Laporkan Masalah

DUKUNGAN LINTAS SEKTOR UNTUK PENCEGAHAN STUNTING MELALUI POSYANDU: STUDI KASUS DI KOTA YOGYAKARTA

UTAMI PUTRI K, Dr. dr. Mubasysyir Hasanbasri, MA; Dr. Dra. Retna Siwi Padmawati, MA

2022 | Tesis | MAGISTER ILMU KESEHATAN MASYARAKAT

Latar Belakang : Prevalensi stunting mengalami penurunan, akan tetapi belum sesuai dengan standar WHO yakni maksimal 20%. Penelitian sebelumnya sudah banyak membahas tentang peran masyarakat melalui community based services dalam upaya perbaikan gizi. Selain itu sebagian besar rekomendasi untuk menurunkan prevalensi stunting di Indonesia adalah isu lintas sektor, akan tetapi belum banyak penelitian yang membahas bentuk-bentuk lintas sektor untuk memperkuat sistem kesehatan dalam penanganan stunting. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi bagaimana bentuk lintas sektor dalam mencegah stunting yang diharapkan dapat memberi solusi untuk daerah lain. Tujuan : Penelitian ini mengidentifikasi dan menganalisis bentuk dukungan lintas sektor dalam pencegahan stunting melalui posyandu di kota Yogyakarta. Metode : Kualitatif deskriptif dengan rancangan studi kasus. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara mendalam kepada ibu balita, petugas kesehatan puskesmas, kader posyandu dan PKK, serta petugas kelurahan dengan metode purposive sampling. Penelitian ini ingin mencari contoh bentuk dukungan sistem kesehatan puskesmas dan sektor lain dalam pencegahan stunting melalui posyandu. Hasil : Posyandu merupakan ujung tombak dalam pencegahan stunting. Dukungan lintas sektor dalam pencegahan stunting diwujudkan dalam bentuk health workforce, service delivery, dan financing. Health workforce dalam pencegahan stunting diwujudkan dalam pemberdayaan kader balita dan TPK dalam melakukan edukasi maupun pendampingan kepada balita serta pembuatan laporan posyandu. Kader dan TPK belum optimal dalam memberikan edukasi karena kurangnya literasi terhadap pentingnya melakukan pengukuran tinggi badan dan berat badan secara rutin, permasalahan pola makan di masyarakat, dan kejadian penyakit infeksi. Service delivery dalam pencegahan stunting diwujudkan dalam melakukan pengukuran berat badan dan tinggi badan, melakukan validasi, tindak lanjut temuan kasus balita kurang gizi dengan melakukan pemeriksaan di puskesmas dan memberikan obat dan multivitamin serta PMT stunting untuk baduta. Financing dalam pencegahan stunting diwujudkan dengan tingginya swadaya masyarakat dalam memberikan dukungan dana untuk kegiatan operasional posyandu. Kegiatan sosialisasi dan pelatihan kader menggunakan dana Bantuan Operasional Kesehatan (BOK) dari Pemerintah Pusat. Insentif kader mendapat dukungan dana dari Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta. PMT stunting mendapat dukungan dari dana APBD Kelurahan Kesimpulan : Dukungan lintas sektor dalam upaya pencegahan stunting melalui posyandu di Kota Yogyakarta sudah ada, akan tetapi belum optimal karena belum saling terintegrasi.

Purpose : This study explores the form of cross-sector support in stunting prevention through integrated service post in Yogyakarta. Methods : A qualitative with case study design. Data was collected by in-depth interviews with mothers of children under five, health worker at public health center, cadres, family support team, and village officer using purposive sampling method. This study wanted to find the form of health system support at public health center and other sectors in preventing stunting through integrated service posts. Result : Cross-sector support in stunting prevention is manifested in the form of a health workforce, service delivery, and financing. Health workers in stunting prevention are manifested in empowering cadres to educate mothers and making reports on posyandu. Cadres have not been optimal in educate due to lack of literacy on the importance of measuring height and weight regularly, eating pattern problems in the community, and the incidence of infection. Service delivery are manifested in measuring weight and height, validation, follow up cases of undernourished children by conducting assessment at the puskesmas and providing drugs and multivitamins, as well as stunting PMT for under-two. Financing is realized by community in providing financial support for posyandu operational activities. The cadre training activities use the Health Operational Assistance (BOK) fund from the Central Government. Incentive for cadres receive financial support from the Yogyakarta Health Office. PMT gets support from the village's APBD funds Conclusion : Cross-sectoral support for stunting prevention through Posyandu in Yogyakarta city already exists, but not optimal because that is not integrated with each other.

Kata Kunci : Stunting, Posyandu, Sistem Kesehatan, Lintas Sektor

  1. S2-2022-466227-abstract.pdf  
  2. S2-2022-466227-bibliography.pdf  
  3. S2-2022-466227-tableofcontent.pdf  
  4. S2-2022-466227-title.pdf