PEREMPUAN DAN KEBEBASAN TIDAK MEMILIKI ANAK: Analisis Wacana Kritis Kontestasi Wacana Childfree di Akun Twitter @salmanitb
ELING W PANGESTU, Dr. Rajiyem, SIP, M.Si.
2022 | Tesis | MAGISTER ILMU KOMUNIKASILahirnya media sosial yang memungkinkan penggunanya berinteraksi sehingga membuka ruang kontestasi wacana. Hadirnya media sosial memberikan perempuan wadah untuk membicarakan dinamika permasalahan yang dipicu oleh sistem patriarki yang membatasi perempuan. Media sosial menjadi wadah kontestasi wacana untuk melawan wacana dominan dengan mendapatkan dukungan dari berbagai kalangan masyarakat. Kontestasi wacana yang baru-baru muncul di media sosial Twitter adalah kontestasi wacana childfree yang bermula dari pernyataan influencer perempuan Gita Savitri Devi yang kemudian secara spesifik dibahas oleh akun Twitter @salmanitb. Salman ITB merupakan Masjid di Kampus ITB yang aktif melakukan kegiatan akademik dan keagamaan serta meluruskan wacana yang terjadi di masyarakat sesuai peradaban Islam yang selaras dengan visi dan misinya. Pisau analisis yang digunakan adalah teori gender dan feminisme Islam. Dengan menggunakan paradigma kritis dan metode analisis wacana kritis Norman Fairclough peneliti berusaha mengungkapkan ideologi dan hasil dari kontestasi wacana yang terjadi. Pada penelitian ini ditemukan adanya praktik relasi kuasa menggunakan dogma agama sebagai alat memenangkan kontestasi wacana anti childfree. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa wacana anti childfree memenangkan kontestasi wacana ini dengan mendapatkan retweet sebanyak 643 dan disukai sebanyak 2.177 kali. Upaya melawan wacana anti childfree melalui kelompok pro childfree dan tidak anti childfree mengalami kekalahan karena adanya dominasi agama. Namun adanya perlawanan ini membuat masyarakat mengetahui adanya konsep childfree yang memberikan pilihan untuk tidak memiliki anak.
Digital technology engender to social media that allows users to interact so as to open up space for discourse contestation to fight the dominant discourse by getting support from the community. The presence of social media gives women a place to talk about the dynamics of their problems caused by the patriarchal system. A discourse contestation that has recently emerged on social media is the childfree discourse. Starting from a statement by female influencer Gita Savitri, it was specifically discussed by the Twitter account @salmanitb. Salman ITB is a mosque on ITB campus that actively carries out religious activities and straightens out the discourse that occurs in society according to Islamic civilization that is in line with its vision. Using the analytical of gender theory and Islamic feminism. Fairclough's critical paradigm and critical discourse analysis methods are used to reveal the ideology and results of childfree discourse contestation. In this study, it was found that there was a practice of power relations using religious domination as a tool to win the contestation of anti childfree discourse in the midst of social dynamics and the development of Indonesian Islamic civilization. The results of this study indicate that the anti-child-free discourse won the contest by getting 643 retweets and 2,177 likes. Efforts to fight against anti-child-free discourse through pro childfree and non anti childfree groups have failed because of the domination of religion. However, this resistance has made people aware of the concept of childfree which gives the option of not having children.
Kata Kunci : Perempuan, Twitter, Analisis Wacana Kritis, Childfree