DIGITALISASI BIDANG TANAH KLUSTER 4 PADA SISTEM KOMPUTERISASI KANTOR PERTANAHAN (KKP) KABUPATEN BEKASI (Studi Kasus: Desa Karang Sentosa, Kecamatan Karang Bahagia, Kabupaten Bekasi)

SATRIA BOMA PRAKOSA, Muhammad Iqbal Taftazani, S.T., M.Eng

2022 | Tugas Akhir | D4 TEKNOLOGI SURVEI DAN PEMETAAN DASAR

Dalam rangka menuju era digitalisasi pendaftaran tanah, Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN) menciptakan sebuah layanan pertanahan yang efektif dan efisien yaitu Komputerisasi Kantor Pertanahan (KKP). Dalam fase transisi ke pelayanan digital timbul berbagai permasalahan. Salah satu permasalahan yang muncul yaitu sertipikat-sertipikat yang belum terunggah disistem KKP, dimana permasalahan tersebut terjadi pada sertipikat yang dikeluarkan pada tahun 80 dan 90-an. Bidang-bidang yang belum terunggah dalam sistem KKP tergolong dalam bidang kluster 4. Apabila tidak segera didigitalisasi dikhawatirkan dapat menimbulkan permasalah pertanahan seperti sengketa, sertipikat ganda, dan penyalahgunaan lahan. Proyek akhir ini bertujuan untuk mendigitalisasi bidang kluster 4 khususnya bidang kluster 4 yang ada di Desa Karang Sentosa. Penelitian ini mengambil studi kasus di Desa Karang Sentosa, Kecamatan Karang Bahagia, Kabupaten Bekasi. Dalam penelitian ini teknik pengumpulan data diambil dari arsip data nominatif bidang- bidang tanah yang termasuk dalam Kluster 4 (K4). Proses perbandingan setiap bidang tanah K4 menggunakan acuan data arsip SU (Surat Ukur) dan GU (Gambar Ukur) dari aspek posisi, bentuk, dan luas. Apabila data arsip SU (Surat Ukur) dan GU (Gambar Ukur) pada salah satu bidang tidak ada, maka perlu dilakukan pengukuran ulang dan pengecekan bidang di lapangan. Hasil identifikasi data bidang kluster 4,dari 152 bidang kluster 4, ada 94 bidang yang masih terdapat data arsip GU dan SU. Dari 94 bidang tanah tersebut, terdapat 81 bidang yang dapat diajukan validasi. Sedangkan untuk 13 bidang sisanya tidak dapat diajukan validasi, karena hasil analisi bidang terdapat beda bentuk dan luas terhadap data arsip SU dan GU, sehingga perlu dikeluarkan berita acara beda bentuk dan luas. Dari hasil pengukuran bidang k4, dari 58 bidang terdapat 23 bidang yang hasil ukur dilapangan berbeda luas terhadap sertipikat yang dimiliki oleh pemilik tanah, perlu dikeluarkan berita acara beda bentuk dan beda luas. Dari 23 bidang tersebut terdapat 7 bidang tanah yang tidak masuk toleransi beda luas, dimana toleransi beda luas sebesar 5% dari luas surat/sertipikat.

In order to reach the era of digitization land registration, the Ministry of Agrarian Affairs and Spatial Planning/National Land Agency (ATR/BPN) created an effective and efficient land service, namely Computerization of the Land Office (KKP). In the transition phase to digital services, various problems arise. One of the problems that arise is that certificates have not been uploaded to the KKP system, where this problem occurs in certificates issued in the 80s and 90s. Fields that have not been uploaded to the KKP system are classified as cluster 4. If they are not immediately digitized, it is feared that they can cause land problems such as disputes, multiple certificates, and land misuse. This final project aims to digitize cluster 4 fields, especially cluster 4 fields in Karang Sentosa Village. This research takes a case study in Karang Sentosa Village, Karang Bahagia Subdistrict, Bekasi Regency. In this study, data collection techniques were taken from the nominative data archive of land parcels included in Cluster 4 (K4). The analysis process for each K4 plot of land uses the SU (Surat Ukur) and GU (Ukur Ukur) archive data from the aspect of position, shape, and area. If there is no SU (Surat Ukur) and GU (Measurement Drawing) archive data in one of the fields, it is necessary to re-measure and check the fields in the field. The results of the identification of cluster 4 field data, from 152 cluster 4 fields, there are 94 fields that still have GU and SU archive data. Of the 94 plots of land, there are 81 parcels that can be submitted for validation. Meanwhile, for the remaining 13 fields, validation cannot be submitted, because the results of the field analysis have different shapes and areas of the SU and GU archive data, so it is necessary to issue minutes of different shapes and sizes. From the results of the measurement of the k4 field, from 58 fields, there are 23 fields whose measurements in the field differ in area from the certificates owned by the land owner, it is necessary to issue an official report of different shapes and different areas. Of the 23 plots, there are 7 parcels of land that do not enter into the tolerance for the wide difference, where the tolerance for the area difference is 5% of the letter/certificate area.

Kata Kunci : Pertanahan, bidang kluster 4, validasi