Laporkan Masalah

Pengaruh Karakteristik Ibu dan Anak yang Memiliki Riwayat Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) Terhadap Kejadian Stunting pada Balita di Provinsi Nusa Tenggara Timur (Analisis Data Riskesdas 2018)

INNA VIVA SAADAH, Dr. Sukamdi, M.Sc

2022 | Tesis | MAGISTER KEPENDUDUKAN

Stunting merupakan masalah gizi kronis pada balita yang ditandai dengan tinggi badan yang lebih pendek dibandingkan dengan anak seusianya. Berat bayi lahir rendah (BBLR) merupakan indikator kesehatan masyarakat karena erat hubungannya dengan angka kematian, kesakitan dan kejadian kurang gizi pada anak, salah satunya adalah stunting. Penurunan prevalensi stunting menjadi salah satu tujuan dalam Sustainable Development Goals (SDGs). Prevalensi angka stunting di Provinsi Nusa Tenggara Timur adalah 42,6 persen dan tertinggi di Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor sosial demografi khususnya karakteristik ibu dan karakteristik anak terhadap kejadian stunting bulan dengan riwayat BBLR pada balita umur 6-59 bulan di Provinsi Nusa Tenggara Timur. Sampel dari penelitian ini adalah balita dengan riwayat BBLR yang berasal dari data riskesdas 2018. Data dianalisis menggunakan analisis bivariat dengan uji chisquare dan multivariat dengan regresi logistic biner. Hasil analisis menunjukkan terdapat hubungan yang signifikan antara pendidikan ibu (p=0,048), pekerjaan ibu (p=0,023) dan umur balita (p=0,006) dengan kejadian stunting. Sementara itu, tidak terdapat pengaruh yang signifikan pada umur ibu dan jenis kelamin balita. Toddler (12-36 bulan) beresiko 0,27 kali terhadap stunting. Ibu yang bekerja sebagai petani beresiko 0, 29 kali terhadap stunting.

Stunting is a chronic nutritional problem in infants characterized by shorter stature compared to their age. Low birth weight (LBW) baby is one of the community health indicators because low birth weight relates between mortality, morbidity, and undernutrition in children, one of which is stunting. The decline in stunting prevalence has become one of the goals of the Sustainable Development Goals (SDGs). Stunting prevalence in East Nusa Tenggara Province is 42,6 persen and the highest in Indonesia. This study aimed to determine the social demography factors, especially characteristics of mothers and characteristics of children on the incidence of stunting with low-birth-weight history in under-five children 6-59 months in east Nusa Tenggara Province. The samples of this analysis were under-five children with low-birth-weight histories taken from Baseline Health Research data in 2007 and 2010. Data were analyzed using bivariate analysis with chi-square test and multivariate with binary logistic regression. The results of the analysis showed that significant correlation between mothers' education (p=0,048), occupation (p=0,023), and age under five (p=0,006) with an incidence of stunting. Meanwhile, there was no significant correlation between the age of the mother and gender. Toddler (12-36 months) risk 0,27 times to stunting. Mothers as a farmer risk 0,29 times stunting.

Kata Kunci : stunting, BBLR, balita, Nusa Tenggara Timur

  1. S2-2022-422617-abstract.pdf  
  2. S2-2022-422617-bibliography.pdf  
  3. S2-2022-422617-tableofcontent.pdf  
  4. S2-2022-422617-title.pdf