Uji Sitotoksisitas In Vitro, Uji Toksisitas Akut Oral Senyawa Antiplasmodium C-2- Klorofenilkaliks[4] Pirogallolarena dan Efeknya pada Ekspresi mRNA NGAL Ginjal Mencit
DEVITA DIATRI, Dr. dr. Eti Nurwening S., M.Kes., M.Med.Ed.
2022 | Tesis | MAGISTER ILMU BIOMEDIKLatar Belakang : Malaria menjadi penyakit dengan penyebaran paling luas di dunia. Indonesia menduduki peringkat kedua sebagai negara dengan kasus malaria tertinggi setelah India di Asia Tenggara. Salah satu penyebabnya adalah terjadinya resistensi pada penggunaan beberapa obat anti malaria sehingga perlu dilakukan penemuan calon senyawa obat baru. C-2- klorofenilkaliks[4] pirogallolarena menunjukkan aktivitas antimalarias dan layak dikembangkan menjadi obat. Senyawa calon obat harus dipastikan keamanannya sehingga perlu dilakukan uji toksisitas baik secara in vitro maupun in vivo. Tujuan : Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui sitotoksisitas in vitro senyawa C-2- klorofenilkaliks[4] pirogallolarena pada sel Vero, menetapkan kategori toksisitas senyawa tersebut pada uji toksisitas in vivo, dan mengetahui efek senyawa tersebut pada ekspresi mRNA NGAL ginjal mencit. Metode : Desain penelitian untuk eksperimen in vitro adalah non equivalent control group desain. Sel Vero dipaparkan dengan tujuh tingkat konsentrasi senyawa kemudian dibaca absorbansi menggunakan Elisa reader. Desain penelitian pada eksperimen in vivo adalah post test with control group design. Uji toksisitas in vivo menggunakan hewan coba mencit Balb C betina dengan metode fixed dose. Sebagai dosis pendahuluan adalah 300 mg/kgBB dilanjutkan dosis uji utama 2000 mg/kgBB. Semua hewan uji diamati hingga hari ke-14 mengenai gejala toksisitas dan perubahan berat badan. Semua hewan coba dikorbankan untuk dilakukan pemeriksaan makroskopis organ, mikroskopis dengan pengecatan hematoksilin eosin, serta pengamatan mRNA NGAL dengan PCR. Hasil : Uji sitotoksisitas in vitro pada sel Vero menunjukan nilai IC50 sebesar 328,88 (�µg/mL). Pada toksisitas in vivo pemberian senyawa uji sampai dosis 2000mg/kgBB menunjukan tidak ada kematian maupun gejala toksik yang timbul hingga hari ke-14. Pemeriksaan makroskopis maupun mikroskopis pada organ juga menunjukan tidak ada perubahan pada 5 organ penting (jantung,paru,hati,limpaginjal), namun didapatkan ekspresi mRNA NGAL baik pada kelompok kontrol dan perlakuan. Kesimpulan : Senyawa C-2- klorofenilkaliks[4] pirogallolarena tidak sitotoksik pada sel Vero, termasuk dalam kategori tidak toksik pada uji in vivo, namun menimbulkan ekspresi mRNA NGAL ginjal baik pada kelompok kontrol dan perlakuan yang belum diketahui apakah disebebakan pemberian senyawa uji atau karena sebab lain.
Latar Belakang : Malaria menjadi penyakit dengan penyebaran paling luas di dunia. Indonesia menduduki peringkat kedua sebagai negara dengan kasus malaria tertinggi setelah India di Asia Tenggara. Salah satu penyebabnya adalah terjadinya resistensi pada penggunaan beberapa obat anti malaria sehingga perlu dilakukan penemuan calon senyawa obat baru. C-2- klorofenilkaliks[4] pirogallolarena menunjukkan aktivitas antimalarias dan layak dikembangkan menjadi obat. Senyawa calon obat harus dipastikan keamanannya sehingga perlu dilakukan uji toksisitas baik secara in vitro maupun in vivo. Tujuan : Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui sitotoksisitas in vitro senyawa C-2- klorofenilkaliks[4] pirogallolarena pada sel Vero, menetapkan kategori toksisitas senyawa tersebut pada uji toksisitas in vivo, dan mengetahui efek senyawa tersebut pada ekspresi mRNA NGAL ginjal mencit. Metode : Desain penelitian untuk eksperimen in vitro adalah non equivalent control group desain. Sel Vero dipaparkan dengan tujuh tingkat konsentrasi senyawa kemudian dibaca absorbansi menggunakan Elisa reader. Desain penelitian pada eksperimen in vivo adalah post test with control group design. Uji toksisitas in vivo menggunakan hewan coba mencit Balb C betina dengan metode fixed dose. Sebagai dosis pendahuluan adalah 300 mg/kgBB dilanjutkan dosis uji utama 2000 mg/kgBB. Semua hewan uji diamati hingga hari ke-14 mengenai gejala toksisitas dan perubahan berat badan. Semua hewan coba dikorbankan untuk dilakukan pemeriksaan makroskopis organ, mikroskopis dengan pengecatan hematoksilin eosin, serta pengamatan mRNA NGAL dengan PCR. Hasil : Uji sitotoksisitas in vitro pada sel Vero menunjukan nilai IC50 sebesar 328,88 (�µg/mL). Pada toksisitas in vivo pemberian senyawa uji sampai dosis 2000mg/kgBB menunjukan tidak ada kematian maupun gejala toksik yang timbul hingga hari ke-14. Pemeriksaan makroskopis maupun mikroskopis pada organ juga menunjukan tidak ada perubahan pada 5 organ penting (jantung,paru,hati,limpaginjal), namun didapatkan ekspresi mRNA NGAL baik pada kelompok kontrol dan perlakuan. Kesimpulan : Senyawa C-2- klorofenilkaliks[4] pirogallolarena tidak sitotoksik pada sel Vero, termasuk dalam kategori tidak toksik pada uji in vivo, namun menimbulkan ekspresi mRNA NGAL ginjal baik pada kelompok kontrol dan perlakuan yang belum diketahui apakah disebebakan pemberian senyawa uji atau karena sebab lain.
Kata Kunci : C-2- chlorophenylcalyx[4] pyrogallarene, cytotoxicity, toxicity, NGAL mRNA