Laporkan Masalah

Perkembangan Industri Batik di Desa Gulurejo, Kecamatan Lendah, Kabupaten Kulonprogo (Studi Kasus Kelompok Usaha Bersama Batik Gulurejo)

LATHIFAH KURNIAWATI, Dr. Sri Rahayu Budiani, S.Si., M.Si.

2022 | Skripsi | S1 GEOGRAFI LINGKUNGAN

Industri batik di Desa Gulurejo merupakan salah satu industri batik yang sedang berkembang. Kegiatan industri ini sangat berperan dalam peningkatan perekonomian di wilayah setempat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik pengrajin pada Kelompok Usaha Bersama (KUBe) Batik, mengetahui kondisi kerajinan batik, mengetahui peran pemerintah dalam pengembangan industri, dan mengetahui strategi untuk mengembangkan industri batik pada Kelompok Usaha Bersama (KUBe) batik di Desa Gulurejo. Proses pengumpulan data pada penelitian ini melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah metode sensus. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat lima Kelompok Usaha Bersama (KUBe) Batik Gulurejo yang beranggotakan 48 orang dan seluruh anggotanya merupakan ibu rumah tangga. Data yang diperoleh kemudian dianalisis menggunakan teknik analisis deskriptif kualitatif dan dengan matriks SWOT untuk menentukan strategi agar industri batik tersebut bisa berkembang dan tetap terjaga keberlangsungannya. Hasil penelitian ini menunjukkan (1) pendidikan tertinggi pengrajin adalah SMA, dan sebagian besar beralamat di Dusun Mendiro. Hampir seluruh pengrajin KUBe memulai usahanya pada tahun 2016, yaitu pada saat dibentuknya KUBe Batik. (2) Produksi utama pengrajin berupa kain batik, dan produksi tambahannya berupa aksesoris, bros, dan taplak meja. Bahan baku yang digunakan berupa kain mori sedangkan alat yang digunakan berupa canting, cap, dan kuas. Pemasaran produk dilakukan di lingkungan sekitar, secara online, dan juga berdasarkan pesanan. (3) KUBe dibuat oleh pemerintah dengan pemberian modal dari Dinas Sosial D.I.Yogyakarta. Pemerintah juga mengadakan pelatihan untuk mengembangkan kemampuan pengrajin. Penempatan KUBe di Kawasan Desa Wisata Batik Gulurejo dan adanya kebijakan Bela-Beli Kulonprogo sangat menguntungkan bagi para pengrajin. (4) Hambatan terdiri dari faktor internal dan eksternal yang dapat mempengaruhi perkembangan industri, sedangkan peluang kesuksesan industri batik di Desa Gulurejo sangat cerah sebagai produk batik unggulan Kabupaten Kulonprogo.

Batik industry in Gulurejo is one of the developing batik industries. This industrial activity have a very important role due to improve the local economy. This research aims to determine the characteristics of the craftsmen in the Kelompok Usaha Bersama (KUBe) Batik Gulurejo, to identify the condition of batik industry, to know what government does in developing the industry, and determine the strategy for developing the batik industry. Data collection techniques were done through observation, interview and documentation. The method used in collecting the data was by census. The findings of the research showed that there were 5 Kelompok Usaha Bersama (KUBe) Batik Gulurejo that consist of 48 people, all of them are housewives. The data was then analyzed by using descriptive qualitative technique with SWOT matrix to determine the strategy for the batik industry in order to keep developing and continuing. The result of this research shows (1) the highest craftsmen s education level was Senior High School, and most of them lived in Mendiro. Almost all of KUBe s craftsmen started the business in 2016 when KUBe Batik first established. (2) The main product was batik fabric meanwhile the additional products were accessories, brooch and tablecloth. The main material used was mori fabric, the tools used were canting, copper stamp, and brush. The batik were then sold in the surrounding area, online, and to those who had ordered before. (3) KUBe was established by the government with financial capital supported by Social Affairs department Yogyakarta Special Region. The government also conducted a training to develop the craftsmen s skill. The placement of KUBe in Batik Tourism Village in Gulurejo and the policy of Bela-Beli Kulonprogo were really beneficial for the craftsmen. (4) The obstacles consist of internal and external factors that can affect the development of the industry, while the opportunity to success is very high as a superior batik product in Kulonprogo Regency.

Kata Kunci : Perkembangan Industri, Keberlangsungan Industri, KUBe Batik, Gulurejo, Kulonprogo, Analisis SWOT

  1. S1-2022-385617-abstract.pdf  
  2. S1-2022-385617-bibliography.pdf  
  3. S1-2022-385617-tableofcontent.pdf  
  4. S1-2022-385617-title.pdf