Alternatif Pengembangan Sektor Pariwisata Nusa Tenggara Barat (NTB): Implementasi Ethnodevelopment dalam Program 99 Desa Wisata

WALDA OKVI JULIANA N, Dr. Poppy Sulistyaning Winanti, M.P.P., M.Sc.

2022 | Tesis | MAGISTER ILMU HUBUNGAN INTERNASIONAL

Perkembangan Ilmu Hubungan Internasional yang begitu kompleks sehingga tidak hanya berfokus pada isu-isu politik namun sudah berkembang ke berbagai sektor yang ada, salah satunya sektor pariwisata. Pariwisata telah mengambil peran penting dalam upaya pembangunan dan meningkatkan perekonomian sehingga dibutuhkan upaya pengembangan yang berkelanjutan. Nusa Tenggara Barat (NTB) merupakan salah satu daerah yang dikenal dengan potensi pariwisatanya. Berbagai alternatif pengembangan sektor pariwisata terus dilakukan, mulai dari pariwisata halal, pengembangan pariwisata dengan sistem klaster inovatif regional, pariwisata berkelanjutan, dan berbagai konsep lainnya yang disesuaikan dengan tantangan dan kebutuhan para wisatawan. Namun, pengembangan pariwisata NTB melalui alternatif-alternatif tersebut masih belum mampu sepenuhnya mengembangan pariwisata NTB. Hingga pada tahun 2019 mulai melirik konsep desa wisata melalui program 99 desa wisata. Penelitian ini akan mengkaji konsep desa wisata yang dicanangkan oleh pemerintah NTB menggunakan ethnodevelopment. Ethnodevelopment melihat hubungan antara pembangunan dan budaya termasuk dalam pembangunan pariwisata. Melalui empat aspek yang terdapat dalam ethnodevelopment yakni teritorialisme, internal diri, pluralisme budaya, dan keberlanjutan ekologis akan melihat bagaimana konsep desa wisata dapat menjadi alternatif terpadu dibandingkan alternatif-alternatif lainnya dalam mengembangkan sektor pariwisata NTB. Penelitian ini menggunakan analisa data kualitatif dengan berbagai teknik pengumpulan data yang terdiri dari wawancara, survei lapangan, dan studi pustaka seperti reviu literatur maupun data-data dari sumber resmi di internet. Lebih lanjut, penelitian ini juga mengidentifikasi indikator 99 desa wisata ke dalam empat aspek ethnodevelopment untuk melihat sejauh mana konsep desa dapat menjadi alternatif terpadu pengembangan sektor pariwisata NTB.

The development of International Relations is so complex that it does not only focus on political issues but has developed into various existing sectors, one of which is the tourism sector. Tourism has taken an important role in development efforts and improving the economy so sustainable development efforts are needed. West Nusa Tenggara is one area known for its tourism potential. Various alternatives for developing the tourism sector are continuously carried out, starting from halal tourism, tourism development with an innovative regional cluster system, sustainable tourism, and various other concepts. Unfortunately, the development of West Nusa Tenggara tourism through those alternatives is still not able to fully develop the West Nusa Tenggara tourism sector. In 2019, the West Nusa Tenggara government began to focus on the concept of a tourist village through the 99 Desa Wisata program. This research will examine the concept of a tourist village launched by the West Nusa Tenggara government using ethnodevelopment. Ethnodevelopment sees the relationship between development and culture as included in tourism development. Through the four aspects contained in ethnodevelopment, such as Territorialism, Internal Self-determination, Cultural Pluralism or Ethnic Pluralism, and Sustainability, the researcher will observe how the tourism village concept can be an inclusive alternative compared to other alternatives in developing the West Nusa Tenggara tourism sector. This research uses qualitative data analysis with various data collection techniques consisting of interviews, field surveys, and literature studies such as literature reviews and data from official sources on the internet. Furthermore, this research will also focus on identifying indicators of 99 tourist villages into four ethnodevelopment aspects to see how far the village concept can be an integrated alternative for the development of the West Nusa Tenggara tourism sector.

Kata Kunci : Sektor Pariwisata/Tourism Sector, Ethnodevelopment, Desa Wisata/Tourism Village, Nusa Tenggara Barat/West Nusa Tenggara