perbuatan manusia seperti perambahan hutan, perburuan illegal yang mengakibatkan kebakaran hutan, pencarian gaharu, dan penebangan liar. Persoalan yang terurai ini merupakan dampak dari kondisi sosial ekonomi masyarakat yang masih rendah. Degradasi kondisi sosial ekonomi ini turut mempengaruhi persepsi, sikap dan perilaku masyarakat terhadap HLSW. Hasil penelitian menunjukkan masih ada masyarakat yang memiliki persepsi, sikap serta perilaku yang negatif. Peran stakeholder dalam pengelolaan HLSW berjalan tidak efektif dan optimal karena belum memanfaatkan secara maksimal peran dan fungsinya. Sebagian besar berada di posisi crowd yang ditempati oleh stakeholder yang hanya digunakan sebagai penunjang kegiatan pengelolaan HLSW, akan tetapi pemangku kepentingan ini harus tetap dijalin komunikasi dengan baik. Stakeholder posisi crowd ini dapat ditingkatkan menjadi key player, bila KPHL Balikpapan melibatkan para stakeholder berdasarkan tupoksinya untuk mengelola HLSW. Berdasarkan pendekatan SWOT, strategi prioritas pengelolaan HLSW sebagai penyedia jasa air adalah melalui strategi mengembangkan model pengelolaan hutan partisipatif antara pengelola KPHL Balikpapan dan masyarakat dengan pola hutan kemasyarakatan untuk mengatasi permasalahan sosial dan kehutanan serta melalui penguatan pengawasan dan penegakkan hukum terhadap para pelaku yang memanfaatkan sumber daya hutan (HHK, HHBK, jasa lingkungan, sumber daya air, penebangan, perburuan, perambahan hutan) secara illegal dalam kawasan HLSW oleh KPHL Balikpapan dapat menurunkan kerusakan kawasan HLSW. Masyarakat mempunyai tanggung jawab yang sama dalam pengelolaan hutan bersama KPHL Balikpapan agar hutan dapat memberikan distribusi manfaat kepada masyarakat dan masyarakat berperan secara aktif (partisipasi) dalam pengelolaan hutan, sehingga kesejahteraan masyarakat dapat ditingkatkan dan kelestarian pemanfaatan sumber daya air di HLSW dapat terjamin.

As a contributor to sedimentation in the Wain reservoir, it is necessary to carry out HLSW management which is more emphasized on increasing land cover in the water catchment area of the Bugis and Wain watersheds so as to reduce sediment that enters the reservoir. The main objective of this research is to develop a sustainable HLSW management strategy as a water service provider. Exploring problems in the management of HLSW by using a combination of qualitative and quantitative approaches through interview, observation, and literature review techniques. The results showed that sedimentation in the Wain reservoir was caused by a decrease in forest land cover which increased surface runoff accompanied by erosion of soil surface sediment. This decrease in land cover is dominated by human actions such as forest encroachment, illegal hunting which results in forest fires, gaharu hunting, and illegal logging. This unraveled problem is the impact of the low socio-economic conditions of the community. This degradation of socio-economic conditions also affects people's perceptions, attitudes and behavior towards HLSW. The results show that there are still people who have negative perceptions, attitudes and behaviors. The role of stakeholders in the management of HLSW is not effective and optimal because it has not fully utilized its roles and functions. Most of them are in crowd positions occupied by stakeholders who are only used as a support for HLSW management activities, however, these stakeholders must maintain good communication. This crowd position stakeholder can be upgraded to become a key player, if KPHL Balikpapan involves stakeholders based on their main tasks and functions to manage HLSW. Based on the SWOT approach, the priority strategy for managing HLSW as a water service provider is through a strategy to develop a participatory forest management model between Balikpapan KPHL managers and the community with community forestry patterns to address social and forestry problems, and through strengthening supervision and law enforcement against actors who use forest resources (TFPs, NTFPs, environmental services, water resources, logging, hunting, forest encroachment) illegally within the HLSW area by the Balikpapan KPHL can reduce damage to the HLSW area. The community has the same responsibility in forest management with the Balikpapan KPHL so that the forest can provide distribution of benefits to the community and the community plays an active role (participation) in forest management, so that community welfare can be improved and the sustainability of the use of water resources in HLSW can be guaranteed.

Kata Kunci : hutan lindung, pengelolaan hutan lindung, pemanfaatan sumber daya air, tutupan lahan

  1. S3-2022-405298-abstract.pdf  
  2. S3-2022-405298-bibliography.pdf  
  3. S3-2022-405298-tableofcontent.pdf  
  4. S3-2022-405298-title.pdf