Identifikasi Struktur Ruang Perkotaan Berdasarkan Kepadatan Pekerja dan Pola Komuter di Kawasan Metropolitan Cekungan Bandung
FADILA INDRIASARI, Prof. Dr. Sri Rum Giyarsih, S.Si., M.Si. ; Dr. Djaka Marwasta, S.Si., M.Si.
2022 | Tesis | MAGISTER KEPENDUDUKANUrbanisasi menyebabkan peningkatan kepadatan penduduk perkotaan dan memunculkan berbagai eksternalitas negatif. Hal ini juga mendorong dekonsentrasi kegiatan ekonomi dan memunculkan pusat pekerjaan baru di pingiran kota. Oleh karena itu, diperlukan identifikasi struktur ruang perkotaan untuk penatagunaan lahan dan mengatasi masalah perkotaan. Tujuan dari penelitian ini, pertama melihat pola dan karakteristik komuter menurut jenis komuter. Kedua, mengetahui lokasi pusat pekerjaan. Ketiga, mengetahui struktur ruang perkotaan berdasarkan pola komuter. Metode penelitian yang digunakan adalah analisis deskriptif dengan menggunakan tabulasi silang, gambar, perhitungan Locally Weighted Regression, dan perhitungan Indeks Polisentrisitas. Sumber data yang digunakan adalah Listing Sensus Ekonomi 2016, Survei Komuter Bandung Raya tahun 2017 dengan unit analisis lima kabupaten/kota yang tercakup dalam metropolitan Cekungan Bandung. Hasil analisis menunjukkan bahwa pola komuter yang terbentuk adalah memusat dan komuter jenis 1 merupakan jenis komuter yang paling dominan. Persamaan karakteristik untuk setiap jenis komuter adalah didominasi laki-laki, berstatus kawin, menempati rumah milik sendiri, berusia 25-44 tahun, berpendidikan menegah, berpenghasilan rendah (< 3 juta), menggunakan transportasi pribadi, menempuh jarak pendek, menempuh waktu perjalanan 30-60 menit. Dari aspek fisik diidentifikasi enam kecamatan yang menjadi subpusat pekerjaan namun sebarannya belum merata, empat di Kota Bandung dan dua lainnya di wilayah suburban. Perhitungan indeks polisentrisitas menghasilkan nilai 0,028 yang mengindikasikan struktur ruang perkotaan yang masih cenderung monosentris secara fungsional. Keberadaan lokasi pusat pekerjaan yang cenderung berada di Kota Bandung menyebabkan aliran komuter bergerak menuju lokasi pusat tersebut. Dari perbandingan aspek fisik dan fungsional dapat disimpulkan bahwa struktur ruang perkotaan di kawasan metropolitan Cekungan Bandung masih cenderung monosentris/polisentris lemah.
Urbanization causes an increase in urban population density and causes many negative externalities. This also led to deconcentration of economic activity and the emergence of new job centers in the suburbs. Therefore, it is necessary to identify the structure of urban space to regulate land use and overcome urban problems. The purpose of this study, first to know patterns and characteristics from different types of commuters. Second, identify employment subcenter in Bandung Metropolitan Area. Third, knowing the urban spatial structure (monocentric or polycentric) of metropolitan area. The research method used is descriptive analysis with cross tabulation, graph, Locally Weighted Regression and General Functional Polycentricity Index. The data source used is Economic Census Listing in 2016, Bandung Commuter Survey in 2017. The unit analysis is five district/city in the Bandung Metropolitan Area. The analysis show that the commuting pattern formed is centralized and commuting tipe 1 still dominates.The similar characteristics for each type of commuter are dominated by male worker, married status, live in their own house, aged 25-44 years, completed middle or high school education, use private transportation, travel short distances, travel time 30-60 minutes. From the physical aspect, there are six employment sub-centers, but their distribution is not balance, four located in Bandung City and thw other two in suburb area. The polycentricity index is 0.028 which indicates that form functional aspect, urban spatial structure still tends to be monocentric. The majority of work center located in Bandung City so that the flow of commuters moves towards Bandung City. From the comparison of physical and functional aspects, it can be concluded that the urban spatial structure in the Bandung Metropolitan Area still tends to be monocentric/weak polycentric.
Kata Kunci : komuter, kepadatan pekerja, struktur ruang perkotaan