Sirkulasi Elit Politik Studi Kasus: Pemilihan Kepala Daerah di Kab Klaten Pasca Orde Baru
PERMATA ULFA A, Prof. Dr. Haryanto, M.A.
2022 | Tesis | MAGISTER POLITIK DAN PEMERINTAHANIntisari Penelitian ini membahas tentang sirkulasi elit politik dalam Pemilihan kepala daerah (Pilkada) di Kabupaten Klaten, Jawa Tengah. Pilkada di Kabupaten Klaten sudah diselenggarakan sebanyak empat (4) kali sejak tahun 2005. Partai Golkar dan PDI Perjuangan merupakan partai penguasa dalam Pilkada. Dalam empat (4) periode Pilkada yang sudah berlangsung, menghasilkan elit-elit yang hanya berputar pada posisi bupati maupun wakil bupati. Meskipun, diusung dengan partai yang berbeda. Elit-elit yang memenangkan Pilkada tetap elit dari ikatan keluarga yang sama. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana proses sirkulasi elit politik yang berlangsung di Pilkada. Dimulai dari tahapan-tahapan proses rekrutmen penjaringan hingga dampak Pilkada bagi keberlangsungan proses sirkulasi elit. Rekrtumen penjaringan bakal calon merupakan salah satu tahap penyeleksian bakal calon kandidat yang layak maju di Pilkada selanjutnya. Baik PDI Perjuangan dan Partai Golkar masing-masing memiliki mekanisme rekrutmen sesuai dengan AD/ART masing-masing. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Hasil temuan di lapangan menunjukkan bahwa perputaran kepemimpinan tidak hanya terjadi dalam ruang lingkup Pilkada saja. Dalam struktur internal partai yaitu di DPC pun hanya berputar pada sekelompok kecil orang yang memiliki akses yaitu elit yang memiliki hubungan kekeluargaan. Jabatan yang diperoleh di partai memudahkan calon kandidat untuk maju dan mendapatkan rekomendasi di Pilkada. Selama proses rekrutmen yang berlangsung dari beberapa periode khususnya rekrutmen yang dilakukan oleh PDI Perjuangan menghasilkan calon kandidat yang memiliki keterikatan dengan calon kandidat di pilkada sebelumnya. Jaringan kekuasaan yang dibangun elit-elit tersebut dimulai dari penguasaan struktur ketua DPC terlebih dahulu sehingga mendapat kemudahan dari rekomendasi DPP untuk maju di Pilkada. Meskipun kemenangan di Pilkada dimenangkan oleh dua (2) partai yang berbeda, elit-elit yang menduduki merupakan orang yang sama. Rekrutmen bakal calon yang diselenggarakan partai hanya bersifat formal dan elitis. Rekrutmen yang dijalankan berbasis pada ikatan kekeluargaan dan proses rekrutmen di internal partai pun ditentukan oleh elit tingkat pusat atau DPP. Elit tingkat pusat menjadi salah satu aktor penting dalam menentukan siapa yang akan maju. Kata Kunci: Sirkulasi elit, Elit, Rekrutmen, Pilkada, PDI Perjuangan, Jaringan kekeluargaan
Abstract This study discusses the circulation of the political elite in the Regional Head Election (Pilkada) in Klaten Regency, Central Java. Pilkada in Klaten Regency has been held four (4) times since 2005. The Golkar Party and the PDI-P are the ruling parties in the Pilkada. In the four (4) Pilkada periods that have taken place, the elites have only revolved around the position of regent and deputy regent. Although, carried by a different party. The elites who won the Pilkada are still elites from the same family. This study aims to determine how the process of circulating political elites takes place in the Pilkada. Starting from the stages of the recruitment and selection process and the impact of the Pilkada on the continuity of the elite circulation process. The selection process for prospective candidates is one of the stages of selecting candidates eligible to advance in the next regional elections. The PDI-P and the Golkar Party each have a recruitment mechanism following their respective AD/ART. The method used in this study is a qualitative descriptive research method with a case study approach. Findings in the field show that leadership turnover does not only occur within the scope of the Pilkada. The party's internal structure, namely in the DPC, only revolves around a small group of people who have access, namely the elite who have family relationships. Positions obtained in the party make it easier for prospective candidates to come forward and get recommendations in the Pilkada. During the recruitment process that lasted for several periods, mainly the recruitment carried out by the PDI-P produced candidates who had attachments to candidates in the previous regional elections. The power network built by these elites starts with mastering the structure of the chairman of the DPC first so that it gets more accessible from the recommendation of the DPP to run in the Pilkada. Although two (2) different parties won the victory in the Pilkada, the occupying elites were the same person. The party's recruitment of prospective candidates is only formal and elitist. Recruitment is based on kinship ties, and the internal party recruitment process is determined by the central level elite or DPP. The mid-level elite is one of the essential actors in deciding who will advance. Keywords: Elite Circulation, Elite, Recruitment, Pilkada, PDI-P, Family Network
Kata Kunci : Sirkulasi elit, Elit, Rekrutmen, Pilkada, PDI Perjuangan, Jaringan kekeluargaan