Laporkan Masalah

Peran Kota Kecil sebagai Titik Simpul bagi Komoditas Pertaniam Sebelum dan Setelah Pembangunan Jalan Tol Trans Sumatera (Studi Kasus: Kecamatan Kalianda Kabupaten Lampung Selatan)

RATU NABILLAH, Prof. Dr. R. Rijanta, M.Sc; Dr. Rika Harini, M.P.

2022 | Tesis | MAGISTER GEOGRAFI

Berbagai aktivitas yang berhubungan dengan desa dan kota secara terkait membuat sulitnya pemisahan antara 'desa' dan 'kota' jika harus dipisahkan secara tegas. Para pengambil kebijakan dewasa ini banyak yang mengklasifikasikan aktivitas ekonomi kedalam 'aktivitas ekonomi desa' dan 'aktivitas ekonomi kota' secara terpisah sehingga mengabaikan aktivitas ekonomi yang terjadi 'di antara' desa dan kota tersebut. Berbagai keuntungan akan didapatkan jika memberikan perhatian pada keterkaitan desa-kota. Kota kecil merupakan salah satu kategori wilayah dimana keterkaitan desa-kota dapat terlihat dengan jelas. Kota kecil dengan hinterland berupa kawasan pertanian memiliki peran yang beragam dalam menghubungkan antara desa-kota. Namun, terdapat beragam variasi kewilayahan yang memunculkan pertanyaan mengenai seberapa besar peran kota kecil dapat memenuhi peran positifnya sebagai penghubung antara desa dan kota. Berkaitan dengan variasi kewilayahan, Pemerintah RI pada 2016 membanguan Jalan Tol Trans Sumatera (JTTS) yang menambah variasi kewilayahan di Kecamatan Kalianda sebagai kota kecil yang dilaluinya. JTTS menghubungkan 3 kota besar secara langsung sehingga menyebabkan terdapat indikasi perubahan peran yang dimainkan oleh wilayah dengan hinterland berupa kawasan pertanian ini. Tujuan penelitian ini yaitu mengkaji aliran komoditas pertanian di kota kecil dan wilayah pinggirannya sebelum dan setelah pembangunan JTTS dan dilanjutkan dengan mengkaji peran kota kecil sebelum dan setelah pembangunan JTTS. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah Purposive Sampling (di Pasar Kalianda) dan Snowball Sampling (di wilayah perdesaan sekitarnya). Kajian aliran komoditas (tujuan 1) dicapai dengan membuat Peta Origin-Destination yang dilengkapi dengan deskripsi dan kajian peran kota kecil (tujuan 2) dicapai dengan mendetailkan hasil dari temuan 1 yang dicerminakan dengan berbagai teori dan hasil penelitian terdahulu. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa secara garis besar Alur dan aktor yang berperan dalam distribusi sangat beragam pada setiap komoditasnya. Tujuh komoditas yang dijual di Pasar Kalianda berasal dari a) langsung dari petani atau nelayan di dalam Kecamatan Kalianda, b) petani di perdesaan sekitar, c) distributor lokal di Kecamatan Kalianda, d) distributor di perdesaan sekitar, e) distributor regional (khususnya Kota Bandar Lampung, Metro, dan Palembang), f) distributor nasional (khususnya Pasar Induk di DKI Jakarta), dan g) pabrik di perdesaan sekitar. Tujuan pemasaran komoditas didominasi ke a) Pasar Kalianda, b) pasar di perdesaan/kecamatan sekitar, c) kota di tingkat regional (Kota Bandar Lampung dan Metro), d) luar Provinsi Lampung (Sumatera Selatan, Bengkulu, Jambi, Riau, dan DKI Jakarta). Peran yang dapat dimainkan dengan baik oleh Kecamatan Kalianda sebagai kota kecil adalah sebagai pusat pasar bagi komoditas perdesaan, pusat distribusi komoditas impor, pusat kegiatan kesehatan yang berhubungan dengan dokter spesialis, pusat layanan administrasi pemerintahan yang tidak terdapat layanan di pusat kecamatan/desa, dan pusat peminjaman uang ke bank yang melebihi Rp. 20 juta rupiah. Kecamatan Kalianda tidak mampu berperan banyak sebagai pusat pasar perantara pada pasar yang lebih besar, pusat pengolahan komoditas perdesaan, dan pusat pencarian barang non kebutuhan sehari-hari tinggi lainnya. Terakhir, Kecamatan Kalianda tidak mampu berperan sebagai pusat pasokan sarana dan prasarana produksi pertanian. Secara keseluruhan, JTTS tidak banyak mengubah peran kota kecil karena berbagai alasan yang telah terjadi dari sebelum adanya pembangunan JTTS.

Various activities related to villages and towns are closely related, making it difficult to separate 'village' and 'city' if they have to be strictly separated. Unfortunately, today's policymakers classify economic activities into 'rural economic activities' and 'urban economic activities' separately, ignoring economic activities 'between' the village and the city. In fact, various advantages will be obtained if we pay attention to the rural-urban linkages. The small town is one of the regional categories where the rural-urban linkages can be seen clearly. The small town with hinterlands in agricultural areas has various roles in connecting villages and cities. However, different regional variations raise questions about how significant the role of small towns can be in fulfilling their positive role as liaisons between villages and cities. The Government of Indonesia built the Trans Sumatra Toll Road (JTTS) in 2016, which adds to the regional variation in Kalianda District as a small town through which it passes. JTTS connects three big cities directly and indicates the changing role played by the small town with the hinterland in the form of this agricultural area. This study aims to examine the flow of agricultural commodities in small towns and their hinterlands before and after the construction of the JTTS and then examine the role of the small town before and after the construction of the JTTS. This study uses a qualitative method. The sampling technique used is Purposive Sampling (in Kalianda Market) and Snowball Sampling (in surrounding rural areas). Origin-Destination maps are used to study commodity flows, which are accompanied by detailed descriptions. The analysis of the role of small towns is carried out by detailing the previous findings (the study of commodity flows). The results of this study indicate that, in general, the flow and actors who play a role in the distribution are very diverse in each commodity. The seven commodities sold in Kalianda Market come from a) directly from farmers or fishermen in Kalianda District, b) farmers in surrounding rural areas, c) local distributors in Kalianda District, d) distributors in surrounding rural areas, e) regional distributors (especially Bandar Lampung, Metro, and Palembang City), f) national distributors (especially the Main Market in DKI Jakarta), and g) factories in surrounding rural areas. Commodity marketing objectives are dominated by a) Kalianda Market, b) markets in surrounding rural/sub-districts, c) regional cities (Bandar Lampung and Metro City), and d) outside Lampung Province (South Sumatra, Bengkulu, Jambi, Riau, and DKI Jakarta). The role that Kalianda District can play well as a small town is as a market center for rural commodities, a distribution center for imported commodities, a center for health activities related to specialist doctors, and a government administration service center that does not have services at the sub-district/village center, and a banking center for borrowing money above Rp. 20 million rupiahs. Kalianda sub-district cannot play much of a role as an intermediary market center for larger markets, a center for processing rural commodities, and a center for finding non-daily amenities. Lastly, Kalianda District cannot act as a center for the supply of agricultural production facilities. Overall, JTTS has not changed the role of small towns much for various reasons which have occurred before the development of JTTS.

Kata Kunci : Kota Kecil, Aliran Pertanian, Jalan Tol Trans Sumatera

  1. S2-2022-451944-abstract.pdf  
  2. S2-2022-451944-bibliography.pdf  
  3. S2-2022-451944-tableofcontent.pdf  
  4. S2-2022-451944-title.pdf