Laporkan Masalah

Kerawanan Pangan Lansia di Indonesia dan Faktor-Faktor yang Memengaruhinya

DWI PRASTIWI, Dr. Umi Listyaningsih, S.Si., M.Si.; Dr. Rika Harini, S.Si., M.P.

2022 | Tesis | MAGISTER KEPENDUDUKAN

Pangan menjadi kebutuhan dasar manusia. Seseorang yang tidak memiliki akses baik fisik, sosial, maupun ekonomi terhadap pangan yang cukup akan berisiko menimbulkan kerawanan pangan. Penuaan populasi menjadi salah satu faktor risiko yang membuat kerentanan meningkat dan menghalangi mereka untuk beraktivitas secara normal. Kerawanan pangan terutama di kalangan lansia merupakan masalah kompleks dan merupakan bentuk pengalaman berbeda yang disebabkan dari berbagai faktor yang memengaruhinya. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan tingkat kerawanan pangan lansia dan menganalisis faktor-faktor yang memengaruhi tingkat kerawanan pangan lansia di Indonesia. Penelitian ini menggunakan data sekunder dari Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) Maret tahun 2020. Pengukuran kerawanan pangan diukur dengan menggunakan skala kerawanan pangan/Food Insecurity Experience Scale (FIES) yang dikembangkan oleh FAO. Adapun metode penelitian yang digunakan, yaitu kuantitatif dengan analisis secara deskriptif dan inferensia dengan menggunakan analisis regresi logistik ordinal. Hasil penelitian menunjukkan bahwa masih terdapat 18,86 persen KRT lansia yang mengalami kerawanan pangan, dengan persentase masing-masing sebesar 12,83 persen mengalami kerawanan pangan ringan, 4,02 persen mengalami kerawanan pangan sedang, dan 2,01 persen mengalami kerawanan pangan parah. Sedangkan sisanya 81,14 persen KRT lansia berada dalam kondisi tidak mengalami kerawanan pangan. Tingkat kerawanan pangan pada lansia secara signifikan dipengaruhi oleh variabel umur KRT lansia, jenis kelamin KRT lansia, pendidikan KRT lansia, kondisi kesehatan KRT lansia, status pengaturan hidup KRT lansia, daerah tempat tinggal KRT lansia, status ekonomi KRT lansia, dan penerimaan bantuan pangan. Berdasarkan nilai odds ratio, variabel status ekonomi mempunyai pengaruh paling besar terhadap tingkat kerawanan pangan lansia di Indonesia.

Food is a basic human need. A person who does not have physical, social, or economic access to food which is quite at risk of causing food insecurity. Population aging is one of the risk factors that increases vulnerability and prevents them from doing normal activities. This study aims to describe the level of food insecurity in the elderly and analyze the factors that influence the level of food insecurity in the elderly in Indonesia. This study uses secondary data from the March 2020 National Socio-Economic Survey (Susenas). Food insecurity is measured using the Food Insecurity Experience Scale (FIES) developed by FAO. The research method used is quantitative with descriptive analysis and inferential using ordinal logistic regression analysis. The results showed that there were still 18.86 percent of elderly head of household who experienced food insecurity, with each percentage of 12.83 percent experiencing mild food insecurity, 4.02 percent experiencing moderate food insecurity, and 2.01 percent experiencing severe food insecurity. While the remaining 81.14 percent of elderly household heads are in a condition not experiencing food insecurity. The level of food insecurity in the elderly is significantly influenced by the variables of the age of the elderly head of household, the gender of the elderly head of household, education of the elderly household head, the health condition of the elderly household head, the status of living arrangements for the elderly household head, the area of residence of the elderly household head, the economic status of the elderly household head, and the receipt of food assistance. Based on the odds ratio, the variable of economic status has the greatest influence on the level of food insecurity in the elderly in Indonesia.

Kata Kunci : kerawanan pangan, lansia, food insecurity experience scale (FIES), akses, status ekonomi.