Distribusi Spasial Indeks Capaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan Di Indonesia

MUHAMAD ROSYID P, Dr. Lutfi Mutaali, S.Si., M.T

2022 | Skripsi | S1 PEMBANGUNAN WILAYAH

Kondisi Capaian TPB/SDGs Indonesia pada tahun 2019 berada di urutan 101 dari Dari 166 negara di dunia, dan peringkat 6 dari 9 negara di ASEAN. Melihat data tersebut maka posisi Indonesia masih terbilang cukup tertinggal dibandingkan negara-negara tetangganya. Oleh karena itu proses percepatan pencapaian TPB/SDGs di Indonesia harus terus dilakukan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana karakter/profil capaian TPB/SDGs di Indonesia beserta pola dan sebaran spasialnya sebagai pertimbangan dalam merumuskan suatu arahan percepatan pencapaian TPB/SDGs di Indonesia. Penelitian ini menggunakan data sekunder berupa data Indeks TPB/SDGs Indonesia tahun 2019. Profil capaian TPB/SDGs Indonesia diketahui melalui analisis deskriptif kuantitatif pada data Indeks TPB/SDGs, disertai dengan analisis spesialisasi menggunakan LQ, dan analisis keterkaitan menggunakan Korelasi Pearson. Kemudian untuk mengetahui pola spasial sebaran capaian TPB/SDGs Indonesia dilakukan analisis autokorelasi spasial menggunakan Indeks Global Moran�I, Moran�s Scatterplot, dan Local Indicator of Spatial Autocorrelation (LISA). Adapun arahan percepatan pencapaian SDGs dianalisis secara deskriptif kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan Provinsi Bali sebagai pemilik indeks capaian tertinggi sebesar 77,40. Sementara Provinsi Papua menjadi provinsi terendah dengan skor indeks 22,30. Dari empat pilar pembangunan yang ada, Provinsi Papua diketahui menduduki peringkat terendah pada tiga pilar yaitu pilar sosial, lingkungan, dan pilar hukum & tata kelola, sementara pada pilar ekonomi skor terendah terdapat pada Provinsi Maluku. Hasil analisis spesialisasi menunjukkan bahwa Tujuan ke-10 merupakan tujuan yang paling diunggulkan karena sebaran capaian Tujuan ke-10 yang memiliki kriteria LQ>1 berada di 28 provinsi. Hasil analisis keterkaitan antar tujuan TPB/SDGs menunjukkan hampir semua tujuan TPB/SDGs memiliki hubungan yang positif namun dengan kekuatan hubungan yang bervariasi. Analisis autokorelasi spasial menunjukkan terjadinya pola spasial yang mengelompok kecuali pada Pilar Pembangunan Lingkungan yang membentuk pola acak. Secara lokal, hubungan autokorelasi spasial hanya terjadi pada beberapaprovinsi saja. Perumusan arahan percepatan TPB/SDGs menunjukkan bahwa pada kelas capaian rendah cenderung memiliki lebih banyak permasalahan dibandingkan kelas capaian tinggi.

Indonesia's Sustainable Development Goals (SDGs) achievement in 2019 was ranked at 101 of 166 countries in the world, and ranked at 6th out of 9 countries in ASEAN. Based on these data, Indonesia's position is still quite left behind its neighboring countries. Therefore, the process to accelerate the achievement of SDGs in Indonesia has to be done continuously. This study aims to find out the character/profile of SDG's achievements in Indonesia along with their spatial patterns and distributions to be the consideration in formulating a direction for accelerating the achievement of SDG's in Indonesia. This study uses secondary data of Indonesia's SDGs data Index in 2019. The profile of Indonesia's SDG's achievement is known through the quantitative descriptive analysis of the SDG's Index data, accompanied by specialization analysis using LQ, and linkage analysis using Pearson Correlation. Then to find the spatial pattern of the distribution of Indonesia's SDG's achievements with spatial autocorrelation analysis by using the Global Moran'I Index, Moran's Scatterplot, and Local Indicator of Spatial Autocorrelation (LISA). The directions for accelerating the achievement of the SDGs analyzed descriptively qualitatively. Results showed that the Province of Bali has the highest achievement index of 77.40. Meanwhile, Papua Province became the lowest province with an index score of 22.30. From the four existing development pillars, Papua Province is known to have the lowest rank on three pillars, namely the social, environmental, and legal & governance pillars, , while on the economic pillar the lowest score is in Maluku Province. The results of the specialization analysis show that Goal number 10 is the most favored goal because the distribution of the achievement of Goal number 10 has LQ>1 criteria is in 28 provinces. The results of the analysis of interrelationships between the goals of the SDGs show that almost all the goals of the SDGs have a positive relationship but the strength of the relationship varies. Spatial autocorrelation analysis shows the occurrence of clustered spatial patterns except for the Environmental Development Pillar which forms a random pattern. Locally, spatial autocorrelation only occurs in a few provinces. The formulation of the direction for accelerating SDGs shows that the low achievement class tends to have more problems than the high achievement class, so the directions formulated for the low achievement class would be more complex.

Kata Kunci : Indeks TPB/SDGs, pola sebaran spasial, autokorelasi spasial, percepatan pencapaian SDGs