Laporkan Masalah

Kebijakan Switching Diplomatic Ties Kepulauan Solomon dari Taiwan ke Cina pada masa Pemerintahan Manasseh Sogavare di Tahun 2019

DWITA KURNIA M, Dr. Randy Wirasta N, S.I.P., M.Sc.

2022 | Tesis | MAGISTER ILMU HUBUNGAN INTERNASIONAL

Hubungan diplomatik antara Kepulauan Solomon dengan Taiwan dimulai pada tahun 1983, dimana hubungan yang terbentuk antar kedua negara ini berjalan dengan harmonis pada tahun-tahun setelahnya baik dari segi ekonomi (komersial) maupun dari segi politik (hubungan antar pemerintah). Namun pada tahun 2019, hubungan diplomatik antara kedua harus berakhir setelah Kepulauan Solomon melakukan switching diplomatic ties (pengalihan hubungan dipomatik) dari Taiwan untuk kemudian menjalin hubungan diplomatik dengan Cina. Hal ini sekaligus mengakhiri hubungan diplomatik yang sudah terjalin dengan Taiwan selama 36 tahun. Pemutusan hubungan diplomatik yang dilakukan oleh Kepulauan Solomon dipengaruhi oleh berbagai faktor. Faktor utama yang memengaruhi kebijakan luar negeri Kepulauan Solomon tersebut dari segi eksternal adalah adanya perubahan pada aspek struktur global. Hal ini terlihat dari munculnya Cina sebagai kekuatan hegemonik baru di kawasan Pasifik Selatan melalui peningkatan aspek perekonomian baik dalam hal perdagangan (trade) maupun bantuan luar negeri (foreign aid). Ditambah dengan sikap Cina yang lebih peduli terhadap isu lingkungan dibandingkan dengan tatanan kekuatan tradisional seperti Amerika Serikat, Australia dan Selandia Baru. Selain itu, faktor perubahan isu area berupa peningkatan tinggi permukaan laut (sea-level rise) karena perubahan iklim (climate change) juga memengaruhi kebijakan yang diambil karena perubahan ini dapat mengancam eksistensi Kepulauan Solomon sebagai suatu negara yang berpotensi untuk tenggelam di masa depan. Sedangkan dari segi internal, adanya perubahan kepemimpinan melalui pergantian posisi Perdana Menteri yang kemudian dijabat oleh Manasseh Sogavare, yang lebih Nasionalis serta mengedepankan kesejahteraan dan keamanan negaranya juga memengaruhi pengambilan keputusan Kepulauan Solomon.

Diplomatic relations between the Solomon Islands and Taiwan began in 1983, where the relations that were formed between the two countries ran smoothly in the following years from both the economic (commercial) and political (intergovernmental relations) aspects. However, in 2019, diplomatic relations between the two had to end after the Solomon Islands switched diplomatic ties from Taiwan to later establish diplomatic relations with China. This also ends the diplomatic relations that have existed with Taiwan for 36 years. The severance of diplomatic relations carried out by the Solomon Islands was influenced by various factors. The main factor that influenced Solomon Islands foreign policy from an external perspective was a change in the global structure. This can be seen from the emergence of China as a new hegemonic power in the South Pacific region through increasing economic aspects both in terms of trade and foreign aid. Coupled with the attitude of China which is more concerned with environmental issues than the traditional power arrangements such as the United States, Australia and New Zealand. In addition, issue area change�s factor in the form of sea-level rise due to climate change also affects the taken policies because this change can threaten the existence of the Solomon Islands as a country that has the potential to sink in the future. Meanwhile, from an internal perspective, the change in leadership through the replacement of the position of Prime Minister, which was then held by Manasseh Sogavare, who was more nationalist and prioritized the welfare and security of his country, also influenced Solomon Islands decision making.

Kata Kunci : Hubungan Diplomatik, Kepulauan Solomon, Taiwan, Cina, Manasseh Sogavare, Kebijakan Satu Cina

  1. S2-2022-449126-abstract.pdf  
  2. S2-2022-449126-bibliography.pdf  
  3. S2-2022-449126-tableofcontent.pdf  
  4. S2-2022-449126-title.pdf