Laporkan Masalah

Perdagangan di Kota Palembang dan Dinamika Sosial-Politik 1945-1950

HELEN SUSANTI, Dr. Agus Suwignyo, M.A.

2022 | Tesis | MAGISTER SEJARAH

Penelitian ini mengkaji tentang perdagangan sehari-hari di Kota Palembang dan dinamika sosial-politik pada masa revolusi dalam konteks perdagangan 1945-1950. Beberapa kajian tentang masa revolusi di Palembang hingga saat ini masih terfokus pada kejadian Perang Lima Hari Lima Malam 1-5 Januari 1947. Padahal, terdapat begitu banyak tema menarik lainnya yang belum dikaji secara spesifik, seperti ekonomi-perdagangan sehari-hari dan keadaan sosial-politik yang mempengaruhi aktivitas perdagangan itu. Penelitian ini bermaksud menunjukkan bagaimana situasi perdagangan sehari-hari dan kondisi sosial-politik masyarakat Palembang yang terdiri dari berbagai kelompok etnis di tengah pergolakan tahun 1945-1950 dengan menjadikan perubahan rezim 1945, Perang Lima Hari Lima Malam 1 s.d. 5 Januari 1947 dan penetapan Palembang sebagai Ibukota negara Sumatra selatan 1948-1950 sebagai background utama untuk mengungkapkannya. Dengan menggunakan metode sejarah untuk menganalisis berbagai sumber yang telah ditemukan, hasil penelitian menunjukkan bahwa perubahan rezim tahun 1945 menyebabkan adanya perubahan orientasi sikap dagang berbagai kelompok etnis karena tidak ada lagi sistem kelas sosial. Selain itu, adanya upaya Belanda untuk menguasai Palembang melalui Perang Lima Hari Lima Malam dan penerapan sistem federal, menyebabkan dualisme peraturan dagang yang melibatkan Republik Indonesia dan Belanda, meliputi: Peraturan harga barang, peraturan ekspor-impor, dan alat tukar yang digunakan dalam proses transaksi. Selain itu terdapat perebutan penguasaan atas infrastruktur-infrastruktur perdagangan di Palembang. Hal itu juga menyebabkan perubahan pola dagang dan konstelasi dagang kelompok etnis di Palembang. Perubahan konstelasi pelaku perdagangan berdasarkan kelompok etnis Pribumi, Arab, Tionghoa, India, dan Eropa (khususnya Belanda) meliputi perubahan pola distribusi berbagai komoditas (akibat Blokade Belanda), perubahan sikap orientasi dagang (tidak diterapkannya sistem kelas sosial), dan perubahan keadaan akibat revolusi yang menyebabkan pedagang dari berbagai kelompok etnis harus berjuang di tengah situasi perang revolusi. Berdasarkan temuan-temuan penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa aktivitas perdagangan di Palembang pada tahun 1945-1950 dipengaruhi oleh gejolak sosial-politik.

This study discusses about day-to-day trade in Palembang City and the socio-political dynamics during the revolution in the context of trade in 1945-1950. A mount of studies on the revolutionary period in Palembang so far still concentrate on the incident "Lima Hari Lima Malam War of 1st to 5th January 1947." There are many other interesting themes that have not been studied specifically, such as the day-to-day trade economics and socio-political conditions that affect the trading activity itself. The purpose of this study is to show how the day-to-day trade situation and socio-political conditions of the population of Palembang are made up of different ethnic groups among the upheavals of 1945-1950 was the regime change of 1945, Lima Hari Lima Malam War of 1st to 5th January 1947 and the stipulation of Palembang as the capital city of South Sumatra from 1948 to 1950 as the main background to reveal it. By using the historical method to analyze the different various sources that were found, the results of the study show that the regime changed in 1945 brought about a change in the trade attitude orientation of various ethnic groups because there is no longer applied social class system. In addition, the Dutch attempt to control Palembang through the "Lima Hari Lima Malam War" and the application of the federal system led to a dualism of trade regulations involving the Republic of Indonesia and the Dutch, the regulation of commodity prices, the regulation of exports-imports, and the means of exchange employed in the transaction process. In addition, there is a struggle for control over trade infrastructures in Palembang. It has also brought about changes in trade patterns and trade constellations for ethnic groups in Palembang. The changing constellation of trade actors based on ethnic groups of Pribumi, Arabs, Chinese, Indians and Europeans (mostly the Dutch) include changes in the pattern of distribution of commodities (as a result of the Dutch blockade), changes in trade orientation attitudes (there is no longer social class system), and changes in circumstances of the revolution brought traders from different ethnic groups to fight in a revolutionary war situation. According to the research, it can be concluded that the day-to-day trade in Palembang in 1945-1950 was influenced by social-political unrest.

Kata Kunci : Palembang, Perdagangan, Kelompok Etnis, Revolusi.

  1. S2-2022-453174-abstract.pdf  
  2. S2-2022-453174-bibliography.pdf  
  3. S2-2022-453174-tableofcontent.pdf  
  4. S2-2022-453174-title.pdf