Laporkan Masalah

The Variations of Address Form Applied by Young Families in Malang

QONITA CAMELIA A. M., Dr. Suhandano, M.A

2022 | Tesis | MAGISTER LINGUISTIK

Penelitian ini mengkaji variasi bentuk sapaan yang muncul pada domain keluarga-keluarga muda di Malang. Bertujuan untuk mengungkap bentuk-bentuk variasi dan faktor-faktor yang melatarbelakangi penggunaan bentuk-bentuk unik sapaan ayah, ibu, paman, bibi, kakek, dan nenek. Teori-teori yang membantu penelitian ini adalah bentuk sapaan, perkembangan Bahasa Indonesia yang berbicara tentang vernakular dan identitas etnis, kata pinjaman, bahasa baku, kemudian bahasa asing dan latar belakang pendidikan, kreativitas linguistik, paparan media dan bahasa prestise. Studi kasus kualitatif menjadi desain penelitian dari penelitian ini. Oleh karena itu, sumber data bergantung pada pengamatan dari dua belas leksikon bentuk sapaan orang tua, paman, bibi, dan kakek-nenek yang digunakan dalam keluarga mereka. Pembatasan usia menjadi pertimbangan untuk melihat bentuk sapaan yang baru dan unik, maka peneliti memutuskan untuk menunjuk partisipan hanya pada usia 25-33 tahun, tepatnya usia yang dihitung pada tahun 2021. Hasil penelitian ini menunjukkan munculnya leksikon bentuk sapaan orang tua, paman, bibi, dan kakek-nenek yang tidak dimodifikasi dan dimodifikasi dalam keluarga muda di Malang. Ayah, Papa, Aba, Baba, dan Yayah sebagai variasi sapaan ayah. Mama, Bunda, Umi, Umma, Bubu, Bubun, singkatan dari Bunda dengan nama ibu, dan Mima sebagai variasi sapaan ibu. Om, Momom, Pakpo, Onkel, dan Ayah dengan nama paman sebagai variasi sapaan paman. Tante, Ante, Tante, Onti, Mama dengan nama tante, singkatan Onti dengan nama tante, dan singkatan Bibi dengan nama tante sebagai variasi sapaan tante. Kakung, Mbah Kung, Kung, Akung, Abah, Aki, Popa, Epa, Kakek, Gepa, dan singkatan Kung dengan nama kakek sebagai variasi sapaan kakek. Uti, Titi, Nenek, Imi, Moma, Ema, dan Gema sebagai variasi sapaan nenek. Berdasarkan variasi tersebut ditemukan adanya pergeseran referen seperti penggunaan Ayah dengan referen bapak yang digunakan untuk merujuk paman. Penelitian ini juga mengungkap tujuh pola penggunaan bentuk sapaan yang tercermin di antara para peserta, dan perbandingan generasi pertama dan kedua dari para peserta. Penggandaan suku kata, seperti Baba dari Aba, beberapa di antaranya menambahkan vokal atau konsonan pada leksikon pertama atau terakhir, seperti Bubun dari Bunda. Pengurangan leksikon Mbah dari Mbah Kung menjadi Kung. Mengurangi konsonan atau vokal pertama atau terakhir, seperti Ante dari Tante. Menggabungkan dua bentuk sapaan menjadi bentuk baru, seperti Ema dari Eyang dan Mama. Menambahkan nama setelah bentuk sapaan, seperti Mama Puput. Menyingkat bentuk sapaan dan nama untuk menghasilkan bentuk baru, seperti Buna dari Bunda Nana. Menuliskan bentuk sapaan bahasa Inggris seperti pengucapan yang didengar oleh individu, seperti Onti dari Aunty. Terakhir, penelitian ini mengungkap faktor-faktor penggunaan yang terdiri dari ideology regionalitas, nasionalitas, globalitas, religius, babytalk, dan intimacy yang secara pasti menaikan nilai sebuah leksikon.

This study examines the variation of address form that arises on the family domain of young families in Malang. Aiming to unveil the forms of variations and the factors behind the use of unique forms of addressing father, mother, uncle, aunt, grandfather, and grandmother. The theories assisting this study are address form, Indonesian language development which talks about vernacular and ethnic identity, loanword, standard language, then foreign languages and educational background, linguistic creativity, media exposure and language prestige. The design of this study stands under the umbrella of qualitative case study. Therefore, the data source relies on observation of twelve participants lexicon of address parent, uncle, aunt, and grandparent used in their family. The age limitation becomes a consideration to see the new and unique address forms, then the researcher decided to point out the participants only at 25-33 years old, to be precise, the exact age is calculated in 2021. The result of this study shows the emergence of the unmodified and modified lexicon of address forms of parents, uncle, aunt, and grandparents in the Malangese young families. Ayah, Papa, Aba, Baba, and Yayah as variations of addressing father. Mama, Bunda, Umi, Umma, Bubu, Bubun, the abbreviation of Bunda with mother s name, and Mima as the variations of addressing mother. Om, Momom, Pakpo, Onkel, and Ayah with the uncle s name as the variations of addressing uncle. Tante, Ante, Aunty, Onti, Mama with the aunt s name, the abbreviation of Onti with aunt s name, and the abbreviation of Bibi with aunt s name as the variations of addressing aunt. Kakung, Mbah Kung, Kung, Akung, Abah, Aki, Popa, Epa, Grandpa, Gepa, and the abbreviation of Kung with grandfather s name as the variations of addressing grandfather. Uti, Titi, Nenek, Imi, Moma, Ema, and Gema as the variations of addressing grandmother. Based on the variations, the appearance of referent shift is discovered such as the usage of Ayah with father as referent used to refer to uncle. This study also uncovered seven patterns of address form usage which reflected among the participants, and the comparison of first and second generations of the participants. Reduplicating the syllables, such as Baba from Aba, some of them adding a vowel or a consonant in the first or last of the lexicon, such as Bubun. Reducing the lexicon Mbah is the form of Mbah Kung to Kung. Reducing the first or last consonant or vowel, such as Ante from Tante. Combining two address forms into a new form, such as Ema from Eyang and Mama. Adding a name after the address form, such as Mama Puput. Abbreviating the address form and name to generate a new form, such as Buna from Bunda Nana. Write down the English address form as the pronunciation heard by the individuals, such as Onti from Aunty. Lastly, this study unveiled the factors of the usage that comprise the ideology of regionality, nationality, globality, religious, babytalk, and intimacy which definitely push the value of a lexicon.

Kata Kunci : address forms, sociolinguistics, language prestige, language variation

  1. S2-2022-467095-abstract.pdf  
  2. S2-2022-467095-bibliography.pdf  
  3. S2-2022-467095-tableofcontent.pdf  
  4. S2-2022-467095-title.pdf