Analisis Penggunaan Lahan Berdasarkan Indeks Potensi Lahan dan Kesesuaiannya Terhadap RTRW (Studi Kasus : Kabupaten Wonosobo)

TIARA ANA NDOFAH, Dr. Eng. Ir. Purnama Budi Santosa, S.T., M.App.Sc., IPM.

2022 | Skripsi | S1 TEKNIK GEODESI

Seiring dengan petumbuhan penduduk, kebutuhan lahan untuk dijadikan sebagai lahan terbangun seperti kawasan permukiman, industri, perdagangan dan jasa, dll pun ikut bertambah. Oleh karena itu, banyak terjadi perubahan pemanfaatan lahan yang semula pertanian menjadi non-pertanian. Hal ini terjadi pula di Kabupaten Wonosobo, yang juga beberapa tahun terakhir terlihat melakukan pengembangan kawasan perdagangan serta pariwisata. Perubahan semacam ini tentu memerlukan kontrol terhadap penggunaan lahan agar tidak terjadi kerusakan atau menurunnya produktivitas lahan tersebut, yang nantinya akan berdampak pada kehidupan manusia. Hal inilah yang menyebabkan dibutuhkannya evaluasi terhadap penggunaan lahan. Adapun evaluasi terhadap penggunaan lahan dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan nilai Indeks Potensi Lahan (IPL) dan Rencana Pola Ruang Kabupaten Wonosobo. IPL menunjukkan nilai potensi sebuah lahan dilihat dari ciri fisik lahan yang bersangkutan. Parameter yang digunakan dalam penyusunan IPL adalah kemiringan lereng, jenis tanah, litologi atau batuan induk, produktivitas akuifer, dan kerawanan bencana (banjir, banjir bandang, dan tanah longsor). Penyusunan peta kemiringan lereng dalam penelitian ini menggunakan SRTM 30 m dan SRTM 90 m. Seluruh parameter tersebut disusun menggunakan metode Multi Criteria Overlay Analysis (MCA) yang memanfaatkan SIG sedangkan penyusunan peta tutupan lahan dilakukan dengan digitasi On Screen Citra SPOT6 Tahun 2021 dan SPOT7 tahun 2020, yang selanjutnya ditambah dengan data lapangan serta wawancara penduduk sekitar sehingga dapat disusun peta penggunaan lahannya. Hasil analisis menunjukkan bahwa terdapat lima kelas IPL di Kabupaten Wonosobo dengan luas kelas IPL sangat tinggi adalah 12.224,209 Ha (12,129%), kelas IPL tinggi adalah 30.317,934 Ha (30,082%), kelas IPL sedang adalah 47.129,223 Ha (46,763 %), kelas IPL rendah 10.787,906 Ha (10,704 %), dan IPL sangat rendah adalah 323,719 (0,321 %). Selain itu, hasil klasifikasi menunjukkan bahwa dari 20 kelas penggunaan lahan, presentase kebun campuran adalah sebesar 41,355%, ladang atau tegalan 17,236 %, dan sawah 12,401% dari keseluruhan luas administrasi. Jika dianalisis berdasarkan IPL-nya, maka penggunaan lahan di Kabupaten Wonosobo dapat dikatakan cukup sesuai dengan potensinya mengingat luas lahan IPL paling mendominasi adalah kelas IPL sedang dan tinggi yang mana secara keseluruhan penggunaan lahan yang mendominasi di kedua kelas IPL tersebut pun adalah lahan-lahan produktif yang meliputi lahan kebun campuran, ladang atau tegalan, sawah, dan hutan produksi terbatas. Kemudian, dari penggunaan lahan tahun 2021 tersebut, sebesar 71,774 % penggunaan lahan tahun 2021 sesuai 9,335 % tidak sesuai, dan 18,891 % belum sesuai dengan rencana pola ruang Kabupaten Wonosobo Tahun 2011-2031.

Along with population growth, the need for land to be used as built-up land such as residential areas, industry, trade and services, etc. also increases. Therefore, there are many changes in land use from agricultural to non-agricultural. This is also the case in Wonosobo Regency, which in recent years has been seen developing trade and tourism areas. This kind of change certainly requires control over land use so that there is no damage or decreased productivity of the land, which will have an impact on human life. This is what causes the need for an evaluation of land use. The evaluation of land use in this study was carried out using the value of the Land Potential Index (IPL) and the Wonosobo Regency Spatial Pattern Plan. IPL shows the potential value of a land seen from the physical characteristics of the land in question. The parameters used in the preparation of the IPL are the slope, soil type, lithology or source rock, aquifer productivity, and disaster vulnerability (floods, flash floods, and landslides). The preparation of the slope map in this study used SRTM 30 m and SRTM 90 m. All of these parameters were compiled using the Multi Criteria Overlay Analysis (MCA) method that utilizes GIS, while the preparation of land cover maps was carried out by digitizing On Screen Images of SPOT6 in 2021 and SPOT7 in 2020, which is then added with field data and interviews with local residents so that a map of land use can be drawn up. The results of the analysis show that there are five IPL classes in Wonosobo Regency with a very high IPL class area of 12,224,209 Ha (12.129%), high IPL class is 30,317,934 Ha (30,082%), medium IPL class is 47,129,223 Ha (46,763 Ha). %), low IPL class is 10,787,906 Ha (10,704%), and very low IPL is 323,719 (0.321%). In addition, the classification results show that of the 20 land use classes, the percentage of mixed gardens is 41.355%, fields or moorlands are 17.236%, and rice fields are 12.401% of the total administrative area. If analyzed based on its IPL, then the land use in Wonosobo Regency can be said to be quite in accordance with its potential considering that the most dominant IPL land area is the medium and high IPL class, where overall the dominant land use in both IPL classes is productive land. which includes mixed garden land, fields or moorlands, rice fields, and limited production forest. Then, from the land use in 2021, 71.774% of land use in 2021 is appropriate, 9.335% is not suitable, and 18.891% is not in accordance with the Wonosobo Regency spatial pattern plan for 2011-2031.

Kata Kunci : Indeks Potensi Lahan, Multi Criteria Overlay Analysis, SRTM, Rencana Pola Ruang Wilayah, Penggunaan Lahan, Digitasi On Screen