Laporkan Masalah

Gereja sel : Gereja atau sekte :: Faktor-faktor pendorong semangat sektarian gereja sel

BASKORO, Haryadi, Drs. Mulyadi, M.S

2003 | Tesis | S2 Antropologi

Dalam perspektif antropologi, gereja Kristen merupakan sebuah kelompok keagamaan yang di dalamnya orang-orang menganut sistem kepercayaan tertentu, dan melaksanakan upacara dengan emosi keagamaan. Dalam perkembangan agama Kristen saat ini, bermunculan di seluruh dunia gereja-gereja yang menamakan dirinya gereja sel. Berbeda dengan gereja-gereja Kristen yang konvensional, seluruh kegiatan keagamaan di dalam gereja sel dilakukan di dalam kelompok-kelompok kecil (kelompok sel). Gereja sel relatif lebih eksklusif, memisahkan diri dari dari kehidupan masyarakat, menekankan pengalaman dan emosi keagamaan, mengutamakan loyalitas dan komitmen anggota, serta berambisi untuk merekrut dan meregenerasi anggota-anggotanya. Gereja “GS” yang merupakan sebuah gereja sel di kota Yogyakarta yang paling pesat pertumbuhannya, juga memiliki karakteristik serupa. Melihat ciri-ciri di atas, menarik untuk dikaji apakah gereja sel itu merupakan sebuah agama atau sekte. Lebih lanjut perlu diselidiki faktor- faktor apa saja yang mendorong mereka memiliki semangat sektarian yang tinggi tersebut. Untuk itu dipakai perspektif dari Ernst Troelsch mengenai perbedaan agama dan sekte. Beberapa teori antropologi religi lainnya juga dugunakan untuk memahami faktor-faktor pendorong tersebut. Hasil penelitian atas gereja “GS” menunjukkan bahwa pada masa-masa awal pembentukannya, gereja ini merupakan sebuah sekte, terutama karena cirinya yang eksklusif, memisahkan diri, dan menekankan pengalaman supranatural. Namun dalam perkembangannya kemudian, mereka bertumbuh menjadi jenis sekte yang dirutinkan sebagai sebuah aktifitas aliran atau denominasi tertentu dari agama Kristen. Mereka sendiri enggan disebut sebagai sekte atau dianggap menyimpang. Namun demikian semangat sektarian (pola pikir dan perilaku sektarian) mereka tetaplah tinggi. Menurut penelitian, hal itu disebabkan adanya empat faktor utama. Pertama, adanya indoktrinasi yang intensif dengan berbagai metodenya, yang efektif merubah pola pikir seseorang menjadi sektarian. Kedua, adanya aktifitas dalam kelompok-kelompok sel yang menjadi wadah efektif bagi proses indoktrinasi, sosialisasi, dan enkulturasi ide- ide tentang semangat sektarian tersebut. Ketiga adalah faktor pengalaman keagamaan yang mendorong mereka meyakini ide-ide sektarian. Dan keempat adalah faktor masalah hidup yang diderita seseorang. Keempat faktor di atas saling berkaitan satu sama lain. Faktor indoktrinasi dan adanya kelompok sel sangat penting di dalam mendorong seseorang menjadi sektarian. Dua faktor ini akan mendorong seseorang yang menderita problem hidup untuk mengalami emosi keagamaan dan kemudian menjadi berpikiran sektarian. Pikiran sektarian itu kemudian mendorong seseorang berperilaku sektarian.

Based on an antrophological perspective, Christian churches are a religious group in which the people who join with it, follow a certain credense system, and do a ceremonial with a religious emotion. In the growth of Christianity nowadays, there are churches known as cell churches arouse all over the world. Those churches called cell churches because all the activities done in a little group and those are different with what the conventional churches do. Those churches are the religious groups that are strong in intern unity, family atmosphere, leadership, and commitment and loyalty for each member. They grow faster than Christian churches generally. This research explained cell churches as a culture. According to Clifford Geertz, the culture is a web of significance that becomes the model for human behavior. Cell churches are the religious ideas system, which demand their members’ behavior. This research objective is to find out the significance of those churches. Later, it observed how that culture has a power to manage the behavior of the member. Related to this, the research was conducted in a certain churches in Yogyakarta called “GS” The result of the churches “GS” observation showed that every characteristic of a church life was always root in a certain religious significance that are formed in a certain teachings. The religious significance about cell churches is too strict in managing their members’ religious behavior, because the significance is believed too sacral, and the leader of the churches is very aggressive in planting the culture through a process of communication. Nevertheless, the churches have a deep understanding in doing the teachings seriously, whereas in a practice level, a religious practice that is done seriously can be neither constructive nor destructive.

Kata Kunci : Gereja Sel, Sektarian Pengikut, cell church – sect – spirit of sectarian.


    Tidak tersedia file untuk ditampilkan ke publik.